Vintage

15 3 4
                                    

"wah payah ni rena, harusnya oper ke depan bukan ke belakang!"

"ayo ren, ren depan ren!, woy main kasar woy, caviar ayo! Semangat jangan kendor,"

Sedari tadi memang hanya sesil yang merecoki pertandingan dengan kata-kata umpatanya. Saat ini team caviar dari XII ipa 4 sedang bertanding dengan team dari ipa 2. Jika ditanya masalah basket, memang sesil jagonya. Berturut-turut team caviar memang telah mewakili sma kebanggaanya di ajang kompetensi bola basket nasional. Siapa lagi kalau bukan sesil kapten team nya.

"ayo maju, ayo gausah nunggu lempar, smash!" sesil masih terus menggerutu sendiri di tempat pemain cadangan bersinggah.

"sil kenapa ngga lo aja yang masukin bolanya ke ring?" sela sherin yang sedari tadi gemas melihat tingkah sahabatnya itu.

"mana bisa, gua cadangan rin, belum waktunya pergantian pemain"

"ya makanya lo diem napa sih, baru juga sekali jadi pemain cadangan udah ngedumel aja lo"

"hehe, maap deh neng. Gua geregetan kalo cuma liat dari pinggiran gini"

Tanda istirahat pun berbunyi, team caviar saat ini masih jauh memimpin. Kini saatnya sesil masuk ke arena, menggantikan temanya yang mulai lelah. Rambut yang sebelumnya diurai kini telah dikucir kuda oleh sesil, membuat kulit leher nya yang putih terekspos. Dengan tinggi sekitar 165 cm, sesil dikatan mempunyai proporsi tubuh yang ideal, dagunya lancip, rambutnya lurus, dan senyumnya pun sangat manis hingga mampu menarik banyak perhatian cowo yang sedang berada di tribun.

"huuuuuuaaa, semangat sesil" teriak salah seorang cowo di tribun

"sesil we love you" sahut fanboy alay lainya

Tribun di gor ini sangat penuh dan sesak, yang tadinya situasi sedikit ricuh oleh penonton pria, kini lebih ricuh lagi karna sesil mulai masuk ke lapangan basket.

----

"jay lo dari tadi ngapain sih, kok ngerjain tugas ga kelar-kelar sih!!" sentak ucup ke faza yang sedari tadi matanya tak lepas dari laptop yang dipegangnya. Teman teman faza emang udah akrab manggil faza dengan sebutan jay, pasalnya faza memang penggila masakan cap jay bikinan emaknya.

"yaiyalah yang dikerjain bukan tugas sekolah kok" sela marcel temanya yang punya potongan rambut cepak dengan sedikit semir pirang itu.

"lo lagi progamming jay! Asli niat amat sih lo, nggak disekolah, di warnet, dirumah juga kayak gitu astaga"

"nanggung nih, udah tinggal dikit lagi. Kalo dilanjut besok bakal kacau entar programnya"

"kok bisa ya orang yang maniak koding kayak lo bisa dapet peringkat satu mulu dikelas"

"les privat di gua aja, gua diskonn kok heheh" kekeh faza

"sialan lu, teman macam apa kau ni"

"makanya jangan cuma main game aja, nyiptain game juga dong biar punya otak encer kayak gua, wkwk" pamer si jay

"tanteeeee, si cap jay mulai lagi songongnya kumatt nih" teriak ucup kepada emaknya si jay

Seorang wanita cantik mengenakan daster motif bunga selutut, datang dari arah dapur membawakan nampan berisi teko es beserta gelasnya. Tak lupa cemilan salad yang terlihat sangat menggiurkan juga turut disuguhkan.

"jadi orang itu yang rendah hati, jangan suka tinggi hati jay" tegur tante risa

"ah, becanda ma. Emang ye tu mulut ucup emang kagak punya akhlak, bisanya ngadu singa lu"

"hustt, kamu kira mama ini singa!" sambil melempar bantal sofa ke arah putranya itu.

"hehe piss mah" meringis karna ditimpal bantal mamahnya

Mereka bertiga memang sudah sering bermain ke rumah faza, bahkan sudah terasa seperti rumah mereka sendiri sampe kelewat anti sopan kalo udah nongkrong di rumah faza. Kamar berukuran 3x4 itu bisa dikatakan cukup lebar bahkan untuk mereka bertiga berperang disana, kamar Faza sangat rapih tidak seperti kamar cowo yang lainya. Nuansa vintage dikamar cowo 18 tahun itu sangat terasa, dengan tempat tidur doublebed yang luasnya cukup ditiduri oleh 4 orang. Faza merupakan tipe siswa yang rajin diantara siswa siswa lain seusianya
, tercermin dari bertumpuknya onggokan buku sesuai katalognya yang tersusun rapi dirak buku. Ada sebuah lemari kaca disamping lemari pakaian faza, rentetan piagam, piala dan medali terjajar rapi dibalik kaca itu. Hampir setiap tahun faza memperoleh medali medali itu, dari banyak lomba. Tak sedikit diantarnya berhubungan dengan dunia IT yang digelutinya sejak smp.

