Hari ini sekolah libur. Tentu Biandra mempunyai waktu untuk bermalas-malasan seharian. Biasanya ia akan bangun siang sampai Mama nya turun tangan menggedor-gedor pintu kamarnya. Biandra sudah hapal betul apa yang akan terjadi selanjutnya. Mama nya akan terus mengomel pada Biandra sampai rasanya ia bosan. Namun itulah mengapa Biandra sangat menyayangi sang Mama tercinta. Mengingat itu Biandra terkekeh kecil ketika membayangkan wajah sang Mama yang menjadi garang bak macan betina. Biandra akan menjadi anak yang manja bila sedang bersama orang tuanya.
Setelah mematikan alarm yang terus berbunyi Biandra bersandar di kepala ranjang untuk mengembalikan separuh nyawanya yang masih terbang ke awang-awang. Seketika Ia teringat kejadian kemarin saat pertemuan tak terduganya bersama Revan. Ya. Sepertinya ia harus mengikuti saran Vivi untuk mencoba mendekati Revan secara langsung. Hidup itu harus optimis kan. Tidak ada salahnya mencoba.
Mengambil benda persegi yang terletak diatas nakas ia segera menghubungi Vivi untuk meminta saran apa yang bagus sebagai permulaan mendekati Revan. Tak lama panggilan itu tersambung.
"Halo Vi?". Sapa Bindra pelan.
"Kenapa Bi, tumben lo nelpon gue jam segini?". Vivi bergumam serak sambil menguap yang tentu terdengar oleh Biandra. Rupanya gadis itu baru saja terbangun dari tidurnya karena panggilan ponsel dari Biandra.
"Hmm g-gue mau minta saran sama lo, gue mau coba deketin Revan langsung". Mengehela napas lega, akhirnya iya berani mengucapkan kata itu kepada Vivi walaupun kini jantungnya berdegup kencang.
Gadis yang masih mencoba mengumpulkan nyawanya itu seketika membelalakkan matanya dan menajamkan pendengarannya. Lalu tiba-tiba ia berteriak histeris. "HAH, LO SERIUS BI? GUE GAK SALAH DENGERKAN? YA TUHAN AKHIRNYA BIANDRA KHARISMA BERANI MENUNJUKKAN JATI DIRINYA DIHADAPAN SEORANG REVAN!!".
"Anjir. Gak pake teriak bisa gak sih?".
"Hehe sory Bi. Soalnya gue kaget banget asli".
"Tapi gue bingung gimana mulainya".
Mendengar nada lesu dari sahabatnya itu Vivi berdecak sebal sambil menegakknya duduknya. Walaupun sebenarnya ia masih sangat mengantuk.
Dengan ekspresi serius dan ucapan menggebu-gebu Vivi memberikan saran kepada Biandra. "Oke gini, lo denger gue baik-baik dan ikutin apa yang gue bilang. Hal pertama yang harus lo lakuin adalah DM dia, ya lo basa-basi apa kek gitu. Dan sebisa mungkin lo udah siapin topik pembicaraan. Biar lo gak canggung. Yang ada nanti dia ilfil kalo lo chat dia gak jelas. Gimana Bi oke kan saran gue?".
"Hufft oke. Gue bakal coba saran dari lo. Tapi gua gugup Vi, gimana kalo dia gak ngerespon gue, secara kan gak satu dua orang yang sering DM dia. Lo tau sendiri kan fans dia banyak banget?".
"Ck. Belum apa-apa lo udah mikir yang negatif. Udah ya pokoknya gua gak mau tau, lo sekarang DM dia. Kita coba liat nanti dibales atau nggak".
"Yaudah deh. Gua coba sekarang. Btw, thanks ya Vi, doain gue semoga berhasil".
"Amiin, sama-sama. Yaudah gue mau lanjut tidur lagi bye".
"Dasar kebo". Umpat Biandra pelan.
Tbc.
Chapter selanjutnya kita liat babang Revan tampan:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Singkat [HIATUS]
Teen FictionKamu mengajarkanku bagaimana rasanya mencintai dan merasakan bahagianya dicintai Terimakasih untuk waktu yang singkat ini. ~ Biandra Kharisma