"I can't take your teasing anymore.
When are you gonna stop burning me up?
I want to have a sweet love too.
Stupid cupid wake up."―Red Velvet - Stupid Cupid.
Jam sudah menunjukkan pukul lima sore ketika Yeri datang dari sekolah.Hal pertama yang dilakukannya begitu dia pulang dan sampai ke rumah adalah menjatuhkan tubuhnya ke kasur ukuran sedang itu. Hari ini terasa penat dari hari-hari sebelumnya. Rapat, les tambahan untuk persiapan ujian akhir, serta tugas yang bukannya berkurang malah makin banyak tiap harinya. Mengeluh sudah terlalu sering ia lakukan sampai rasanya membosankan.
Yeri menatap langit-langit kamar, pikirannya langsung terbang kesana kemari.
Kalau bisa, Yeri ingin punya kehidupan yang normal tanpa dibayangi rasa takut dan cemas. Sejujurnya, melihat apa yang terjadi di dalam mimpinya menjadi nyata tidak selalu menyenangkan. Dia selalu takut untuk tidur, memaksakan diri untuk selalu terjaga yang menyebabkan adanya lingkaran hitam di bawah matanya. Sering juga Yeri ketiduran, tapi tak lama kemudian ia tiba-tiba terbangun dengan nafas tersengal dan kepala yang pusing.
Yeri menepuk-nepuk bantalnya, memutuskan untuk mengambil posisi tidur. Memeluk bantal guling yang ada di sebelah kiri, gadis itu berusaha memasuki alam bawah sadarnya.
"YERINA!"
Yeri kembali membuka mata. Tadi dia menangkap suara teriakan seseorang yang memanggil namanya. Merasa kenal dengan suara itu, ia memaksakan kakinya untuk beranjak ke jendela kamar meski jantungnya berdetak kencang. Disibaknya gorden itu, manik cokelatnya mencari seseorang yang barusan berteriak. Mungkin faktor malam hari ditambah hujan deras yang membuat dunia luar semakin gelap, karena Yeri tidak menemukan apapun disana.
Cewek itu baru saja hendak melangkahkan kakinya kembali menuju tempat tidur, namun tiba-tiba maniknya menangkap sesuatu. Di sebuah pohon besar di kediaman keluarganya, sesosok siluet tengah berdiri menghadapinya. Siluet itu adalah siluet yang sama seperti yang Yeri lihat hampir setiap malam. Bahkan siluet yang dilihatnya kini memiliki pose yang sama; memegang objek di sampingnya. Juvano?
Yeri dengan cepat mengerjapkan mata. Tak lama setelahnya, ia kembali menatap pohon besar itu. Tidak ada apa-apa di sana. Tidak ada siluet yang memegangi batang pohon. Yeri kembali mengerjapkan mata, kemudian menatap pohon. Hasilnya masih sama, tidak ada siluet.
Yeri ingin melakukan yang sama terus menerus tapi niatnya itu terpaksa ia kubur lantaran tubuhnya yang kelewat lelah minta istirahat. Kasur itu terlalu memikatnya, sehingga gadis itu memutuskan untuk melanjutkan kegiatan tidurnya yang sempat tertunda.
"Duh... gue salah liat kali...."
Sayangnya setelah lima belas menit, Yeri tak kunjung tidur. Tubuhnya memang lelah, tapi matanya tidak mau terpejam. Ia sudah mencoba berbagai gaya tidur tapi hasilnya nihil. Bukannya mengantuk dan membuat matanya mau berkompromi, seprai kasurnya malah jadi berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daydream [New Version]
Novela Juvenil❝ Kisah yang belum selesai, melahirkan kembali sebuah ikatan baru dengan delusi sebagai penghubung. Mimpi aneh Yeri tentang hal yang tak ia kenali, Semuanya berawal dari sana. ❞ ˗ ˏ ˋ ft 99-00 liners ˎ ˊ ˗ warn; semi-baku, local name by akun...