----

Mentari kembali menari dengan malu-malu, kini ia turut andil mengundurkan diri dari tugasnya menyinari bumi ini. Detikan jarum jam masih terus berputar, perlahan namun pasti. Mengikis waktu yang dimiliki team caviar dalam mengadu nasib ditengah tempat hijau persegi panjang itu. Waktu tanding team caviar tinggal beberapa menit lagi, sesil sudah berkali kali menjadi primadona dalam perangnya, tembakan nya selalu masuk ke dalam ring, meski dia menembak dari jarak jauh sekalipun. Lawanya mulai kewalahan, skor merekapun kini tertinggal sangat jauh. Suara debuman sepatu dari para pemain masih terus bersahutan, seakan tak ingin lagi bermain dengan adil. Bola ditengah bak makanan yang diburu oleh para pemangsa yang sedang kelaparan angka. Suasana tegang di sepanjang tribun sangat terasa,pada saat detik detik permainan basket akan berakhir.

Dan......

Shottt... Tembakan terakhir team caviar yang diwakili lagi lagi oleh perempuan manis yang mengenakan sepatu nike hitam, dipadukan dengan kaos oblong dan celana basket diatas lutut dengan warna senada pula. Ya,siapa lagi kalau bukan masternya basket.Sesil.

Huuuuuuuuuu, kawan kawan sesil banyak yang melakukan selebrasi kemenangan, namun tidak dengan sesil. Kesekian kalinya dia mendapatkan juara pertama namun tak sekalipun ia melakukan selebrasi seperti yang lainya. Dia tetap anggun dan berkarismatik seperti biasanya, baginya selalu mengucap syukur dalam setiap kemenangan sudah cukup.

Dipinggir lapangan terlihat seorang Wanita dengan rambut lurus tergerai, outfit monokrom kekinian ala chanel itu melambai kearah sesil dengan senyuman merekah bak bunga lantana. Sherin, sahabat sesil yang sedari tadi setia menungguinya di pinggir lapangan, kini mengeluarkan kemampuan teriaknya bak toa masjid.

"sesilku cintaku sayangku, youre the best babe"  heboh sherin sembari melemparkan handuk dan memberinya sebotol airminum .

"nongkrong yuk rin nanti" ajak sesil sambil membuka botol minum

"wahh, kesambet apa lo ngajak gua nongkrong. Ceritanya lo ngajak nembusin selebrasi lo di kemenangan ini gitu sil?kemana? Clubbing? "

"biasa, perpus lah" ucapnya dengan ujung alis sebelah kanan naik keatas.

"gubrak, auto pura pura tuli gue sil - _-, udah gue kira, gamungkin lo ngajak hangout selain ke perpus sialan itu" geram sherin

"aelah elu, itu mulut kontrol napa yak! disana itu kita banyak ilmu, gue juga sering lihat club, alkohol dan banyak bentukan macem-macem lainya lewat buku buku yang ada di perpus tauk rin"

"beda cerita kali sil, lo lihat doang itu gak seru. Gak punya pengalaman entar lo baru tau rasa ya"

"bodo"
"pokoknya cus perpus, gua belum bikin makalah biologi nih" gerutu sesil

Sesilia Agatha, gadis 18 tahun yang cuek nya minta ampun jika berhubungan dengan penampilan, boro-boro fesyen. Daleman aja yang beliin sherin kok. Sesil hanya peduli dengan reputasi dan prestasinya. Bahkan bilamana peringkatnya turun sedikit saja, ia akan terobsesi menaikanya lagi entah cara cara yang dilakukanya macam orang psiko. Pernah suatu ketika peringkat pararelnya turun satu digeser anak kelas sebelah. Selama seminggu penuh si anak kelas sebelah gapernah tenang hidupnya karna diteror oleh kejahilan si sesil, akhirnya setelah psikis si anak itu sedikit terguncang jadilah sesil kembali diperingkat pertama . Intinya super perfect lah. Namun psiko dalam batas wajar anak sma.




Happy reading, tinggalin jejak ya kawan :) biar aku semangat nulisnya
Aku sangat suka dikritik, dengan begitu tulisanku bisa lebih maju :)

The Madman Vs Psycho GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang