Pillow Talk

869 110 12
                                    

Sehun menatap ibunya yang sedang berbicara banyak dengan Jongin dan bahkan terlihat sangat akrab dengan jengah. Ayahnya begitu pun, terduduk disebelah ibunya dan sesekali menimpali. Sehun menggerutu kesal, ia tak paham sedikitpun mengenai hal yang mereka bicarakan. Otaknya berpikir keras akan bagaimana ketika orang disebrangnya itu nampak nyambung satu sama lain akan percakapan yang Sehun tidak pahami. Namun nihil yang Sehun dapati.

"Sudah malam eomma, Jongin juga harus pulang." Sehun memutuskan untuk mengintrupsi kegiatan bercakap mereka.

Jongin yang mendapatkan sinyal yang diberikan Sehun untuk mengusirnya secara halus lantas berkata "eum, iya nyonya, kurasa aku harus pulang sekarang sebelum makin malam."

Ini sudah pukul 11 malam by the way. Sehun tidak tahu rumah Jongin ada di daerah mana, bagaimana cara untuknya pulang, dan sudah dipastikan jika ia harus naik bus ia bahkan sudah ketinggalan bus terakhirnya malam ini. Ibu Sehun yang kemudian menyadari bahwa jam sudah mendekati tengah malam tampak tak rela, seakan masih banyak hal yang ingin ia bicarakan dengan Jongin.

Setelah ucapannya itu Jongin berdiri dari duduknya lantas memberikan bungkukan kecil salam perpisahan pada kedua orang tua Sehun. Namun belum ia  sampai pada langkah ketiganya ibu Sehun mengintrupsi langkahnya. "Kau, menginap disini saja, ini sudah terlalu malam jonginie, pasti susah mencari kendaraan untuk pulang." ucapan yang terlontar dari ibu Sehun sukses membuat anaknya melongo seketika dengan tidak elitnya. Tunggu, jadi ia harus tidur bersama Jongin?sekamar?berdua?

"Eomma..." Sehun merengek manja menolak ide brilian dari ibunya itu, bahkan Jongin juga nampak akan menolaknya karena ia sudah pasti akan membayangkan betapa absurdnya mereka jika harus tidur sekamar dengan musuh bebuyutannya di sekolah itu, namun ibu Sehun nampak terang-terangan tidak menerima bantahan.

"Eomma, kau tahu kan badanku akan sakit-salit jika harus tidur di atas sofa, tidak nyaman" Sehun masih saja mencari cara lain untuk menggagalkan ide ibunya itu.

"Lalu, kau tidak harus Sehun. Kasurmu cukup lebar untuk kau tidur bersama Jongin, Hun" Ibu Sehun menjawab dengan senyum lebar yang terhias pada wajahnya itu. Oh, wait, ada apa ini sebenarnya?

"Sudahlah Sehun, lagipula Jongin bukan orang asing. Dia kelasihmu kan, kenapa kau harus memprotes begitu untuk tidur bersamanya? Bukankah kalian bahkan sudah sering? Ohh atau appa harus memberimu 'pengaman' untuk malam ini?" Oh! Bahkan sejujurnya Sehun lupa jika disini posisinya ia menempatkan Jongin menjadi kekasih pura puranya. Untung saja kedua orang tuanya tidak bertanya-tanya tentang dirinya yang sempat menolak Jongin menginap disini.

"Appa!!" Sehun menjawab dengan kesal ayahnya yang sekarang menggodanya itu, dan oh lihat, kedua pipi Jongin bahkan nampak bersemu merah diam-diam.

"Baiklah, Jongin kau menginap saja denganku, sudah malam, udara pasti sangat dingin diluar sana." Sehun menghampiri Jongin dan memegang lengan kekasih pura puranya itu. Jongin hanya menganguk kecil dan berucap terimakasih pelan disertai senyum manis yang ia tunjukkan.

"Hhmm... okay Jongin memang sebaiknya kamu disini saja, Sehun perlakukan pacarmu dengan baik ya! Aku mengawasimu." ibu Sehun mengucapkannya dengan memicingkan kedua matanya kepada putranya itu yang hanya di balas dengan helaan nafas dan angukan malasnya. "Eomma dan Appa pulang dulu kalau begitu, belajar yang rajin ya, sayang" Sehun mendapatkan acakan pelan pada kepalanya dari Ibunya itu serta goncangan pada bahunya sari ayahnya. Sehun dan Jongin mengantarkan kedua orang tua Pemuda Oh itu hingga pintu apartemen Sehun.

°°°

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cola NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang