Saat itu adalah hari Rabu
Suasana di Kelas saat itu sunyi dan tenang karena sedang ada ulangan yang berlangsung tetapi kesunyian itu tiba-tiba sirna oleh perkataan Ibu Sutrani yang mengatakan waktu ulangan akan segera selesai. Seketika suasana kelas menjadi ribut bergemuruh seperti pasar ikan, sementara itu Helga yang sedang menuliskan jawaban nya pada lembar jawaban pun terusik oleh Gentar yang khawatir akan ulangannya, karena ia tak tau jawaban dari soal itu. Kebetulan Gentar duduk di sebelah Helga orang yang pandai di kelas, menjadikan kesempatan bagus oleh nya untuk menyontek jawaban Helga. Gentar tak dapat berbuat banyak sebab Ibu Sutrani selalu memandangi ke arah nya, ia hanya bisa melirik lirik Helga yang sedang sibuk mengerjakan ulangan. Perlahan tapi pasti Gentar secara lembut memanggil nama Helga sebanyak 3 kali tetapi Helga tak menghiraukan, Gentar terdiam sejenak menunggu Helga selesai mengerjakan ulangan lalu tak lama kemudian Helga selesai dan menaruh pulpen ke dalam kotak pensil tetapi tangan Helga di tahan oleh Gentar dengan wajah memelas.
"Hel, liat dong hehehe"
Lalu dengan menarik tangan nya kembali sambil menyimpan pulpen di kotak pensil.
"Enak aja! Maka nya belajar"
Melihat respon Helga yang tidak bisa di ajak kerja sama Gentar pun panik dan sedikit kesal. Ibu Sutrani yang melihat Gentar panik langsung menghampiri meja Gentar.
"Gentar, kamu udah selesai apa belum? Kalau sudah cepat di kumpulkan"
Gentar hanya tersenyum seraya menutup kembali lembar jawaban nya karena takut terlihat oleh ibu Sutrani. Helga yang melihat Gentar seperti itu hanya bisa tertawa kecil.
Bel istirahat pun berbunyi menandakan ulangan telah usai, seperti biasa saat begini di jam siang Helga hanya duduk manis di bangku nya sambil menikmati bekal yang telah diberikan oleh mama nya. Di saat siang seperti itu, Helga merasa risih dengan kehadiran jerawat yang ada pada pipi kiri nya sangat mengganggu tampilan wajah serta rasa nyeri yang ditimbulkan apalagi sampai di tegur oleh Ivan yang duduk tepat di belakang bangku Helga.
"Duh jerawat lu. Mateng banget merah merah gitu ckckck gemes"
Mendengar itu Helga hanya dapat melontarkan senyuman nya sambil menoleh ke arah ivan setelah itu ia pun kembali memakan bekal nya.
Setelah pulang sekolah, Helga menunggu jemputan di dekat pagar sekolah. Pada saat menunggu, Gentar lewat di depan nya dengan menggunakan motor matic hitam tanpa melirik dan menyapa Helga bahkan seperti orang yang tak saling mengenal.
Helga bergumam dalam hati nya
"Itu kan gentar kok dia gak nyapa sih?? Sombong banget padahalkan sekelas dan ulangan duduknya sebangku sama aku. Heran deh.... Apa dia gak lihat aku ya, ah udah lah gak penting"Tak lama kemudian Helga dijemput oleh papa nya dengan motor matic berwarna putih dan sesampai nya di Rumah, Helga mulai memikirkan perkataan ivan tentang jerawatnya itu.
"Kok aku jadi kepikiran apa iya jerawat ku mateng banget?"
Ia pun langsung mengambil cermin kecil dan melihat sambil memencet mencet jerawat itu
"Astagaaa ternyata bener kata ivan ini mateng banget! Aduh. Sakit lagi. Yang bruntusan kecil di jidat aja belom ilang apalagi yang segede kingkong gini"
Mendengar Helga berceloteh sendiri, mama pun heran dan bingung langsung menghampiri anak gadis nya itu
"Udah gak usah ngomel ngomel gitu. Sini mama lihat"
Dan sama seperti ivan, mama juga gemes sama jerawat Helga
"Ya ampuuun hel mateng banget ini sini mama pencet ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Figura
Teen FictionIni tentang Helga. Si gadis pemalu yang berprestasi di Sekolah Merasa dirinya kurang menarik, dan membosankan. Berbagai ejekan ia terima bahkan seringkali diremehkan karena alasan fisik membuat ia berpikir bahwa hanya dengan keindahan fisi...