ten

831 100 25
                                    

Oh kawan..please kindly check ep 9 ya..

kemarin ada part yang hilang. Nunbi udah revisi sih, tapi gak tau di kalian masih tetep hilang atau gak. menceritakan soal Park Jimin.

kalau masih belum full version, kabarin Nunbi ya. soalnya di aku udah bener sih kali ini.

gomawoyo..

***

Taehyung menatap Park Jimin, dia menggigit pelan bibirnya, mereka berada di sebuah cafe dekat dengan sekolah. Jimin sangat senang mendapatkan teman baru pindahan dari England. begitupun Taehyung. mereka sangat cepat beradaptasi satu sama lain. dan hanya hitungan minggu mereka bisa sangat sedekat ini.

namun ada sedikit kejanggalan disini. dan sesungguhnya Taehyung membencinya.

ya..

Park Jimin. ia sangat membenci satu siswa di sekolah itu. dan hampir setiap hari Park Jimin akan membuly nya.

bahkan Park Jimin melarang Taehyung untuk dekat dengan siswa ini.

awalnya Taehyung bingung, mengingat ia adalah anak yang pertama kali membantu dia menemukan ruangan Kepala Sekolah di hari pertama nya masuk sekolah.

disinilah mereka berbincang mengenai hobby mereka sampai akhirnya Taehyung berfikir keras,

menimang-nimang haruskah ia bertanya atau tidak. disisi lain Park Jimin yang melihatnya pun tersenyum.

"what's wrong?"

"oh.. no.. I just... emmm" Taehyung menjeda perkataannya untuk sekali lagi memantapkan diri haruskah bertanya atau tidak.

"haha, it's okay. I know that you'd something to tell me. . or ask me?"

"actually.. I wanna ask you something, but please, just ignore it if you..."

"tell me!" tatapan Jimin mulai serius. Park Jimin sangat membenci orang yang terlalu banyak basa-basi. dan Taehyung yang melihatnya hanya bisa menegak saliva nya gugup.

"May I know.. the reason for you to threaten Jin every single days?"

Jimin mengalihkan pandangannya sekilas dan tersenyum sesaat setelah kembali menatap Taehyung. ia enggan menjawabnya.

"why you do hate him for the first place? Just what had happened?"

Jimin mendenguskan nafasnya perlahan. ia menggigit bibirnya pelan sebelum menjawab pertanyaan Taehyung "I don't hate him. it's the opposite"

"hah? what?" Taehyung membuka mulutnya tak percaya dengan apa yang ia dengar. "so why you did this?"

Park Jimin menatapa Taehyung dengan perasaan ragu, haruskah ia mengatakannya pada Taehyung...

"because I like him. I do like him. So. Much" Park Jimin menghela nafasnya sekali lagi.

"w...wait wait wait.. hold on okay? I don't get it. you said you don't hate him. now you say that you do loved him. then why? why you bully him? just why'd you make him suffer everyday?"

"I didn't know before. I just realized it when my heart bit out of melody, it's so strange.. I can not control. and when I face him, my face also becomes hotter. I can feel my heart will be jump out from it storage. and my voice... I can say things properly. always stuttered. that's make me so frustated. then it goes..."

Taehyung merasakan nafasnya tertahan saat mendengar penjelasan dari Jimin. bukannya apa-apa, saat ini ia merasakan dada nya sakit. seolah ada yang meremas jantungnya. kenapa?

karena Taehyung juga jatuh cinta pada Jin sejak pertama kali mereka bertemu.

dan yang membuatnya makin rumit sekarang adalah sahabatnya ternyata juga menyukai Jin.

***

hari-hari berjalan lancar seperti biasanya. hanya saja akhir-akhir ini Kim Taehyung sedikit sering melamun.

'aku menyesal menanyakan pertanyaan itu padanya'

"kau melamun lagi?" tanyaku

"hah? engga!" dia menggigit sekilas bibirnya dan melempar pandangannya ke arah lain.

huft aku tau apa yang ia pikirkan. siapa lagi kalau bukan Park Jimin. tentu saja karena mereka adalah sahabat. tapi tiba-tiba saja mereka berkelahi dan mungkin saja itu karena aku.

"mianhaeyo.." gumamku. yang mungkin masih terdengar leh Taehyung karena ia langsung memutar wajahnya menghadap ke arahku.

"emm... kenapa kau meminta maaf?" ia mengangkat daguku, dan membiarkan wajahku sepenuhnya menghadap padanya.

"gara-gara aku.. kau dan Park Jimin..." aku tertunduk lesu lagi. aku benar-benar tidak suka dengan keadaan ini. aku memang membenci Park Jimin, tapi bukan berarti aku senang dengan rusaknya persahabatan mereka apalagi ini semua karena aku.

'Park Jimin, apakah dia menyatakan perasaannya pada Jin? ah sial bahkan sekarang aku menyesal meninggalkannya walaupun hanya sekedar ke toilet'

"sudah ku bilang berkali-kali bukan kalau ini tidak ada kaitannya sedikitpun denganmu"

"aku juga tidak tau kenapa aku yang jadi penyebab kalian bertengkar. dan kau...bukankah kau harusnya lebih membelanya daripadaku? itu kan yang selama ini kalian lakukan. lalu kenapa tiba-tiba kau malah berada di sampingku? bukan nya Park Jimin?"

"berhentilah"

"ani..! aku tidak akan berhenti sebelum kau menjawab pertanyaanku dengan jelas"

"huft.. Jinnie.. bisakah kau tidak membuat pikiranku semakin kacau?" aku terdiam saat ia mulai meninggikan suaranya. ya.. itu membuatku kaget. karena sudah lama aku tak mendengarnya berteriak kepadaku.

ia menoleh ke arahku mungkin karena menyadari perubahan wajahku yang saat ini benar-benar muram. "Jinnie... aku tidak bermaksud untuk berbicara keras. maafkan aku.. hmm?" ia menangkup kedua pipiku. dan aku bisa melihatnya tersenyum yang membuat hatikupun menghangat. perlahan bibirku tertarik, mengikuti senyumnya.

"Wah wah wah... apa ini? BROMANCE?" aku reflek memegang tangan Taehyung agar ia melepaskan tangannya dari pipiku.

tapi sayangnya tidak dengan dia. ia tetap saja memegang pipiku dengan kuat namun pandangannya tertuju pada suara tersebut.

ia pun mendekat "kenapa kalau Bromance? kau keberatan?"

"hahaha.. kalau iya?" tiba-tiba sebuah lengan melingkar di bahuku. Taehyung menatap dimana tangan itu berlabuh dan kini sorot matanya berubah. ah aku sangat takut dengan Taehyung yang seperti ini.

ia menatap orang tersebut dengan nafas yang mulai berat "singkirkan tanganmu Kim Namjoon!"

"Siro! wae? kau saja yang harusnya melepaskan tanganmu dari pipinya!"

"ah..ah.. Namjoon-ah... b...bisakah kau melepaskan tanganmu? aku sudah 1 bulan tidak pijat jadi bahuku sangat sakit. kau menambah beban disana" setidaknya ini yang bisa ku lakukan. aku tak ingin mood Taehyung makin hancur karena ulah Namjoon.

benar saja, perlahan Namjoon melepaskan tangannya dari bahuku. dan aku melihat Taehyung tersenyum licik menatap Namjoon.

kalian menanyakan tanganku? tentu saja aku masih memegang kedua lengan Taehyung. namun ia sepertinya tak berniat melepaskan pipiku sampai Namjoon pergi.

***




enemy loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang