eleven

1.1K 121 21
                                    

JIN POV

hari-hari ku di High School tidak seburuk dulu, tentu saja karena Taehyung tidak pernah jahat lagi padaku, malah sebaliknya, dia sangat... emm.. bagaimana cara mengatakannya? gentle? mungkin itu kata-kata yang tepat menggambarkannya. 

dia sangat soft kepadaku, dia jadi sahabatku sekarang, selain Namjoon tentunya.

ah? mengenai Namjoon?

tentu saja mereka seperti kucing dan anjing. Sampai detik ini Taehyung masih saja kasar padanya. mendorongnya, ataupun memberikan tatapan mengerikan kalau Namjoon mulai mendekatiku, atau bahkan menyentuhku.

dan Namjoon hanya akan menghela nafasnya. mungkin ia sudah lelah menghadapi sikap Taehyung. ia hanya akan melepaskan tangannya, atau mengalihkan pandangannya dari Taehyung, dan membiarkan Taehyung membawaku pergi jauh-jauh darinya.

Park Jimin?

hmm.. aku sudah tidak pernah melihat dia dekat-dekat dengan Taehyung. dan kepadaku juga, ia hanya akan tersenyum bila berpapasan denganku, ia tersenyum, tapi entah mengapa aku bisa merasakan ada sesuatu di balik senyum itu. entahlah.

oh iya..

pernah suatu ketika, aku mendapatkan hukuman lari keliling lapangan 5x karena aku lupa membawa baju olahraga saat jam olahraga. tentu saja lapangan itu sangat besar,

hanya 5x ? oh man itu hampir sekitar 10km sepertinya.

saat itu Taehyung mengangkat tangan mencoba meminta kepada guru untuk menemaniku lari keliling lapangan, namun tiba-tiba Park Jimin datang, sama sepertiku, ia tidak menggunakan baju olahraga nya.

ia mengatakan kalau ia juga tidak membawa baju olahraga nya. Oh C'mon aku tau ia berbohong. aku bahkan melihatnya saat memasuki ruang ganti pakaian saat itu.

alhasil kami berdua dihukum keliling lapangan.

"kenapa kau berbohong?" aku membuka suara setelah kami berhasil mengelilingi satu putaran. tentu saja ia tidak akan membuka suaranya terlebih dahulu kalau bukan aku yang duluan.

"apa maksudmu?"

"aku melihatmu tadi di ruang ganti"

"oh"

hanya jawaban singkat itu yang aku dengar sebelum akhirnya ia membuka suaranya lagi. "setidaknya kau tidak akan mati sendirian karena ini"

aku tercengang. langkahku terhenti. aku menatapnya bingung. ia satu langkah di depanku, dan menghentikan langkahnya juga hanya untuk menoleh ke arahku. "wae?"  tanyaku

"sudahlah. jangan memaksaku untuk mengatakannya. aku sudah hampir mengatakannya dulu. mungkin kau tidak mendengarnya"

"apa maksudmu Park Jimin?"

"bisakah kita lanjutkan saja lari ini? kau tidak mau kulitmu terbakar matahari kan?"

akhirnya kami pun melangkahkan kaki lagi. berlari.  aku bisa melihat peluh nya, aku tau ia sangat lelah, begitupun denganku.

"hey!"

aku menoleh ke arahnya untuk melihat ia sedang terengah-engah, dengan kedua tangannya di pinggang. 

"kau lelah?  kemarilah, biarkan aku menggendongmu"  katanya.

"kau gila? kau juga lelah kan?"

"hah cepatlah!"  ia kini berjongkok di hadapanku, memunggungiku. "Ya Kim Seokjin Palliwa !" aku segera berlari dan merebahkan badanku di punggungnya. dan melingkarkan kedua lenganku melewati lehernya. aku meliriknya sekilas, ia menarik sedikit sudut bibirnya. ya aku melihatnya tersenyum. 

enemy loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang