8

2.2K 286 7
                                    

   Jihoon bangun dari tidurnya, bisa Ia lihat kasur di sampingnya kosong. Soonyoung pasti sudah berangkat lebih dulu.

   "Tuan gila kerja sudah pergi ternyata" Jihoon mendudukkan dirinya, sampai matanya melihat bahwa di meja samping tempat tidurnya terdapat roti dan susu hangat.

   "Apa dia yang menyiapkannya?" Jihoon mengambil sebuah surat yang berada di bawah gelas susu hangat itu.

Kau sudah bangun? maaf aku pergi sebelum kau terbangun, ada urusan kantor yang tidak bisa aku tunda. Padahal aku ingin mencicipi masakan istriku, aku akan segera pulang dan kita makan malam bersama, oke? Minum susu dan makan roti buatan ku, itu aku yang buat jangan sangka pelayan yang membuatnya.

   "Dia bisa bersikap manis rupanya" Jihoon memakan roti itu sambil sesekali tersenyum.

***

   "Dasar terlalu semangat bekerja, sampai malam pertama kalian saja kau masih menyibukkan diri dengan pekerjaanmu" Vernon menatap sahabatnya itu sambil mengambil beberapa map dari atas meja kerja Soonyoung.

   "Mau kau apakan map itu?"
   "Tentu saja membantumu agar bisa segera pulang ke rumah"

    "Terimakasih, kau memang pengertian Vernon." Soonyoung mengulas senyum.
    "Aku bukan kasihan padamu, tapi pada Jihoon, dasar terlalu percaya diri" Vernon melangkahkan kakinya keluar dari ruang kerja Soonyoung.

   "Apa-apaan dia? ingin aku potong gajinya?" Soonyoung menatap pintu itu kemudian kembali membaca tulisan di kertas satu-persatu.

   Belum beberapa lama, Soonyoung mendengar suara ketukan pintu, membuat pandangannya kembali teralihkan.

   "Ya, masuk" Soonyoung menatap seseorang yang masuk keruangannya dengan senyuman yang sulit diartikan.

   "Loh? kenapa kau kemari?" Soonyoung menatap Jihoon yang sedang membawa bekal.

   Namun pandangannya lebih tertarik dengan penampilan Jihoon, dengan cepat ia bertopang dagu.

   "Sejak kapan kau berani menggunakan pakaian minim seperti itu,heum?" Jihoon meletakkan kotak bekal itu di meja Soonyoung.

   "Aku membawakanmu bekal, agar kau tidak usah menunggu makan malam, tidak usah banyak bertanya. Aku seperti ini agar kau tidak malu jika aku kemari dengan sweater padahal marga ku saja sudah diganti" Jihoon mengerucutkan bibirnya.

   "Lain kali aku belikan pakaian seperti ini, kau tinggal bilang ingin berapa" Soonyoung merangkul pinggang Jihoon.

   "Tidak perlu, aku bisa beli sendiri" Soonyoung menatap Jihoon sambil tertawa.
   "Kau sudah menjadi Nyonya Kwon, tinggal bilang saja semuanya akan menjadi milikmu"

   Tiba-tiba saja seseorang masuk kedalam ruangan Soonyoung, setelah melihat Tuan dan Nyonya Kwon itu sedang bermesraan dirinya menundukkan pandangan.

   "Eh, ada apa?" Soonyoung menatap pekerjanya dengan tatapan tajam.

   "Tuan, perusahaan di Jepang..."
Setelah mendengar hal itu secara keseluruhan Soonyoung menatapnya tak percaya.

   "Mana mungkin? Data-data semuanya?" Soonyoung memegangi kedua bahu pekerjanya itu cukup keras.

   Jihoon menengahi mereka, kemudian menarik Soonyoung dan menenangkannya.
   "Sepertinya harus aku yang turun tangan..." Soonyoung menatap Jihoon.

   Jihoon sendiri tidak percaya dengan apa yang dia dengar, apalagi soal Soonyoung yang akan meninggalkannya.
   "Apa aku boleh ikut?" Jihoon mengusap pipi Soonyoung.

   Soonyoung menggeleng cepat, menurutnya Jihoon lebih aman berada di Korea dari pada di Jepang. Ia takut hal-hal yang membahayakan Jihoon berdatangan.

   Jihoon beberapa kali memohon, tetap saja Soonyoung menolak untuk mengajaknya.

   "Aku harus pergi sekarang, akan aku suruh beberapa pelayan untuk membawakan keperluanku, aku janji akan pulang cepat. Akan aku suruh supir untuk menjemputmu, oke?" Soonyoung memeluk Jihoon sangat erat. Jihoon mengusap punggungnya, seolah memberikan Soonyoung kekuatan.

   "Baiklah, jaga dirimu disana. Jangan nakal, janji padaku!" Jihoon mengacungkan jadi kelingkingnya.

   "Aku berjanji, sayang~" Soonyoung mengecup pipi Jihoon bergantian.


***

   "Sendirian di rumah besar ini, tanpa suami yang baru menikahimu kemarin" Jihoon menenggelamkan wajahnya di dalam bantal.

   "Apa ini ya rasanya Eomma ditinggalkan oleh Appa?" Jihoon semakin menenggelamkan wajahnya.

   "Aku tidak memiliki nafsu makan, aku harus bagaimana?" Jihoon membalikkan tubuhnya menatap langit-langit kamar.

   Tiba-tiba saja ponselnya bergetar, terdapat panggilan masuk atas nama 'Suami ku Yang Tampan' Jihoon memiringkan kepalanya, sejak kapan dia menyimpan nomor kontak Soonyoung dengan nama tampilan Seperti itu?

   "Hallo, Suami ku yang tampan~" Jihoon mendatarkan suaranya saat menyebutkan nama kontak Soonyoung.

   "Hehe, maaf aku mengganti nama tampilan nomor handphone ku disana. Salahmu sendiri memberikan nama tampilan Soonyoung Bodoh, tidak baik seperti itu kepada suami." Soonyoung terdengar tertawa diseberang sana.

   "Padahal tinggal bilang saja padaku, kau sudah makan malam?" Jihoon memainkan selimut di kasurnya.

   Soonyoung menggelengkan kepalanya, seolah-olah Jihoon bisa melihatnya. Soonyoung sendiri sedang berada di sebuah Hotel mewah di sana.

   "Pasti belum, ayo cepat makan~"
   "Nanti saja, sayang~" Soonyoung terkekeh, dirinya tau pasti wajah Jihoon sedang memerah.

   "Sayang-sayang, cepat makan~" menenggelamkan wajahnya yang sudah semerah tomat didalam bantal.

   "Memangnya sayangku ini sudah makan malam, hm?" Soonyoung menaikan sebelah alisnya.

   "Belum, aku tidak nafsu makan. Katanya kau akan menemaniku makan malam, padahal akan aku buatkan masakanku." Jihoon berkata dengan nada yang sedikit kecewa.

   "Aku sudah makan bekalnya tadi di perjalanan, sangat enak apalagi jika baru diangkat dari penggorengan... Ayolah cepat makan"

   "Benarkah? Enak? padahal aku baru saja belajar dari Youtube, benar ya enak?" Jihoon mengerucutkan bibirnya.

   "Benar sayang~ Ayo cepat makan, aku juga akan segera makan setelah semua kertas ini berkurang"

   Jihoon mengangguk cepat, sambil tersenyum dengan lebarnya.

   "Siap bos, aku akan segera makan. Cepat selesaikan pekerjaanmu, makan setelah itu istirahat, oke?" Jihoon menggigit bibir bawahnya.

   "Baiklah sayang, kecup jauh dari sini, muah" Soonyoung terkekeh setelahnya.

   Jihoon hanya mengerutkan dahinya aneh, dia baru mengetahui sisi romantis dari seorang Kwon Soonyoung setelah menikah, namun baginya ini berlebihan.

   "Ayo balas kecupan jauhnya" Soonyoung menunggu belasan dari Jihoon.

   Jihoon hanya mengecup layar handphonenya, "Kwon Soonyoung bodoh" Jihoon terkekeh setelahnya kemudian menutup sambungan teleponnya dan pergi ke ruang makan.

TBC
Vote&Komentari~

Just Mr.Kwon ❲SoonHoon❳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang