six

872 120 4
                                    


'damn damn damn. apa yang sedang ku lakukan sekarang?'

"T...Taehyung-ssi"

"Wae" ia terus berjalan menarik tangan Seokjin tanpa menoleh ke arah Seokjin yg saat ini terhuyung mengikuti langkah kaki Taehyung yg lebar.

"ughh...eodi ga seo?"

Taehyung menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Seokjin.

ia mengamati Seokjin yg menunduk ketakutan , memainkan ujung seragam nya dengan tangannya yg kosong.

"huft" Taehyung menghembuskan nafasnya pelan.
perlahan ia melepaskan genggaman tangannya. ia melihat bekas genggaman yg terlalu erat membuat tangan Seokjin merah.

perlahan ia meletakkan kedua tangannya di bahu Seokjin "Ya.. lihat aku!"

Seokjin perlahan melirikkan matanya ke arah Taehyung , masih dengan menunduk.
"Huft..." sekali lagi Taehyung mendengus kesal. ia mengangkat dagu Seokjin agar kedua mata mereka dapat bertatapan.

sedangkan Seokjin kini gemetar, matanya ke kanan ke kiri tak berani melihat ke arah Taehyung.

"apa kau takut padaku?"

Seokjin mengerutkan dahinya bingung dengan pertanyaan yg sudah pasti Taehyung pun tahu jawabannya.

"hah... sudahlah. kau akan tetap seperti ini padaku"

'apa maksudmu Taehyung-ssi?'

"ikut aku! aku akan mengobati lukanya"

Seokjin memiringkan kepalanya menatap bingung dengan apa yg Taehyung katakan.
Taehyung melirik pergelangan tangan Seokjin. perlahan ia mengikuti arah mata Taehyung. dan ia menyadari tangannya yg sudah terlihat seperti memar. buru2 ia menutupi tangannya. menyembunyikan nya.

"N...nan... g... gwaenchanhayo"

"ani! itu perbuatanku. aku akan mengobatinya"

"w...wae?"

"mwoga? apanya yg wae ?"

"bukankah Taehyung-ssi sering melukaiku?"

"apa maksudmu?"

"kau sering melukaiku"

"hah? apa? eonje?"

Taehyung mengedipkan matanya berkali kali menatap Seokjin. ia berpura-pura tak mengerti apa yg Seokjin katakan.

Seokjin yg melihat ekspresinya sungguh merasa sangat kesal. ya setidaknya harusnya Taehyung tau saat ini ia tak sedang bercanda.

"sudahlah. kau tak akan mengerti" ucap Seokjin.

Taehyung menatap Seokjin dan mendenguskan nafas pelan..
"aku tau aku sering melukaimu. mianhae"
nampak semburat rasa bersalah di wajah Taehyung.

"bukan itu"

"lalu apa?"

♡♡♡

Taehyung POV

aku membawa nya menuju rumahku karena memang dekat dengan sekolah.

di sepanjang jalan kami lalui dengan keheningan.
tak ada satupun dari kami yg mau untuk membuka suara.

aku masih tetap memikirkan apa maksud yg dikatakan jinnie padaku sebelumnya.

aku tinggal dirumah sendiri. keluargaku masih berada di luar negeri. sibuk dengan urusan mereka.
mereka kembali lagi mengurus pekerjaan di England. kali ini aku tak mungkin ikut mereka kembali.
kenapa?
sudahlah. aku cukup lelah untuk mengemas barang-barang dan ikut mereka lagi.
toh mungkin mereka hanya 1 tahun disana.
dan pasti akan kemari lagi. di Korea.

aku membawakan air panas dan handuk kecil untuk kompres bekas memar di tangannya.

"aa ahh .. p..panas"

'damn it' aku sedikit kaget dengan suara yg ia keluarkan.
membuat bulu di punggung sampai tengkukku berdiri.

"maaf" ucapku singkat.

"a..ah ! sakit"

'yaa..! bisakah kau diam? Kau membunuhku dengan suaramu'

lagi-lagi ia mendesah. aku meneguk saliva ku sendiri menahan kepanikan yg berada dibawah sana. entah ia mendengarnya atau tidak.

"aaaa.." tak pikir panjang lagi, aku melayangkan tanganku padanya.
"mmm mmmh"
ia berusaha mengatakan sesuatu.
aku mendekap mulutnya karna tak tahan lagi mendengar suara yg ia buat.

"bisakah kau diam? aku akan melakukannya pelan pelan dengan hati2. jadi diamlah!"

Seokjin menatapku dan mengangguk pelan. perlahan aku melepaskan tanganku dari mulutnya.

aku melanjutkan mengompres tangannya. disana aku bisa merasakan Seokjin masih tetap melihat ke arahku.

'ah sial. memalukan. ku yakin mukaku sekarang merah seperti tomat'

"Taehyung-ssi, kau sakit?" aku melonjak kaget saat merasakan tangan hangatnya menyentuh dahiku.
mengecek suhu mungkin.

aku hanya diam perlahan mendongak melihat ke arahnya
"emm..eemm ma..maaf.. hanya saja wajahmu merah. aku pikir Taehyung-ssi demam"
ia masih memegang dahiku disana.

'shit shit shit! sudah kuduga mukaku seperti tomat'

"singkirkan tanganmu"
aku mengatakannya dengan tegas. menatapnya tajam. mungkin saat ini aku menakutinya. karna ku bisa melihat tangannya gemetar saat ia melepaskan tangannya dari dahiku.

aku beranjak berdiri. mengembalikan handuk kotor dan membuang bekas air.

"Go...gomawoyo"
aku hanya meliriknya.

"ah.. A..aku akan pulang. terimakasih"
ia berdiri dan segera membungkuk mengucapkan salam.

"aku akan mengantarmu"

"t..tidak perlu. aku tau jalan pulang kerumah"

"diam disana! berani kau keluar 1 langkah dari sini tanpa aku. harimu akan selesai Seokjin"

'you stupid Kim Fuckin Taehyung!'
baiklah aku merusak semuanya.

aku mengambil kunci mobil lalu kembali dimana Jinnie berdiri.
ia masih mematung disana . 'ah dia sangat penurut'
aku meliriknya dan mengisyaratkan untuk mengikutiku.

"hei!"

"y..ya?"

"apa maksudmu tadi?"

"maksud?"

"aku melukaimu"

dan lagi ia hanya diam tak menjawab pertanyaanku sampai kami tiba di depan rumahnya.

ia bengong.
menatapku. lalu menatap kerumahnya sendiri. dan kembali lagi melihatku.

"T..Taehyung-ssi.. darimana kau tau dimana aku tinggal?"

'tentu saja aku tau! bodoh!'

"masuklah"

ia terdiam. namun kemudian ia menunduk lagi mengucapkan terimakasih padaku.

ia membuka pintu mobil. dan berdiri di luar mobil menungguku pergi.
aku membuka kaca mobil. "aku akan menjemputmu besok"

"hah?" ia ternganga mendengar apa yg ku ucapkan

"kau dengar? jangan sekali-kali kau berani melangkah pergi ke sekolah sendiri! TUNGGU. AKU. !"

"t...tapi...."

aku menginjak pedal gas mobil meninggalkan Seokjin. aku tidak ingin mendengarkan penolakan apapun darinya.

aku melihat dari kaca spion. disana Seokjin masih mematung melihat kepergian mobilku.

♡♡♡

Jin POV

"Tamatlah engkau Kim Seokjin"

.
.
.

enemy loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang