My Fear (Eunha - Taeyong)

979 58 38
                                    

"Kau pikir aku percaya itu, hah?! Aku ini wanita dewasa Taeyong-ssi. Jangan mencoba untuk membohongi diriku!" Eunha membentak Taeyong. Dengan tidak tahu dirinya, bahkan Eunha berani menunjuk Taeyong tanpa menghormati pria tersebut.

"Kau percaya dengan gosip yang berada di luar sana Eunha, sayang? Apa kau sungguh tak memercayai aku sebagai kekasihmu?" Taeyong menatap Eunha dalam. Suaranya begitu lembut yang membuat Eunha ingin menangis melihat Taeyong yang selalu dibentak olehnya.

"Hal mana yang harus ku percayai tentang dirimu lagi, Taeyong-ssi? Saat dulu, aku masih bisa menerima mu berbohong karena kau ketahuan selingkuh. Tapi sekarang apa aku harus memaafkanmu yang telah tidur bersama wanita lain?! Kau laki-laki sialan!" Tangan Eunha mengepal. Nafasnya naik turun menahan emosi yang sedari tadi di tahan.

Bagaimana bisa Eunha bersabar jika Taeyong tidur bersama wanita lain yang ia tidak ketahui. Jika bukan karena temannya, Eunha mungkin tak mengetahui selama ini Taeyeong hanya berpura-pura menyayanginya.

Taeyong menggenggam tangan Eunha. Menaruhnya di dada. "Aku mencintaimu, sayang. Meski dulu aku melakukan kesalahan. Namun aku sungguh menyesal. Bahkan, aku selalu menjauh dengan wanita lain. Kau bisa percaya itu."

"Lepaskan!" Eunha berusaha menarik tangannya yang di genggam erat oleh Taeyong. Dengan sekuat tenaga ia berhasil melepaskannya. Refleks, Eunha langsung menampar Taeyeong dengan sangat kencang sehingga menciptakan kemerahan di pipi pria tersebut.

Taeyong hanya berdiam diri dengan wajah yang menghadap samping. Hatinya sakit Eunha melakukan dirinya dengan begitu kasar. Ia tak menginginkan Eunha seperti ini. Apa kebohongan bisa sampai mengubah karakter seseorang? Bahkan, Eunha tak mengetahui fakta sebenarnya, mengapa gadis itu menyimpulkannya seorang diri.

Pipi Taeyong terasa panas. Sementara Eunha menangis dihadapannya setelah melakukan hal yang tak pantas. Bagi Taeyong, jika dengan cara ini bisa membuat Eunha kembali tenang, maka lakukan lah sepuas gadis itu bisa. Taeyong hanya ingin kepercayaan Eunha kembali, tidak bersama sifat egois ataupun sifat kekanak-kanakannya.

Bahkan salju yang sedaritadi turun dengan sedikit lebat, tak cukup menghentikan pertengkaran mereka berdua. Suhu yang semakin dingin tak dapat mengindahkan panasnya suasana antara Eunha dan Taeyong.

"Gwaenchana, Eunha-ya. Tolong jangan menangis." Taeyong mengusap  air mata yang sudah membanjiri pipi chubby gadis tersebut, membawanya kedalam pelukan yang cukup menghangatkan.

Dengan tidak tahu dirinya, Eunha melepas pelukan Taeyong dengan cara mendorong pria tersebut dengan kasar. "Aku tidak ingin bersentuhan dengan pria kotor sepertimu!"

Untuk kesekian kalinya Eunha mengucapkan kata kasar. Seperti anak yang tak di didik dengan baik, Eunha berontak dengan segala sifat keburukannya. Bahkan bibir merahnya tak bisa mengontrol segala ucapannya.

Meski sakit hati tak tertahan, namun harapan kembali pada Eunha selalu bersarang di dalam diri Taeyong. Ia mencoba setegar mungkin menghadapi amarahnya Eunha. Mungkin gadis itu hanya terlalu terbawa emosinya yang sudah memuncak, sehingga ia mengeluarkan semuanya kepada Taeyong.

Dengan mata yang merah serta bibir yang bergetar, Eunha berbicara, "apa sekarang dirimu patut untuk dihargai jika kau saja tak bisa menghargai wanitanya? Kepalsuan macam apa yang sedang kau tutup dengan topeng yang berparas tampan itu, hah?! Aku muak dengan ini Taeyong-ssi. Andai kita tak pernah bertemu, aku mungkin tak pernah merasa sakit hati yang terlalu dalam. Karenamu, aku mulai menderita!"

Taeyong hanya bisa menunduk diam. Ia tampak berpikir, apa selama ini Eunha tak bahagia bersamanya? Seharusnya Taeyong menyadari itu dari dulu, agar dirinya sadar diri bahwa dirinya bukan tipe Eunha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FF Eunha [Oneshoot, Drabble, Ficlet]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang