V

3 1 0
                                    


Bagaimana ya kabar matanya? Apa memarnya sudah berkurang?

TRING!

Febi : cie, ana hari ini jadi wonderwoman!

Ana : hah? Wonderwoman?

Febi : kau tau tau? Di kelas XI ips 1 heboh dengan gosip tentangmu.

Teet.. teet.. click " hallo?!"

"GOSIP? APA YANG TERJADI? GOSIP APA YANG TELAH BEREDAR TENTANGKU?"

"tenanglah ana, tidak usah menjerit. Dikelasku kau di gosipkan menjadi wonderman, karena telah menyelamatkan affa" ujar febi dibalik telepon

"affa? Siapa itu? Aku tidak mengenalnya"

"kau tidak mengenalya? Itu loh lelaki yang kau selamatkan dari abang-abang kelas XII"

"oh dia affa. APA! DIA YANG MENYEBARKAN GOSIP TENTANGKU?!" jeritku.

"ho'oh. Dia seharian tadi sibuk memuji-muji kamu. Dan, sepertinya dia sudah jatuh hati dengamu" ujar febi

"TIDAK!!" jeritku.

Teleponku pun diakhiri oleh febi yang sepertinya sudah tidak sanggup mendengar jeritanku.

Anak aneh itu bernama affa? Dia memujiku di kelas XI ips 1? Aku yang awalnya hanya murid biasanya, yang tidak terkenal di sekolah tersebut. Tiba-tiba aku menjadi gosip kelas XI ips 1? Bagaimana ini? Aku menjadi takut untuk pergi ke sekolah. Tolong aku!!

***

Hari ini aku pergi sekolah menggunakan masker, agar tidak menjadi pusat perhatian anak XI ips 1.

"dengan kamu berjalan mengendap-endap dan menggunakan masker, itu akan membuatmu lebih mencolok. Lihat saja orang disekitarmu memperhatikanmu" seseorang berbicara dengan lunak namun tegas

Akupun memperhatikan sekitarku, dan benar saja kini aku sedang diperhatikan oleh orang-orang. Tu-tunggu, tadi siapa yang berbicara kepadaku?. Akupun menoleh kesampingku

"Aa..!" jeritku kaget hingga membuatku terjatuh duduk di pasir. Aku terdiam melihat ke arahnya.

"kenapa bengong? Sini kubantu" ujarnya memberiku tangannya.

Dengan matahari dibelakangnya, angin tertiup pelan, sehingga membuat rambutnya bergerak. Rasanya aku seperti sedang syuting FTV.

Tidak! Sadar ana!, mengapa aku malah fokos ke dia yang sedang mencoba membantuku.

Tanpa memperdulikan tangannya yang bergelantungan di udara, aku bangun dari dudukku dan berlari ke kelasku.

***

BRUUK!

Aku membuka pintu kelas dengan kasar. Karena, terlalu kelelahan berlari dan menaiki tangga hinggal lantai 2 aku mengehela napas sambil membungkukkan diri memegang lutut. Saat aku bangun, aku melihat semua anak kelasku memperhatikan aku. Mengapa mereka melihatku?

"wah! Wonderwoman kita datang!" ujar ilham, anak kelasku.

Aku melihat ke belakangku, siapa yang dimaksud wonderman? Dibelakangku tidak ada orang. Akupun melihat kembali ke arah anak kelasku dengan menaiki satu alisku.

"cit, cit cit, riana, kamu gak usah sok polos tidak tau siapa itu wonderwoman. Kan aneh seluruh sekolah sudah mengetahui kamu menyelamatkan anak kelas XI ips 1 dari abang kelas XII, dan disebut-sebut sebagai wonderwoman. Dan kamu sendiri tidak tau siapa wonderwoman" ujar ketua kelas.

"siapa wonderwoman?aku? tidak! Tidak! itu aneh. Aku jelas-jelas manusia biasa, tidak mempunyai kekuatan sama sekali, bagaimana bisa aku menjadi wonderwoman. Aneh" ujarku sambil melangkah ke arah kursiku.

"ah riana membosankan!" ujar semua anak kelasku.

Kelaspun kembali seperti semula, semuanya sibuk dengan kerjaan masing-masing, hingga guru masuk.

***

Rasanya, sekolah hari ini sunggu melelahkan. Aku tak sanggu lagi di sebut-sebut sebagai wonderwoman. Jelas-jelas aku manusia biasa, tidak mempunya kekuatan super, tapi aku malah disebut sebagai wonderwoman. Ini sekolah aneh.

Kini aku sedang berjalan ke halte bus. Badanku sudah sangat lelah. Rasanya ingin cepat-cepat sampai ke rumah dan pergi tidur. Aku merindukan kasurku.

"hai wonderwoman!" sapa lelaki aneh itu

Aku hanya melihatnya. Sudah tidak ada tenaga lagi untuk mmperdulikan dia.

"wonderwoman mengapa lemas sekali hari ini?" tanya lelaki aneh itu dengan senyuman sok polosnya.

Aku benar-benar lelah, mengapa aku harus berjumpa dengan dia sih. Dasar aneh.

Akhirnya bus telah sampai, jadi aku tidak harus berlama-lama meladeni anak aneh itu. Aku pun memasuki bus dan memilih tempat duduk untuk sendiri. Rupanya bus hari ini cukup ramai.

"hrem!"

Aku melihat ke arah tersebut. Aku menegadahkan kepalaku ke atas.

"mengapa kau naik bus ini?" tanyaku

Dengan senyuman dia menjawab " bus ini kan kendaraan umum, tidak ditulis untuk yang bernama Naffa Shidiq dilarang naik. Jadi, aku bebaslah untuk menaikinya"

Mendengar itu, aku hanya bisa mengangguk pasrah.

Bus kali ini sunggu ramai, sunggu sesak rasanya untuk berlama-lama disini. Untung busnya mengendarai dengan cepat, sehingga aku bisa cepat sampai kerumah.

HINGG!!

Tiba-tiba bus itu berhenti mendadak, sehingga membuat kita yang ada didalam bus tersebut tertarik kedepan. Begitu juga dengan naffa yang berdiri disampingku. Mau tidak mau dia terdorong ke depan dan itu kearahku. Jika tangannya tidak cepat menahan dirinya di jendela bus mungkin dia akan jatuh kearahku.

Rasanya waktu berhenti, karena aku bisa melihat jelas wajahnya yang sedang memandangku. Di dekat matanya sebelah kana ada tahi lalat, dan rupanya ia mempunya lesung pipi. Jika dilihat-lihat dia cukup manis.

Apa yang kau pikirkan ana? Kau sudah gila.

Bus akhirnya sampai di halte dekat rumahku. Akupun turun dari bus tersebut. Aku melihat kebelakang, ternyata naffa tidak turun disini, kupikir dia mengikutiku. Aku merasa bersalah menuduh dia yang tidak-tidak.

i am hapy because you are hereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang