Malam dihari Sabtu ini nampaknya terlihat biasa saja Dimata gadis beretina coklat itu . Malam ini seperti malam malam yang lalu. Hampa. Kepergian dari seseorang yang paling ia cintai membuatnya tak mempunyai arah dalam melangkah . Ia , Nara, seorang gadis yang dulunya ceria bisa berubah karena cinta. Itu lah cinta bisa mengubah segalanya.cinta pula bisa membuat orang menjadi buta, buta dengan semua yang ada termasuk masalah dunia.
Hembusan angin kencang membuat rambut yang tergerai panjang berterbangan tak tentu arah. Suasana ini lah yang paling ia suka . Rintikan demi rintikan pun mulai berjatuhan , kilatan kilatan dari langit pun semakin berhamburan .
"Ah hujan...."
Tangannya terulur ,menikmati setiap inci dari guyuran air hujan. Aroma petrikor tercium segar di indranya.Teringat semua kenangan manisnya dikala hujan ,seketika tercetak sebuah senyum diwajah orientalnya lalu kemudian kembali seperti semula. Datar itu saja.
Ditarik tangannya dari guyuran air hujan dan memulai mengambil buku diary pink diatas meja. Ia kembali menuliskan sebuah kata , kata yang ia tunjukkan pada semua memori indahnya . Hanya ini saja yang dapat ia lakukan selama beberapa bulan terakhir . Menulis sebuah prosa menjadi hobi terbarunya.
Hujan
Dan alasan kedua hujan turun ke bumi adalah untuk menghembuskan rasa rindu dihati para manusia
√π√π
Bel istirahat telah berbunyi sejak 10 menit yang lalu ,tetapi ia enggan untuk beranjak dari tempat duduknya. Tangannya dengan lihai menggeser geser layar benda pipih berwarna putih itu. Bibirnya terangkat sedikit.yah hanya sedikit saja.
"Arga"
Nama itu lagilah yang ia selalu sebutkan. Sejak tak ada kabar beberapa minggu lalu yang entah kemana , hidupnya seakan kosong.
"Lo dimana?gue rindu"
Air mata kembali membasahi wajah putihnya itu. Hampir setiap hari ia menangis bahkan dapat terlihat jelas guratan hitam dibawah matanya.
Sreekkk...
Suara decitan antara lantai dengan kursi pun terdengar keras Menyadarkan lamunannya"Ini buat Lo" ucapnya sambil menyodorkan semangkuk mie ayam .
Sontak Nara langsung menghapus air matanya dan mendongak ke arah suara tersebut.
"Arga?"ucapnya dengan suara yang sedikit serak akibat menangis tadi .
"Arga?"
"Arga? Hello!!! Ini gue Nara , Sarah "mulutnya yang sedikit mengerucut sambil kedua tangannya disilangkan didepan dada "mending Lo lupain dia!!" Lanjutnya sambil lebij mendekatkan diri kearah Nara.
Nara hanya bisa termenung dalam khayalannya saja saat ini
"Iya gue tau ini pasti susah banget buat Lo , tapi mending Lo lupain deh si Arga " nampak ia masih menggantungkan kalimatnya " hidup bukan hanya tentang cinta ataupun tentang Arga . Lo juga punya kehidupan sendiri , gunain Waku Lo sebaik mungkin . Tunjukin ke dia bahwa Lo bisa tanpa ada dirinya .
Tak ada jawaban dari Nara, mungkin ia masih tak berani untuk berkata tentang Arga , atau mungkin ia tak berani karena takut salah bicara .
"Lo tiap hari nangis tiap hari mikirin dia . Apa gak capek Lo!!? Gue aja liat Lo jadi capek sendiri tau gak . Lo mikirin dia belum tentu juga dia mikirin Lo"
Merasa tak ada respon dari sahabatnya ia pun merasa kesal "susah yah bicara sama Lo . Cinta boleh bodoh jangan"
"Makan mie ayamnya , gue pergi dulu"Gadis tomboy yang bernama Sarah itupun melangkahkan kakinya keluar kelas. Entah kemana tujuannya ,ia hanya kesal dengan sikap sahabatnya yang kelewat batas menurutnya .
Ah Nara , kenapa kau masih menyimpan rasa?kalau sudah pergi lepaskan saja ,kau hanya menambah beban derita .
Itulah manusia , mencintai yang tak semestinya . Cintailah dengan sewajarnya jangan kau melebih lebihkannya. Ingat!!! Dia yang paling mencinta ia pula yang akan paling melara. Kau juga yang akan paling merasa terluka dan patah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldinara
Teen FictionSebenarnya dalam diriku tak pernah terbesit untuk bersahabat dengannya . Bukan karena diriku yang introvet atau apa ,tapi Aldi itu beda dari yang lainya . Suatu kejadian membuatku lebih dekat dengannya , Bahakan ia selalu ada sebagai penyelesai mas...