Selepas sepulang sekolah , ia langsung menuju ke sebuah cafe yang baru baru ini menjadi tempat favoritnya . Sebuah cafe yang desainnya paling menarik diantara cafe - cafe yang pernah ia kunjungi di daerah Jakarta . Pasalnya di cafe ini menyediakan berbagai jenis novel yang tersusun rapi pada rak rak didinding sehingga para pelanggan dapat membaca sambil menikmati makanan yang ada , tak lupa pula ada milk shake coklat kesukaannya.
Ia duduk di meja nomor 2 yang berada di sebelah kaca . Ini adalah meja kesukaannya . Entah mengapa ia selalu berada di sana saat hatinya terluka .
Saat ini ia sedang bergelut bersama laptop putihnya . Tangannya dengan lihai menari nari diatas papan keyboard yang ada tak lupa pula dengan milk shake coklat disampingnya .
Ia menuliskan sebuah prosa yang pernah ia baca pada salah satu akun Instagram miliknya .
"Karenamu aku mengerti
Beberapa cinta
Hanya ilusi sementaraBeberapa cinta hanya
Begitu penuh jenaka
Tanpa ada korelasi
Antara dua manusia .Beberapa cinta hanya
Lewat seperti kereta
Tanpa kata ,dengan luka.Beberapa cinta hanya...
Hanya terlalu sempurna
Untuk hati yang penuh cedela"
-Anna AzzahraSetelah menulis kata kata indah pada layar laptop nya ia memandang keluar jendela . Dahinya sedikit ia kerutkan .pandangannya lurus ke depan melihat sesosok orang yang ia tunggu selama beberapa bulan lalu . Yah dia Arga .
"Arga ?"
Ucapnya lirih sambil menerjap nerjapkan matanya beberapa kali . Raut wajahnya masih terlihat syok dan tak mempercayainya."Tidak tidak , itu memang Arga " ia langsung membersihkan semua barangnya dan mencoba mengejar kekasihnya.
"Argaaaaa!!!!" Teriaknya sambil berlari menuju Arga .
Lelaki berhodie abu abu itu sontak menoleh ke sumber suara. Ia sedikit terkejut dengan kedatangan wanita yang ia hindari selama tiga bulan lamanya muncul secara tiba tiba . Lelaki itu nampak tak perduli dengan teriakan demi teriakan yang kekasihnya lontarkan . Ia menyuruh wanita yang berada disampingnya untuk segera masuk kedalam mobil merah miliknya yang kemudian disusul kembali olehnya.
Ia menancapkan gas mobilnya dan berjalan menyusuri kota dengan cepat tanpa memperdulikan perasaan Nara , kekasihnya yang terluka karenanya.
Beberapa pertanyaan muncul dalam fikiran Nara . Siapa wanita disampingnya? Apakah dia kekasih barunya?bahkan Arga tak pernah berkata akan berpisah . Mengapa pula ia menghindar ?apakah tak ada rasa rindu sedikitpun untukku?
Tubuhnya serasa lemas seketika , wajah ceria dan senyum merekahnya hilang entah kemana. Kakinya tak dapat kembali menopang tubuhnya . Hatinya terluka ,perasaannya lara dan cintanya hancur seketika. Ia rindu , rindu akan masa lalu bersama Arga , ia rindu , rindu akan kehangatan yang pernah ia dapatkan bersama Arga . Ah Arga kenapa kau menghindar darinya?
√π√π
Semalam selepas kejadian bertemunya dengan sosok lelaki tercinta , ia langsung menceritakan semua kepada Nayla -sahabatnya- tapi entah mengapa Nayla tak pernah menggubris ucapannya . Ia selalu berkata bahwa ia sedang ada urusan dan tidak bisa diganggu oleh siapa saja.
Ia bingung harus membagi cerita dengan siapa lagi. Ia tak mungkin akan bercerita dengan Sarah karena Sarah lah orang pertama yang menyarankan agar mengakhiri masalah asmaranya.
Pagi ini , hidupnya seakan tak lagi punya arah . Hidupnya bagai angin yang terus berhilir entah kemana . Bahkan saat ini ia terlambat menuju sekolah. Mengapa ini?bahkan seumur hidupnya ia tak pernah melanggar semua aturan yang ada .
07.15 WIB
Angka itulah yang tertera pada arloji putih ditangannya . Lima belas menit sudah ia terlambat ke sekolah. Kali ini ,ia berada di depan pintu gerbang sekolah . Tatapannya kosong , tak bernyawa . Fikiranya menghilang entah kemana. Tiba- tiba kedatangan seorang membuyarkan lamunannya ."Telat?" Kata kata pembuka itulah yang diucapkan pria disampingnya. Hanna memalingkan wajahnya dan beralih menatap pria itu biasa saja , tanpa ekspresi atau sederhananya tak bermakna.pria itu menggunakan seragam sama persis seperti miliknya , hanya penampilannya saja yang berbeda . Berantakan . Itulah hal pertama yang ia pikirkan. Ia hanya menganggukkan kepalanya tanpa bicara sepatah kata . Ia malas jika berlama lama berada disamping pria yang sedang menyalaka pemantik untuk rokoknya . Ia paling tidak menyukai pria yang tak taat aturan seperti ini saja. Diputar bola matanya jengah dan kembali menatap pintu gerbang didepannya
"Mau masuk?" Ucapnya kembali . Dan sama seperti yang pertama , Nara hanya mengangguk anggukkan kepalanya.
"Yakin lewat sini?" Telunjuknya menuju kearah gerbang sekolah
"Hmmm" jawabnya datar
"Lo mau masuk BK?" Mendengar kata BK , mata Nara membulat sempurna . Bagaimana tidak , seumur hidup ia tak pernah berani berurusan dengan namanya BK .
Ia menggelengkan kepalanya tanda bahwa dirinya telah sadar dari imajinasinya belaka "no ...no...no , gue masih waras kale"
Tanpa ba-bi-bu lagi , si pria langsung menarik tangannya menuju gerbang belakang sekolah . Nara hanya bisa terkejut bukan main , tangannya yang biasanya tak pernah disentuh pria manapun -kecuali Arga dan kakaknya - kini digandeng oleh orang asing yang entah bernama siapa .
Kini mereka berada tepat digerbang belakang sekolah . Tangan laki laki itu mengambil dua bungkus rokok disakunya dan memberikan kepada penjaga kantin sekolah . Setelah negosiasi selesai , sang pria menyuruhnya masuk dan pergi meninggalkan dirinya tanpa bicara .
Nara tak berbicara , ia menatap punggung pria yang pergi jauh meninggalkannya. Dalam fikirannya sekarang menyimpulkan bahwa pria tersebut sudah terbiasa dalam hal melanggar aturan . Sungguh hal yang paling ia benci.
Ia benci pelanggar seperti pria tersebut.hah....lalu apa kabar dirinya yang sekarang telah melanggar peraturan sekolah? Dengan datang terlambat bukankah itu juga sama halnya dengan para pelanggar lain?

KAMU SEDANG MEMBACA
Aldinara
Roman pour AdolescentsSebenarnya dalam diriku tak pernah terbesit untuk bersahabat dengannya . Bukan karena diriku yang introvet atau apa ,tapi Aldi itu beda dari yang lainya . Suatu kejadian membuatku lebih dekat dengannya , Bahakan ia selalu ada sebagai penyelesai mas...