Pernah tidak kau melupakan sesuatu. Sesuatu hal yang harusnya berharga mungkin, namun karena terlalu menyakitkan, hal itu sengaja tak coba kau ingat. Mirisnya, saking parahnya kau mencoba melupakan membuat kau bahkan tak mengingat sedikit pun kenangan itu. Otak itu bisa dimanipulasi, tergantung bagaimana kita mensugestikan pada milik kita.
Seorang yang sebelumnya ia selalu gagal untuk melakukan suatu hal, ketika ia mensugesti dirinya dan percaya bahwa ia bisa, pada percobaan selanjutnya ia akan melewati hal itu dengan mudahnya. Lalu bagaimana dengan mencoba melupakan? Apalagi setelahnya sesuatu yang kau coba lupakan itu tidak berada disekitarmu. Bukankah keinginan melupakan itu justru semakin berhasil?
Sehun sedang sibuk dengan pikirannya. Jari-jari tangan kanannya memainkan pinggiran gelas kaca yang ada dihadapan. Melakukan gerakan memutar mengikuti alur pinggiran gelas itu berkali-kali. Tatapannya fokus nampak kosong menghadap cairan pada gelasnya yang bewarna keemasan dengan es batu berbentuk bulat pepat mengambang disana. Suara hiruk pikuk bar tempat ia berada saat ini tidak mengganggu dirinya. Ia terlalu larut dalam dunianya sendiri.
Sehun mencoba mengingat, hal-hal yang terjadi pada masa lalunya. Setelah siang tadi ia mengantarkan Jongin pulang pada flat sederhana miliknya, ia memutuskan berkeliling kota menyegarkan pikirannya. Ia tidak bisa pulang ke apartemen miliknya dengan keadaan begini. Namun kemudian ia justru berakhir singgah pada salah satu bar yang sudah beberapa waktu lalu terakhir ia kunjungi.
Sekelebat ingatan membuat sehun mengerang pelan. Ia mengingat, sosok kecil dengan senyumnya yang manis dan tatapan matanya yang berbinar begitu polos. Nampak menatapnya dengan senyuman mengembang serta mata jernihnya yang tepat bersibobrok dengan mata obsidian miliknya. Sosok itu, dengan tinggi tidak jauh berbeda dengan dirinya, namun tinggi dari pada ia. Kulit sawo matang milik sosok dihadapannya nampak kontras dibanding miliknya yang cenderung putih pucat. Sehun pada dirinya saat ini menunduk pada meja dengan memegangi kepalanya yang terasa sakit serta membuatnya pusing. Mencengram erat beberapa helai rambutnya bermaksud meredakan denyutan yang ia rasakan. Sesaat setelah ia mencoba berhenti mengingat, sakit dikepalanya perlahan mereda. Setelahnya Sehun menyadari bahwa sosok yang ia ingat tadi adalah Jongin, Kim Jongin teman masa kecilnya yang sekarang merupakan rivalnya di sekolah. Mudah menyadari kebenaran tersebut setelah Sehun akhirnya menerima fakta bahwa memang itu Jongin, bahkan wajahnya, bagaimana bentuk binaran mata tersebut ketika menatapnya serta senyum yang mungkin hampir tidak pernah ia lihat kini, ialah sama. Tetap seperti masa kecilnya sekalipun bertahun-tahun telah berlalu. Dan entah mengapa, debaran aneh mulai ia rasakan, yang jika saja ia tahu, itu ialah debaran yang sama seperti sekian tahun lalu. Debaran yang kembali setelah sempat sekian lama hilang.
-TBC-
Ps. Sedikit late update :"D *im sorry* *sobbing*
Btw aku memutuskan nambah chapternyaa karenaa... aku ngerasa aneh aja kalo aku terlalu paksain tbtb end ㅠㅠ :"D
Semoga suka sama update kecil2an ini huaaaa wordnya cuma sedikitt
Aku usahain next update secepatnya
Mumpung lagi libur akuuu kl dah masup gada waktu lagi😭 ㅠㅠBTW AKU MAKASI BANGET BANGETTT BANGET BUAT KALIAN YG MASI NUNGGUIN FF INI 😭😭😭
Ganyangkaaa masi ada yg nunggu, sampe dm juga 😭😭 ily 😭❤
Bacain komen kalian yg blm sempet ak baca sblmnya bikin aku jd semangat lanjutin 🥺🥺
Semoga kalian suka update kali ini yaaa xixixi
KAMU SEDANG MEMBACA
Cola Night
FanfictionSehun membenci Jongin. Itu harga mutlak dan dirinya yang selama ini selalu membully pria itu disekolah. Tanpa alasan, hanya ketika ia melihat seorang pria culun dengan jalan yang selalu menunduk membuat ia kesal. Atau mungkin alasan sebenarnya karen...