Another Annoying Night

1.9K 289 39
                                    


Warning!

Ada sedikit adegan dan kata-kata rated di tengah chapter.

Happy Reading ^^

It's holiday. Oh Sehun hampir kehilangan peringkat pertamanya dengan selisih nilai 0,5. Sehun mengumpat dongkol dalam hati saat itu. Ia hampir kehilangan semua fasilitasnya jika tidak terpaut 0,5. Salahkan pria tan kutu buku yang bernama Kim Jongin itu yang selalu mengunggu pikirannya. Well, ia jarang berurusan dengan pria Kim itu akhir-akhir ini. Sesekali ia menjauh dari komplotannya dengan alasan ingin belajar. Dan memang yang ia lakukan adalah belajar.

Sehun mengarahkan atensinya pada layar lebar yang ada dihadapannya bernama televisi itu. Menampilkan berbagai aksi mobil yang bergerak dengan kecepatan tinggi itu. Yeah it's fast and furious. Pria Oh itu memilih menghabiskan waktu dengan mengurung diri di apartemennya bersama televisi yang sedari tadi tidak pernah mati, berbagai makanan ringan seperti piatos, doritos, m&m, dan kini ia sedang memegang bungkus besar lays. Satu kerdus pizza juga tergeletak di meja yang berada di depannya meninggalkan satu slice yang tidak ia habiskan. Satu kata untuk dirinya saat ini. Menjijikkan.

Layar besar dihadapannya itu sudah berakhir menampilkan end credits sejak beberapa waktu lalu. Bosan. Satu kata yang menghinggapi diri Sehun malam ini. Lantas pria berkulit pucat itu menuju kamarnya, membilas dirinya yang ia akui mulai terasa lengket kemudian keluar dari kamar mandi dengan sehelai handuk yang melilit menutupi bagian bawah tubuhnya.

Sehun yang bosan membuat rumah bukan pilihan terbaik untuk menghiburnya. Setelah memakai celana jeans hitam dan kaos putih membalut tubuh bagian atasnya yang tidak menutupi bentuk panas tubuh itu, Sehun menyambar jaket kulit hitam miliknya yang merupakan salah satu favoritnya.

Pria Oh itu keluar kamar dengan kunci mobil miliknya di tangan kirinya. Club adalah tujuannya malam ini. Ia berfikir mungkin sedikit minum dan melihat berbagai rupa manusia ciptaan tuhan, kaum adam dan hawa menjadi satu di lantai dansa tidak ada salahnya.

Sehun berhenti disalah satu club yang berada dikawasan gangnam. Bukan paling mewah namun juga bukan kelab kelas bawah. Ini ketiga kalinya ia mengunjungi tempat ini. Terakhir kalinya sekitar 9bulan yang lalu, sehun tidak ingat. Teman sekelasnya, Jhonny yang mengenalkan dirinya pada club ini. Namun memang dasarnya dia bukan pria malam pecinta kelab dan pelacur, jadi cukup jarang ia kesini. Ayolah, bahkan dari usianya saja harusnya club bukan tempatnya, kecuali beberapa temannya yang memang agak kurang waras jika sehun menyebutnya seperti Jhonny misalnya, club sudah seakan rumah kedua untuknya.

Sehun menunjukkan kartu membernya pada dua petugas yang berjaga di pintu masuk. Well, ia mendapatkannya dari Jhoony secara cuma-cuma to be honest. Seorang Oh sehun tentu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan hanya menerima kartu itu dengan elegan dan tampang sok tidak minatnya.

Keadaan club tidak cukup ramai. Mungkin karena ini bukan malam sabtu yang mana esoknya tidak ada serentetan tugas yang harus banyak orang lalui. Sehun memilih duduk di kursi yang menghadapkannya langsung pada bartender yang meracik minuman.

"Kau baru disini?" Salah seorang bartender menghampiri Sehun dengan gelas kaca dan lap kain dipegangnya. Pria itu sedang membersihkan gelas by the way.

"Yeahh... Mungkin jika tiga kali kesini bisa dibilang begitu."

"Ohh.. okayy.. lalu kau ingin pesan apa? Mau kusarankan?"

"Yeah, terserah."

"Baik, bagaimana dengan cocktails? Madame Alexander jika kusarankan. Karena menurutku kau sedang tidak ingin mabuk malam ini."

Cola NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang