3 ( Full of Flashback )

1K 125 1
                                    

Update yeorobunn!!😁😁 part kali ini full flashback masa lalunya yerimie...
Happy reading...😄

Flashback...

At BuckStar Coffee

Yerim mengelap gelas-gelas yang baru saja ia cuci sesekali bersenandung. Ia sesekali melihat jam dinding yang ada di pantry. Ia menunggu putranya Eunwoo pulang sekolah dan ia akan permisi sebentar pada bosnya untuk menjemput Eunwoo.

"Yerim-ah! Bisa tolong antarkan ini kemeja 5? Aku ditugaskan mengantarkan delivery", teriak Taeyong dari luar pantry.

"Iya-iya", jawab Yerim. Yerim mengelap tangannya lalu menghampiri Taeyong.

"Mana pesanannya?", tanya Yerim. "Nih", Taeyong memberikan sebuah nampan dengan 2 gelas americano diatasnya.

"Ke meja 5, ya? Ok!", Yerim pun mengantar pesanan itu ke meja 5. Setelah menyelesaikan tugasnya, ia kembali ke pantry ingin menyelesaikan pekerjaannya. Saat Yerim ingin melanjutkan pekerjaannya, handphone disaku celemeknya berdering tanda panggilan masuk. Yerim pun mengangkat panggilan itu sambil melanjutkan pekerjaannya.

"Yeoboseo?", ucap Yerim.

"Apakah ini dengan ibunya Kim Eunwoo?", tanya orang dari seberang sana.

"Ya, saya sendiri", jawab Yerim.

"...."

PRAANNG!!!

"EUNWOO!!", gelas yang ada ditangan Yerim terjatuh dan pecah berkeping-keping. Air mata memenuhi pelupuk mata Yerim.

"Hiks...baiklah, aku akan segera kesana", ucap Yerim dan langsung menutup teleponnya secara sepihak.

...

At Severance Hospital

Yerim berjalan mondar-mandir didepan ruang UGD. Hatinya tidak bisa tenang setelah mendengar bahwa putranya kecelakaan. Ia terus berdoa agar Eunwoo bisa terselamatkan.

"Eunwoo...", ucap Yerim lirih. Ia lalu duduk dan menunduk dalam. Rambut panjangnya menjuntai menutupi wajahnya.

"Eunwoo...tolong selamatkan dia...", ucap Yerim lirih. Mulutnya terus berkomat-kamit memanggil-manggil nama putranya.

Kriieet...

Ia mendengar suara pintu terbuka. Ia pun mendengar suara pintu terbuka. Ia pun menegakkan kepalanya dan melihat seorang dokter keluar dari ruang UGD. Yerim pun bangkit berdiri dan menghampiri dokter tersebut.

"Dok, bagaimana keadaan putra saya?", tanya Yerim cemas. Dokter tersebut menghela nafas sejenak.

"Kondisi putra anda sedang kritis. Dia harus menjalani operasi dikarenakan luka yang dialaminya cukup parah", tutur si dokter. Yerim terisak mendengar penuturan sang dokter.

"Apakah tidak ada cara lain selain operasi?", tanya Yerim dan hanya dijawab dengan gelengan oleh sang dokter. Yerim kembali terisak.

...

Tuut...

Tuuut...

Yerim berdecak kesal karena panggilannya tak dijawab.

"Appa, aku mohon sekali saja...", gumamnya lirih. Tak lama kemudian panggilannya dijawab oleh sang empu.

"Ada apa?", tanya orang dari seberang sana dengan nada tidak suka.

"Appa, aku mohon sekali ini saja aku butuh bantuanmu...aku mohon, appa", ucap Yerim memohon.

"Maaf saja kau bukanlah bagian dari keluarga kami lagi", ucap orang itu dan mengakhiri teleponnya secara sepihak.

"Appa! Appa!", Yerim mencoba menelpon orang itu kembali namun hasilnya nihil. Yerim terisak. Kenapa dia harus dihadapkan pada masalah seperti ini di umurnya yang masih muda?

"Kepada siapa lagi aku harus minta bantuan? Hiks...", ucap Yerim sambil terisak.

"Chae!"

...

Yerim berdiri didepan sebuah rumah besar. Ia mendekati rumah itu dan mengetuk pintunya.

"Chaeyeong-ah! Chae!", Yerim terus mengetuk pintu rumah itu hingga seorang tetangga lewat dan berkata bahwa sipemilik rumah itu sedang pergi keluar negeri. Betapa resahnya hati Yerim mendengar penuturan orang itu.

'Tuhan, apa kau sedang memperhatikanku sekarang? Kenapa kau membiarkanku menghadapi semua ini?', batin Yerim. Ia pun memutuskan untuk kembali ke rumah sakit.

...

At Severance Hospital

Yerim melewati koridor rumah sakit yang banyak dilewati para pasien dan juga perawat. Seorang pasien lansia memperhatikan raut wajah Yerim yang tertekuk.

"Nak, kenapa wajahmu kusut sekali? Apa ada masalah?", tanya pasien lansia itu. Yerim tersenyum tipis lalu menjawab, "Hanya masalah kecil, halmeoni", bohong Yerim.

"Sebenarnya kau terlalu muda untuk mendapat masalah. Cucuku yang seumuran denganmu begitu bahagia dengan masa mudanya. Nikmatilah masa mudamu, nak", ucap pasien lansia itu. Yerim hanya tersenyum tipis.

"Terima kasih, halmeoni. Saya permisi", Yerim pun pergi dari situ. Ia hendak ke rooftop untuk menyegarkan pikirannya sedikit.

Ia duduk disebuah bangku yang ada di rooftop dan menangis segugukan. Ia sesekali menghadap langit lalu menunduk kembali.

'Kenapa kehidupanku begitu menyedihkan? Apakah di kehidupan sebelumnya aku adalah orang jahat?', batin Yerim.

...

At VVIP Room

Tiit...
Tiiit....
Tiit...
Ti..
Ti
Ti
Tiiiiiii....

Seorang namja langsung menggenggam erat tangan seorang yeoja yang sedang berbaring dan sudah tak bernyawa lagi. Namja itu menangis dalam diam hingga beberapa perawat datang dan memindahkan mayat istrinya itu kekamar mayat.

Namja itu sangat mencintai istrinya walaupun sang empu sudah mulai menua, sakit, dan meninggal. Sembari menunggu pengurusan mayat istrinya, namja itu pergi ke rooftop untuk menenangkan diri disana. Namun, saat sudah sampai di rooftop ia melihat seorang anak gadis sedang duduk sendirian dan menangis segugukan. Ia pun mendekati gadis itu.

"Kenapa kau menangis, anak muda?"

.
.
.
.
.
.
.

Gabuutt!! Saya lagi gabuutt!! Lagi" saya update pdhl harus tunggu votenya 60...

Abaikan!

Gimana? Udah mulai ngerti jln ceritanya kemna? Jalan ceritanya itu menuju.....

ROMA~~

*asshhyyiiaapp!!

Abaikan bacotan saya!! Jgn lupa vote & comment! Gak sabar kan nunggu kelanjutannya? Makanya...vote! Comment!

Luv U All ~♡♡

Bye bye...

Love With Revenge | COMPLETEDWhere stories live. Discover now