7. Kenyataan

104 6 1
                                    

Kenyataan, satu orang memendam rasa ke temannya, tanpa diketahui oleh siapapun.

***

Hari ini hari yang cukup menyebalkan bagi Azrina, sebab tadi ketika olahraga basket, ia kena bola basket yang dilempar Dafa, memang pada dasarnya Dafa jahat padanya.

"Masih kesel?" tanya Wulan, sedari tadi ia melihat wajah Azrina yang ingin menerkam Dafa. "Iya," jawab Azrina.

"Dia gak sengaja kali Na," ucap Wulan dengan duduk duduk dipinggir lapangan sambil melihat anak kelas tanding basket. "Tapi dia habis minta maaf malah cengar-cengir," keluh Azrina.

"Udah lah Na, ikhlasin," ucap Wulan. "Gigimu ikhlasin! Kelapa gue puyeng tahu!" ucap Azrina. "Biasa dong bos,'' ucap Wulan. "Kebawa kesel," jawab Azrina.

"Eh anak cewe, gantian tanding basket," ucap Rafa. "Dari pada terus-terusan kesel, mendingan main yuk Na," ajak Wulan.

"Gak ah males," jawab Azrina, dari dulu, Azrina tak begitu bisa dalam hal non-akademik.

"Heh Na, main sono, duduk mulu," ucap Rafa. "Serah gue lah, yang duduk juga gue," ucap Azrina seenaknya.

"Emang tuh cupu," ejek Dafa.
"Apa sih?" Azrina melihat Dafa ia ingin menerkam Dafa kali saja ia serigala.

"Udah main sono!" ucap Rafa dengan menarik tangan Azrina agar ia berdiri. "Gak mau Rafa," jawab Azrina dengan duduk.

"Gak boleh duduk mulu," ucap Rafa lalu, ia menarik Azrina hingga berdiri dan mendorong tubuh Azrina hingga kelapangan.

"Pak! Azrina ikut main!" teriak Dafa tiba-tiba, Pak Tomi, selaku guru olahraga pun memasukkan Azrina.

Permainan basket pun selesai, keringat pun bercucuran di dahi Azrina, karena sedari tadi Azrina di kerjai oleh Dafa, sehingga ia tak bisa bermalas-malasan dalam bermain basket tadi. Dan Azrina sempat terjatuh yang membuat lutut Azrina terluka.

"Gimana? Enak kan main basket?" tanya Rafa. "Palalu enak, mana Dafa? Mau gue terkam," ucap Azrina dengan mata mencari-cari Dafa.

"Gak tahu," jawab Rafa seraya mengangkat bahunya.

Tiba-tiba ada sebuah tangan yang menarik pergelangan tangan Azrina, Azrina melihat ternyata ia adalah Alfa.

"Eh eh! Apa an?" tanya Azrina dengan mencoba melepaskan tangannya. "Udah diem aja," ucap Alfa. Azrina pun mengikuti langkah Alfa tanpa perlawanan.

Sampai tibalah mereka didepan uks. "Lepas sepatu lo," ucap Alfa dengan melepas alas kakinya. "Mau ngapain?" tanya Azrina bingung, namun Azrina tetap mengikuti perintah Alfa.

Alfa melepas tangannya dari Azrian lalu berjalan kearah obat- obat tan.

"Duduk gih," suruh Alfa. Azrina pun menuruti perintah Alfa, Azrina melihat sekeliling UKS, baru kali ini ia menginjakkan kakinya ke UKS hanya untuk mengobati luka kecil.

Alfa berjalan kearah Azrina, lalu ia menundukkan badannya dan menaikkan celana olahraga Azrina.

"Eh! Lo ngapain!" ucap Azrina dengan panik.

"Tenang aja, gue gak bakal macem-macem sama lo," ucap Alfa, Azrina pun diam ketika Alfa mengambil alkohol dan kapas, lalu ia membersihkan lupa Azrina.

"Aw!" ucap Azrina, karena ia merasa perih pada kakinya. "Aih! Aih! Pelan-pelan Al," ucap Azrina dengan menepuk pundak Alfa.

"Ini pelan kok," jawab Alfa kalem. "Pelan palalu!" ucap Azrina dengan garang.

Alfa meneruskan kegiatannya yaitu mengobati Azrina, walaupun Azrina kebanyakan bertingkah, tetapi Alfa sabar menghadapi Azrina.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rahasia  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang