IV

3 1 0
                                    


Aku berjalan menuju kelasku dengan muka yang masam, mengapa? Karena lelaki yang tadi diatap itu terus mengikutiku, bahkan aku tak dapat makan siang.

" riana, tungguin! Kenapa sih kamu cuek banget. Aku hanya ingin berterima kasih kepadamu" ujar lelaki itu sambil menarik- narik lengan bajuku.

"sudah berapa kali kamu mengucapkan terima kasih, aku sudah tidak sanggup lagi mendengarnya. Sebaiknya kamu kembali ke kelasmu saja. Aku ada urusan yang harus dikerjakan. Dan jangan ikuti aku lagi!" dengan tegas aku mengatakannya, lalu akupun meninggalkannya dan melangkah dengan cepat agar dia tidak mengikutiku lagi.

Tahu tidak mengapa lelaki tadi sibuk mengikutiku? Aku akan menceritakan kejadian yang tadi.

20 menit yang lalu.

Aku terkejut dengan apa yang terjadi dengan mukanya. Mukanya cukup hancur. Dengan mata yang sebelah bewarna aku dan bibir agak koyak hingga mengeluarkan darah, dan lebih terkejutnya lagi muka lelaki itu penuh dengan air. Sepertinya, dia menangis dan membanjiri mukanya dengan air mata.

"hei! Kamu kenapa? Ada apa dengan mukamu itu" tanyaku

Dia hanya menggelengkan kepalanya saja.

"katakan padaku! Jika tidak, aku akan menghancurkan mukamu lebih parah lagi" ancamku

"tadi, aku dimalak sama abang kelas XII, padahal aku sudah memberi semua uangku yang ada didalam dompet, tapi mereka tidak puas hingga memukulku" ujar lelaki itu

Setelah menceritakan itu, lelaki itu malah menangis tersedu-sedu. Oh ya tuhan!

Dengan terpaksa akupun menariknya dan menyuruh lelaki itu menunjukkan yang mana orang yang sudah membuat dia seperti itu. Kami pun menuju ke belakang sekolah, dan bertemulah dengan 3 orang yang tadi diceritakan tadi.

"eh, adik ipar! Ada apa, kok kemari?" ujar lelaki yang sedang memegang rokok di tangannya.

Lelaki itu adalah pacar kakak ke-2 ku. Namanya Raihan Al-haris. Dan, sebenarnya aku kurang setuju kakak ku yang sedang berkuliah bisa berpacaran sama anak ini.

"kau merokok? Aku adakukan kepada kakak!" ancamku.

Lelaki itu langsung membuang rokoknya, " ti-tidak, itu tadi rokok mereka berdua, mereka menyuruhku memegangnya rokok itu sebentar. Adik ipar mengapa bermain kesini? Dan siapa dibelang adik ipar" ujar raihan mengalihkan pembicaraan.

"oh iya, aku kesini ingin bertanya apakah kalian mengenal lelaki ini?" tanyaku dan menarik lelaki itu agar berdiri disampingku. Lelaki itu hanya menundukkan kepalanya.

"kenal lah! Dia itu orang kami malak tadi. Kami membutuhkan uang untuk membeli rokok, sehingga memaksa dia untuk diberikan uang. Dan uang di dompetnya terlalu sedikit, jadi kami bermain-main dengannya, tanpa sadar kami memukulnya terlalu keras, hehehe" jawab teman raihan

"oh, jadi kalian merokok~, kau raihan sepertinya perlu aku adukan ke kakakku, kau kan tau kakakku tidak suka lelaki yang merokok, dan kalian berdua kuadukan kepada kepala sekolah sekarang!" tegasku.

Akupun membalikkan badan, untuk pergi dari sini.

"tu-tunggu, jangan laporkan kami. Kami minta maaf. Kami berjanji tidak akan merokok lagi" ujar raihan dengan mukanya yang dibuat sedih.

"baiklah!, tapi kalian harus kembalikan uang yang tadi kalian ambil. Kalian ini sudah kelas 3, dan harusnya kalian fokus untuk UN nanti, ini malah merokok dibelakang sekolah. Kau pun satu raihan, di depan kakak aku kamu sok polos, tau-taunya kau merokok. Sekali lagi kau berbuat begitu akan kulaporkan kepada kakakku" ceramahku.

Merekapun mengembalikan uangnya, dan pergi meninggalkan kami.

Kami berdua pun berjalan kembali ke kelas, sebelum kembali aku menyuruhnya untuk ke uks, tetapi dia tidak berani. Dan, mau tidak mau aku harus mengantarnya ke uks.

"hei, tanganmu bisa tidak dilepaskan dari bajuku, bisa-bisa kendor bajuku" ujarku menahan emosi.

Dia hanya menggelengkan kepalanya. Aku hanya bisa menghembuskan nafas pasrah.

Selesai dari uks, aku kembali ke kelas. Tetapi lelaki itu malah mengikutiku. Dan berakhirlah seperti ini. Aku harus berjalan cepat agar lelaki itu tidak mengikutiku lagi.  

i am hapy because you are hereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang