1. Mos

1K 45 6
                                    

Pertemuan di awal bisa jadi akan berubah menjadi perpisahan di akhir.

***

Azrina pov

Pada hari ini adalah hari pertamaku untuk masuk ke sebuah SMA aku baru saja lulus dari SMP, dan melanjutkan ke sebuah SMA yang ada di Bandung, sebenarnya rumahku ada di Jakarta, namun aku dipaksa kakak laki-lakiku untuk melanjutkan sekolah di Bandung agar bersamanya, jadilah aku sekolah di SMA Bandung, tinggal bersama nenek, kakek, dan kakakku, ia beda dua tahun denganku.

"Kak!" teriakku, aku berada didepan rumah, sedangkan kakakku masih bermalas-malasan.

"Kakak! cepetan woy!" teriakku kembali, huh, menunggunya itu seperti menunggu mantan mengajak balikan Eh. Buat apa mengharapkan orang yang tidak pasti?

"Apa sih Na?" tanya kak Aland, dan dia masih menggunakan boxer dengan kaos yang jelek,serius, walaupun ku akui, wajahnya masih terlihat tampan.

"Anterin gue ini hari pertama mos!" ucapku dengan sebal.
"Berangkat sendiri sono, naik angkot," ucapnya, enak ya kalau ngomong, tinggal ceplos.

"Pala lu naik angkot! Ini udah diambang batas woy! ayo anterin!" ucapku seraya menarik pergelangan tangan kak Aland.
"Iya bentar, gue ganti baju dulu, " ucap kak Aland.

"Gak usah! ini udah telat!" ucapku, namun kak Aland tetap diam, " Gue mau ngambil kunci mobil ding," ucap kak Aland, aku pun mengangguk.

Dengan segera kak Aland mengambil kunci mobilnya, lalu dia segera melakukan mobilnya, aku berharap hari ini aku tidak telat, karena jika aku telat, aku membayangkan seperti cerita-cerita di Drakor, aku akan bertemu seorang badboy, lalu ia dan aku saling suka. No! Aku tidak mau dengan badboy! Cukup kakakku yang badboy.

***

Aku sampai di sekolah dengan selamat, segera aku berlari ke arah lapangan, karena sebentar lagi acara pembukaan mos akan dimulai. Hari ini cuaca panas sekali, sepanas hatiku ketika melihatnya bersama orang lain.

Eh, seriusan, hari ini cuaca panas sekali, lalu setelah upacara selesai, para murid baru pun disuruh ke kelas masing-masing

Aku berjalan dengan langkah tidak semangat, memang aku akui, kakak kelas di sekolah ini tampan-tampan angkatanku pun ada yang tampan.

Namun sepertinya di kelasku ini tidak ada yang tampan, oh kecuali dua orang yang baru duduk dipojok.

Yang satu matanya bagus, berwarna biru, wajahnya pun tampan, sedangkan yang satunya sih tampan, tapi dia terlihat sok keren.

"Permisi," ucap seseorang, aku menoleh padanya, dia perempuan yang cantik, menurutku.

"Iya?" tanyaku. "Boleh duduk sini gak?" tanyanya aku pun hanya mengangguk.

Lalu ia mulai duduk, entah kenapa, aku merasa ada yang memerhatikanku, dan ketika aku menoleh.

Benar saja, si anak sok keren itu sedang melihatku, walaupun aku melihatnya balik, ia tetap melihatku, hingga teman sebangkuku menepuk pundak ku karena ada osis yang datang ke kelas.

Aku sedang berjalan dengan teman sebangku ku itu, dia bernama Wulan, dia sama sepertiku mengambil jurusan ipa, kami sedang menuju aula dikarenakan ada acara sosialisasi.

Disana, aku merasa mengantuk, mana kemarin aku tidak bisa tidur, karena di rumah nenek ada kebun yang sedang di renovasi, mataku mulai menipis tangannya, dan aku pun bersabar di pundak Wulan.

"Lo mau tidur?" tanya Wulan. "Iya lah, ngantuk gue," ucapku dengan mata yang terpejam.

"Nanti ada kak Reza lo yang bangunin lo," ucap wulan.
"Biarin, gak papa, sekali-kali dibangunin cogan," ucapku dengan mencoba mendapat posisi nyaman.

Rahasia  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang