REVENGE [ Wonwoo - Eunha - Mingyu]

871 55 1
                                    

"Untuk apa kau memanggil ku kesini Wonwoo oppa?" Nafas Eunha terengah-engah. Pasalnya, beberapa menit yang lalu Wonwoo mengabarinya lewat ponsel untuk menghampirinya di rooftop sekolah dalam 5 menit.

Wonwoo hanya berdiri membelakangi Eunha sambil memasuki tangan nya ke dalam kantung celana sekolah. Rambut nya yang berkibar akibat terpaan angin ia biarkan kusut begitu saja.

"3..." Wonwoo hanya mengucapkan sepatah kata dan masih tetap diposisi yang sama.

"3? Maksudmu apa Wonwoo-ya? Bahkan tanggal jadian kita tidak ada angka 3." Eunha mengernyit bingung.

"2..." suara bariton pria itu sukses membuat Eunha penasaran. Sebenarnya apa yang dilakukan namja chingu nya ini? Apa ia sedang belajar menghitung mundur? Tentu tidak pastinya, selama sekolah pasti ia diajarkan berhitung.

Rasanya lidah Eunha sulit untuk di gerakkan, ingin berbicara namun tak mampu mengatakan nya. Rasa penasaran nya harus dipendam sebelum Wonwoo melanjutkan pembicaraan nya.

"1..." Wonwoo membalikkan badan menghadap Eunha, dengan senyuman mengejek serta tangan yang masih berada di kantung celana sekolah ia berujar. "Selamat."

"Untuk apa? Hari ini bukan hari jadi kita. Bahkan tak ada yang ulang tahun diantara kita berdua. Lalu untuk apa kau mengucapkan selamat kepadaku?" Begitu banyak rentetan pertanyaan yang diajukan Eunha pada Wonwoo.

"Selamat! Mulai pukul 12 siang tepat kau terbebas dariku." Ucap Wonwoo masih dengan bibir tersungging.

"Terbebas dari apa? Bahkan kau tak pernah mengikatku dalam hal apapun, Wonwoo-ah." Raut wajah Eunha semakin nampak kebingungan, mencoba mengerti arah pembicaraan Wonwoo tapi hasilnya nihil, ia tetap tidak mengerti dengan detail nya.

Sebelum berucap, Wonwoo mengambil nafas dalam-dalam, setelahnya, "3 bulan yang lalu, di rooftop ini tepat pukul 12 siang aku mengikatmu dalam sebuah hubungan. Kau ingat itu? Aku mengutarakan perasaanku padamu dengan gelang ditanganmu lah sebagai saksi nya."

Eunha menatap gelang pemberian Wonwoo. Perkataan Wonwoo memang benar, gelang ini menjadi saksi bisu antara mereka berdua pada waktu itu.

"Aku ingat. Bahkan sangat ingat hingga aku tak pernah lupa pada kejadian dimana seorang yang kupuja akhirnya bisa membalas perasaanku dengan begitu mudah nya." Bibir Eunha terangkat menampilkan deretan gigi putih nya.

"Dan sudah kujelaskan tadi, sekarang kau sudah terbebas dari hubungan gila ini." Kini senyuman Wonwoo berubah menjadi menakutkan. Bahkan jika Eunha sadari mungkin ia akan melihat pancaran mematikan dari bola mata hitam milik namja chingu nya.

"Anida Wonwoo-ya!! Bilang padaku bahwa kau sedang bercanda kan? Katakan itu dengan lantang!" Eunha memekik keras dari jarak beberapa meter antara Wonwoo dengan dirinya.

Wonwoo terlihat sangat santai menghadapi Eunha dengan amarah nya yang sudah sedikit memuncak. Nafas gadis itu sudah naik turun, serta raut wajah nya yang sudah terlihat begitu garang bagaikan binatang buas ingin menerkam mangsanya.

"Apa kau sungguh-sungguh mencintaiku?" Wonwoo bertanya dengan tampang polos nya. Pertanyaan bodoh macam apa yang diajukan Wonwoo untuk Eunha.

"Pabbo-ya kau Wonwoo-ah! Jika aku tidak sungguh-sungguh mencintaimu, tidak mungkin aku semarah ini padamu saat kau dengan gampang nya mengatakan sekarang aku terbebas darimu." Emosi Eunha sudah terlihat normal kala Wonwoo menanyakan hal bodoh padanya. Mungkin ini suatu jebakan untuk Eunha apakah ia benar-benar mencintai Wonwoo atau tidak.

"Bagaimana rasanya? Sakit atau pedih setelah aku memutuskan hubungan denganmu disaat kau sudah benar-benar mencintaiku?"

"Wonwoo, tolong katakan bahwa kau hanya sedang bermain saja denganku." Kaki Eunha sudah begitu lemas hingga akhirnya ia menjatuhkan badan nya seakan sedang memohon pada Wonwoo.

FF Eunha [Oneshoot, Drabble, Ficlet]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang