00.00╌╌╌╌╼⃘۪۪❁⃘̸۪۪⃗╾╌╌╌╌╸
Mama, Papa. Seperti apa arti kehidupan yang sebenarnya? Apakah aku bisa merasakan seperti halnya orang lain rasakan?
Sepertinya sangatlah seru bisa menjalani kehidupan seperti yang lainnya, bisa melakukan apa yang mau mereka lakukan, bisa melihat senyum-senyum yang terpancar diwajah-wajah indah sang pemilik. Drea juga ingin merasakan itu semua Mah, Pah. Drea menginginkan itu, sangat ingin bahkan!
Drea,,
Pukk
Suara sebuah buku yang terjatuh menyadarkan gadis yang sedari tadi tenggelam dalam pikirannya. Gadis itu menunduk seraya menangis sesenggukan, ia perlahan menuruni kasurnya dan berjongkok mencari buku yang jatuh tadi. Sedikit meraba, gadis itu menemukan buku yang jatuh, ia kembali mendudukan bokongnya diatas kasur dan menyandarkan punggungnya.
Ia memejamkan matanya sedikit mengingat mengenai kehidupan keluarganya. Ia memiliki keluarga hampir sempurna, mempunyai seorang ayah yang tampan nan berwibawah dan seorang ibu yang berkharisma dengan wajah indahnya, tak jauh jua dengan sang kakak yang memiliki paras anggun. Dan jangan lupakan ia juga memiliki seorang adik kecil tampan yang selalu mengerti keadaanya.
Keluarga itu memang bisa dibilang hampir sempurna, bahkan tak banyak juga yang sering menjuluki keluarga itu dengan sebutan "Keluarga Manis!"
Keluarga manis? ahh ia juga tak tau mengapa keluarganya bisa mendapatkan julukan seperti itu. Kerap sekali ia tersenyum mendengar julukan tersebut, tapi semua senyum itu kini tak berarti lagi dikala suatu kejadian menghantamnya. Tak banyak kalangan yang mencemo'oh mengingat dirinya yang tak sesempurna dahulu, tapi gadis itu tak pernah barang sekalipun menggubris cemo'ohan-cemo'ohan yang pernah ia dengar.
Ia, Hydrangea Adreanna Luis yang kerap disapa Drea. Gadis imut yang memiliki paras indah dan senyum yang menawan. Ia gadis ceria yang selalu menunjukkan cengiran tengil yang selalu membuat orang gemas dengan rasa ingin menenggelamkan gadis itu ke rawa-rawa.
Kini Hydrangea bukanlah seorang gadis yang seceria dulu mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu, tepatnya dihari bahagia ia mendapatkan dua surat yang sangat-sangat mendebarkan. Surat-surat itu berisikan surat kelulusan SMA-nya, dan satunya lagi adalah sebuah surat yang sangat membuat jantungnya berdisko ria. Surat itu adalah surat yang menyatakan bahwa ia diterima di salah-satu Universitas luar negri yang sedari dulu ia damba-dambakan.
Tapi naas, kejadiaan yang tak diinginkanpun terjadi. Karena terlalu senang dan ingin segera pulang, gadis itu berlari menuju mobil jemputannya yang berada diseberang jalan tanpa menyadari ada sebuah mobil yang melintas. tubuh mungil gadis itu terpental jauh dengan keadaan tangan yang masih memegang erat hijab yang dikenakannya dan kedua surat yang sangat penting tadi. Semua badannya terasa keram dan mata indah itupun perlahan tertutup.
Dengan tubuh yang sudah bersimbuh darah, gadis itu langsung dilarikan kerumah sakit dengan bantuan orang-orang yang berada disekitar, sedangkan mobil yang menabraknya sudah hilang entah kemana.
Setelah beberapa hari ia tak sadarkan diri, akhirnya ia sadar juga dari istirahat panjangnya.
Betapa hancurnya hidup sang gadis setelah mengetahui sesuatu yang sangat membuat hatinya mencelos, rasanya semua hanya mimpi tapi nyata! ingin rasanya ia berteriak sekencang mungkin, ingin berontak rasanya juga tak bisa. ia hanya bisa merenung dengan tatapan lurus kedepan. Semua orang yang melihatnya menatap iba, tepatnya bukan semua orang, tapi hanya papa dan adik kecilnya lah yang ikut merasakan kesedihannnya. sedangkan mama dan kakaknya? Mereka hanya diam saja menatap tak minat kearah gadis itu.
Yah, tepat 3 tahun lalu dihari bahagia sekaligus dimana hari ia kehilangan kedua mata cantiknya. Sejak saat itulah ia merasa tak minat dengan kehidupannya, ia merasa sangat menjadi beban yang apa-apa harus meminta bantuan kepada orang-orang.
Sangat sedih bukan disaat kita baru beranjak menuju titik keras berjuangnya kehidupan, tapi malah tidak bisa merasakan hal tersebut.
Pernah suatu hari sang gadis menekatkan diri untuk mencari pendonor mata yang cocok, suatu keberuntungan atau kesialan yang ia dapat disaat mengetahui bahwa ada mata yang cocok untuk dirinya. Tapi rasanya sang gadis hanya mendapatkan kesialan saja, pasalnya bukan mendapatkan sepasang mata, ia malah ditipu dengan dibawa kaburnya semua uang yang ia bawa. Malang sekali bukan?
Sejak kejadian itu lah ia tak pernah lagi membahas persoalan mengenai mata kepada siapapun. Hanya bisa diam, menangis meratapi nasib diatas kasur.
Hari-hari yang biasanya dihiasi dengan kesenangan kini hanya terasa hambar dan hambar. Pagi, siang dan malam, seperti tak ada artinya.
Merasa heran kala suatu ajakan terlontar dari salah satu mulut sang keluarga. Diri yang biasanya selalu diam dirumah, kini dengan tiba-tibanya diajak untuk ikut makan malam besar bersama keluarga, terbesit rasa bahagia tak tanggung kala mendengar sebuah ajakan. Ahh rasanya sudah lama sekali ia tak merasakan momen ini, makan ditengah-tengah keramaian keluarga yang dihiasi dengan canda tawa yang menggelegar.
Rasa rindu kian menggerogoti hati, ingin cepat-cepat rasanya menuju kehari weekend. Tapi rasa senang itu juga kian lenyap disaat tahu alasan terselubung dibalik topeng sebuah ajakan makan malam, betapa kian hancurnya kehidupan yang dijalani dan ingin rasanya pergi tak tentu arah, terserah itu mau tersesat atau apapun intinya kini bisa bebas dari genggaman belengu keluarga. Sepertinya semua itu juga tak bisa dilakukan, hanya cukup diam dan jadilah seorang gadis penurut, setidaknya mungkin dengan mengikuti alur kemauan keluarga ia bisa bebas dari semuanya dan tak lagi menjadi beban keluarga.
𖣴ֹֺ───ꪆ❁ꪆ───𖣴ֹֺ
TBC.
Jangan lupa tinggalkan jejaknya okayy♡♡
See you dipart selanjutnya gengs
KAMU SEDANG MEMBACA
Hydrangea
Teen FictionHydrangea, gadis manis nan malang yang kerap disapa Drea. Ia bukanlah gadis beruntung, Hydrangea seorang gadis tunanetra yang harus merelakan kehidupannya demi tak ingin lagi merepotkan sang keluarga, Drea sempat berpikir bahwa kehidupannya akan sel...