12

828 95 1
                                    

Hayoloh tim yang nunggu JungRi nyatu harap bersabar, ya😊
Semua itu butuh proses bwambwank! So, tunggu aja and still give me vote and comment 😊😊!!

Happy Reading!!

.

.

.

Jungkook berjalan gontai menuju sebuah halte bus. Semalam, ia terpaksa untuk bermalam di sebuah rental komik itupun ia memohon-mohon pada penjaga rental komik tersebut.

Saat sampai di halte bus, ia melihat sebuah koran tergeletak di atas bangku panjang yang ada di sana. Ia membuka koran tersebut dan membaca judul headline nya.

[CEO JEON CORPORATION DITEMUKAN TEWAS DI PANTRY]

Seketika mata Jungkook membulat dengan sempurna. Ia tidak yakin! Iya yakin ini berita hoax yang disebarkan oleh orang-orang iri. Ia pun membaca artikelnya secara teliti.

CEO dari Jeon Corporation ditemukan tewas di pantry. Beliau ditemukan dalam keadaan menggantung.

Setelah diotopsi, terdapat luka-luka goresan dibagian leher korban.

Polisi terus mencari-cari pelaku dari insiden tersebut. Namun, tak ada bukti yang bisa dijadikan petunjuk.

Pihak kepolisian memutuskan untuk menutup kasus ini karena belum menemukan pelaku dari insiden pembunuhan tersebut.

Seketika sekelebat perasaan sedih menghampiri Jungkook.

Ia membenci ayahnya. Namun tak sepenuhnya. Ia juga merasa sakit saat mendengar berita buruk tentang ayahnya.

"Siapa...siapa dalang dari semua ini?...", Lirihnya.

...

Yerim memegangi kepalanya yang terasa berat. Wajahnya terlihat pucat membuat maid pribadinya khawatir.

"Nyonya, gwaenchanhayo?", Tanya maid tersebut. Yerim mengangguk.

"Tolong buatkan aku teh hangat", pinta Yerim pada maid tersebut. Maid itupun mengangguk patuh lalu menjalankan tugasnya.

Yerim memijit pelipisnya berharap agar kepalanya terasa lebih baik. Ia memejamkan matanya sejenak lalu membuka matanya lagi.

Entah kenapa tiba-tiba saja ia memikirkan namja itu lagi. Jeon Jungkook. Ia sempat berpikir bahwa namja itulah yang membuat dia sakit kepala.

"Apa yang kau pikirkan, Yerim??", Tanyanya pada dirinya sendiri sambil berdecak kesal.

"Teh nya sudah selesai, nyonya. Silakan dinikmati", ucap maid tadi dan meletakkan secangkir teh hangat di meja.

"Terima kasih", ucap Yerim.

"Sama-sama, nyonya. Saya permisi", ucap maid tersebut lalu berlalu pergi.

Yerim mengambil tehnya dan menyesap teh nya perlahan.

"Bagaimana keadaan nya sekarang, ya?", Gumam Yerim.

...

Jungkook berdiri di depan sebuah penthouse yang diketahui merupakan kediaman dari mantan kekasih Jungkook.

Ia awalnya menolak untuk datang ke sini. Namun, karena terpaksa dan ada jalan lain, ia datang kesini. Meminta bantuan pada mantan kekasih nya, bukan meminta belas kasihan untuk balikan.

Ding!Dong!

Jungkook memencet bel penthouse itu dan menunggu jawaban dari dalam sana. Namun, setelah beberapa menit tak ada tanda-tanda dari dalam.

Ding!Dong!

Jungkook memencet bel nya lagi. Tak lama kemudian, seorang yeoja keluar dari penthouse itu. Iya tampak terkejut karena melihat Jungkook di depan rumahnya.

"Umh...hai", ucap Jungkook kaku. Yeoja itu mengangguk dan tersenyum kikuk.

"A-aku tidak boleh masuk?", Tanya Jungkook. Yeoja itu mengangguk dan mempersilakan Jungkook masuk dan duduk diruang tamu.

Sunyi. Itulah yang melanda ruang tamu sekarang. Walaupun ada dua orang didalamnya, tetap saja ruang tamu itu sunyi. Hanya ada bunyi AC yang menyala.

"Umh...Nayeon-ah", panggil Jungkook memecah keheningan. Yeoja yang bernama Nayeon itupun menoleh kearah Jungkook.

"Wae?", Tanya Nayeon.

"Sudah lama tidak bertemu, ya", ucap Jungkook basa-basi. Nayeon mengangguk.

"Sudah punya pengganti?", Tanya Jungkook.

"Ne...", Jawab Nayeon lirih.

"Kesini buat apa?", Tanya Nayeon agak acuh.

"Aku...aku mau tinggal disini untuk sementara waktu. Boleh?"

Mata Nayeon membulat sempurna. Ia mengerutkan keningnya.

"Ti-tinggal disini? Waeyo? Kenapa tak pulang kerumah?", Tanya Nayeon. Jungkook tersenyum miris.

"Aku ragu untuk kembali ke rumah", ucap Jungkook lirih.

"Wae? Aku sudah dengar berita kalau appamu meninggal dunia. Aku turut berdukacita. Lalu, apa yang membuat kau ragu kembali ke rumah?", Tanya Nayeon.

"Ada masalah", jawab Jungkook singkat. Nayeon menatap Jungkook sendu. Walaupun Jungkook adalah mantannya dan terkenal brengsek, ia tahu namja itu punya sisi lemah.

"Jadi, boleh aku tinggal di sini sementara?", Tanya Jungkook lagi. Nayeon mengangguk. Ia sebenarnya agak ragu. Takut kalau kekasihnya datang kesini dan melihat Jungkook di rumahnya.

"Tenang. Aku nggak akan ganggu hubungan kamu sama kekasih kamu", ucap Jungkook seolah bisa membaca pikiran Nayeon.

"Baiklah kau tidur di kamar tamu", ucap Nayeon.

"Gomawo"

...

Yerim berjalan gontai menuju kamarnya. Ia terduduk dipinggir kasur sambil memegangi perutnya yang mulai membesar.

"Entah kenapa aku tiba-tiba rindu pada si bajingan itu", ucap Yerim lirih. Ia terlalu lelah. Setiap hari ia selalu memikirkan namja jeon itu tak tahu alasannya apa.

Yerim berbaring di ranjang dan memejamkan matanya. Ia berharap pikirannya tentang namja jeon itu akan segera hilang.

.

.

.

TBC...

Hay guys gw comeback nih...
Huuft...maaf ya part nya agak pndek. Dan kalo kurang memuaskan saya minta maaf sebesar-besarnya 🙏🙏

Aku seneng ff ini udah banyak pembaca dan banyak peminatnya. Thanks kalian yg udah dukung aku.

Eits...aku mau ngasih tau nih aku ada publish cerita baru

"Be My Queen"

Aku berharap kalian kasih respon yg sama kyk cerita ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku berharap kalian kasih respon yg sama kyk cerita ini. Klo penasaran sama ceritanya kuy check profil gw👌

Please vote and comment 😊
See u and bye bye 😘❤💕💞

Love With Revenge | COMPLETEDWhere stories live. Discover now