Peraya #Tipsnge-date - Parit

878 106 12
                                    

Dengan sangat excited Singto mengajak Krist untuk pergi jalan-jalan, dan ceritanya sebelum itu mereka ingin makan ke tempat yang di rekomendasikan oleh Tay pada keduanya. Singto sangat senang Krist mau pergi dengannya meskipun kekasihnya itu harus mengomelinya sampai telinganya panas, dan lengannya habis jadi korban cubitan Krist.

Sungguh jika Krist marah, kekasihnya itu bahkan bisa lebih kejam dari seorang ibu tiri yang ada di televisi, selalu memukuli anaknya yang tidak berdosa.

"Kenapa naik motor?"

Krist sudah cemberut, tidak suka Singto mengajaknya naik motor, padahal cuaca sedang panas-panasnya, kenapa bisa pria itu mengajaknya naik motor. Bahkan Singto menukar mobilnya dengan motor Gun untuk mengikuti tips kencan ala kakaknya yang setahu Krist tidak pernah berhasil itu.

"Kata phi Tay naik motor itu bisa membuat hubungan kita lebih mesra."

Jemari pria manis itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, Krist mengiyakan saja ucapan Singto, tidak terlalu memperdulikan pria berkulit Tan yang kelihatan bodoh sekali sekarang untuk apa mengikuti kakaknya yang bahkan selalu gagal berkencan dengan Phi New, yang ada setelah pergi dengan phi Tay, Phi new selalu marah-marah seperti orang yang sedang pms.

"Pastikan dulu tempat itu nyata bukan kuburan."

"Hah?"

Singto menampilkan wajah bodohnya ke arah Krist, membuat Krist mencari sendiri tentang restoran yang mereka ingin datangi, pada situs web dan nyatanya ada, hanya saja sepertinya jalannya tidak asik sama sekali.

"Kau yakin mau mengajakku kesini phi?"

"Iya, baguskan? Kita bisa berfoto pemandangannya bagus, sayang."

"Baiklah, sebelum pergi aku mau tanya mana dompet dan ponselmu?"

Jangan salah, biasanya Singto melupakannya, jadi mereka akan berputar-putar hanya untuk mengambil dompet dan ponsel itu kerumah Singto padahal jaraknya cukup jauh dari sini, dan juga itu hanya akan membuang-buang waktu, ketika Krist ingin membayar makanannya, Singto melarang dia tidak mau Krist membayarnya, padahal dia tidak membawa uang, sudahlah jika membahas ulah Singto yang otaknya hanya tersisa sedikit itu, percuma hanya akan membuat Krist makan hati.

"Di jok motor, Phi pintar kan, sayang? Daripada phi lupa, lebih baik phi letakkan disana."

"Ponselnya sudah phi matikan?"

"Sudah."

"Ayo, naik biar aku yang membawanya."

Singto menggelengkan kepalanya, lelaki sejati pantang untuk duduk di belakang sedangkan pacarnya yang membawa motor, kasian nanti Krist akan lelah, lebih baik Singto saja, tenang dia kuat kok.

Akhirnya keduanya menaiki motor hampir satu jam akan tetapi tidak kunjung sampai ke tempat yang keduanya tuju, Krist heran pasti Singto salah jalan padahal dia sudah melihat google maps menggunakan ponsel Krist, hanya saja tetap seperti ini ujungnya.

"Phi sepertinya kita salah."

"Tidak sayang ini benar."

"Kenapa tempat ini sepi?"

"Kan memang tempatnya di tengah persawahan sayang."

"Tapi ini bukan persawahan, ini kebun phi. Kau bisa membaca arah tidak?"

"Bisa sayang, ini hanya arah bukan yang lain masa phi tidak bisa."

Ujar Singto dengan percaya dirinya, sembari melajukan motornya dengan cukup kencang padahal jalanan disana cukup terjal dan tidak mendukung, dan bodohnya pria itu tidak melihat kedepan jika disana ada turunan sebab sibuk mengobrol bersama dengan Krist.

Alhasil motonya terjun bebas ke arah parit yang ada di bawah sana, hingga tubuh mereka basah dan kotor, Krist sudah menjerit takut setengah mati, sementara Singto hanya diam dan linglung kaget mereka bisa berakhir disini, sementara motornya masih ada di atas jalan, hanya keduanya saja yang terjungkal.

"Sayang...."

Krist melirik Singto sinis, dan bangkit dari sana, selalu saja seperti ini, bersama dengan Singto berakhir sial.

"Krist mau kemana? Bantu aku, aku tidak bisa berdiri."

"Aku tidak perduli."

"Krist mau kemana? Jangan pergi bagaimana jika penunggu pohon disini marah."

"Sekalian aku ingin melamarnya supaya bisa kau nikahi, brengsek!"

Krist tidak memperdulikannya, dan berjalan ke arah motor adiknya itu, tanpa mengatakan apapun lagi, Krist langsung pergi meninggalkan Singto yang masih ada di dalam parit, melihat kekasihnya pergi baru Singto bangkit dari sana, dan berlari mengejar Krist yang sudah hilang entah kemana, meninggalkan Singto sendirian, di tempat yang tidak di kenalnya, tidak membawa ponsel bahkan dompet serta cacing-cacing di perutnya yang minta di isi, akhirnya Singto hanya bisa mendudukkan dirinya di bawah pohon bambu, seperti penunggu pohon itu, menunggu seseorang yang datang untuk menolong.

Akan tetapi bukannya orang lain mau menolongnya, justru orang-orang yang lewat berteriak kekuatan melihat keadaan Singto yang mengenaskan, mirip seperti hantu penunggu pohon.

Tips nge-date pintar ala Singto Prachaya :
Jangan sekali-kali membuat kekasihmu yang kejamnya melebihi ibu tiri di FTV itu marah, karena jika dia sudah marah, yang tersisa untuk jadi jodohmu hanya penunggu pohon bambu 😇

[10 ]. A Ridiculous Three Couple Boyslove StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang