Sehun membuka matanya. Cahaya matahari yang perlahan masuk melalui celah-celah jendela membuat tidur nyenyaknya terganggu. Uh, well jika dirinya tidak salah ingat sprei kasur miliknya berwarna biru gelap. Bukan kuning cerah bahkan dengan gambar karakter yang ia sendiri tidak tahu apa itu. Kepalanya terasa berat, perutnya terasa seperti diaduk dengan kejinya. He get hangover now.
Dengan buru-buru Sehun terpaksa bangkit dan memasuki salah satu pintu yang ia yakini bahwa itu kamar mandi. Banyak cairan ia keluarkan pada kloset duduk kamar mandi tersebut. Mengumpat dalam hati atas kesialannya pagi hari. Pandangannya buram, jangan lupakan tubuhnya yang lemas pula. Demi tuhan ia tidak akan minum minum lagi jika dampaknya separah ini.
Seorang pria lain masuk. Tampak membawa secangkir teh hijau, dan jangan lupakan pula dirinya yang nampak membantu dengan mengurut leher pria Oh itu. Ya, sosok pria itu adalah Kim Jongin.
Jongin membantu Sehun berdiri yang nampak lemas dengan sedikit tenaga yang tersisa. Membawa pria Oh itu ke atas ranjang dan mengulurkan teh hijau buatannya.
"Teh hijau, untuk meredakan hangovermu," Sehun tak mengindahkannya. Nampak masih memegangi kepalanya dengan keadaan menunduk. Memikirkan bagaimana ia bisa berurusan dengan Jongin pada akhirnya.
"Kau semalam mabuk berat, bahkan hampir terjatuh. Aku hanya menolongmu, dan karena aku tidak tahu alamatmu, kubawa saja kau ke apartemenku,"
Sehun menyerah. Kepalanya ia angkat dan menerima teh hijau buatan Jongin yang masih setia terulur sejak tadi.
Jongin bangkit, lantas berujar dengan lalu, "Habiskan tehnya, jika sudah kau bisa keluar kamar dan sarapan. Aku sedang memasak," seperti sebuah perintah. Membuat Oh Sehun kesal karena ia seakan menjadi bawahannya. Heol pria dengan ego tinggi seperti Sehun, apa yang kau harapkan?
Sehun keluar kamar dengan muka lebih segar setelah membasuhnya di kamar mandi. Jongin yang menyadari jika Sehun sudah keluar kamar lantas menolehkan kepalanya dari telur yang sedang ia goreng.
"Apakah sudah lebih baik hunnie?" Jongin bertanya dengan wajah cerahnya. Namun hal yang ia harapkan terjadi sebaliknya. Sehun hanya menyerit heran, tidak membalas pertanyaan Jongin, hanya menarik kursi meja makan dari tempatnya untuk mendudukkan dirinya. Jongin menyadarinya, ia hanya tersenyum getir menyadarinya. Dia.. tetap saja.
"Dimana kau simpan barang-barang milikku?"
Jongin kembali berkutat dengan masakan dihadapannya.
"Ada di meja depan televisi."
Sehun berlalu, menghampiri ruang tengah dan mendapati semua barangnya disana. Lengkap. Tentu saja, untuk apa seorang Kim Jongin menghilangkan salah satunya. Lalu kemudian Oh sehun mengarah ke pintu utama, keluar dari apartemen yang ia akui sebenarnya cukup mewah dengan tanpa memberi salam pada pemilik apartemen.
Jongin mendengarnya, sehun yang keluar tanpa berpamitan padanya, hanya tersenyum getir,lagi. Iya memang apa yang ia harapkan? Mereka hanya musuh kan. Penindas dan tertindas. Mungkin sampai kapanpun akan begitu. Oh atau ia harus bersyukur karena Sehun tidak mengacaukan apartemennya. Well itu sebab mereka musuh. Ya sampai kapanpun tetap akan jadi musuh bukan?
Jongin menghampiri kamarnya setelah mematikan kompor. Hasrat memasaknya seakan menguap begitu saja.
Tapi mungkin ini memang bukan hari baiknya, Jongin rasa ingin mengumpat keras-keras saat ini.
Rupa kamarnya? Jangan tanyakan. Kasur dengan sprei yang berantakan tidak berbentuk, bedcover yang entah bagaimana bisa tergeletak menggantung pada gagang kamar mandi. Keadaan kamar mandi? Jangan tanyakan! Bahkan kran yang terbuka baik pada wastafel maupun bathtube dengan keadaan saluran air yang tertutup. Banjir dimana mana. Dan lagi tulisan fuck you Kim Jongin besar-besar pada cermin besar miliknya menggunakan spidol merah yang entah bisa pria Oh dapatkan dari mana. Dan satu tulisan lain,pada kertas sticky note baru yang ia letakkan pada meja belajarnya. Berada di tengah-tengah tumpukan kertas bersih, bertuliskan don't you dare to know me well, or you'll disastered.
Oh Sehun, tak peduli di luar, sekolah, atau bahkan apartemennya tetap akan begitu, menindasnya tanpa berperikemanusiaan.
-TBC-
Much bad i guess :")
Maapkan lama tida update nih :"(
Lagi sibuks cari univ huhu ㅜㅜ/curhat/
Chapnya pendek banget sumpa :")
At least bisa buat kalian terhibur ahahaha :")Sawwryy kalo diluar ekspektasi kalian,
Maybe i'll delete this part and change in to the better one :")Makasi buat yg uda baca komen like dan nungguin ini :"")
I love yoo guyss 💓[Sorry again for some incorrect typing]
KAMU SEDANG MEMBACA
Cola Night
FanfictionSehun membenci Jongin. Itu harga mutlak dan dirinya yang selama ini selalu membully pria itu disekolah. Tanpa alasan, hanya ketika ia melihat seorang pria culun dengan jalan yang selalu menunduk membuat ia kesal. Atau mungkin alasan sebenarnya karen...