KAMIS
17 JANUARI 2019HUJAN DERAS MEMBASAHI BUMI LAGI HARI INI. Dan sekarang tepat sekali dengan jam istirahat.
Kantin tidak seramai biasanya, murid-murid lebih memilih menetap dikelas daripada menyeberang dari bangunan kelas menuju kantin.
Mereka rela menahan laparnya daripada harus basah kuyup. Bagi yang tetap nekat ingin pergi ke kantin, mau tidak mau harus berlari dengan secepat mungkin demi melewati hujan yang turun dengan derasnya. Jelas sekali murid-murid tidak mau seragam nya basah.
Lebih nyaman seragam nya kering daripada basah kuyup, kan?
Dibalik itu semua ada perempuan pemilik senyuman amat manis yang sedang menunggu hujan dengan gerutuan yang tak henti-hentinya keluar dari mulut kecilnya.
Aliya Senja namanya dan ia sedang terjebak hujan. Dan ia sendirian, di kantin.
Sebenarnya sih ia tak sepenuhnya sendirian-- ada bibi dan paman kantin juga.Sedari tadi ia sudah menunggu hujan reda sambil menghabiskan sepiring nasi goreng dan milkshake vanilla-nya, tapi Senja rasa semesta memang dengan sengaja membuat ia terjebak disini. Yang bahkan ia tidak ketahui, memang ini semua sudah termasuk skenario yang mungkin akan menjadi salah satu bagian dicerita Senja untuk seterusnya.
Senja dengan resah menunggu hujan reda. Situasi seperti ini sangat tidak nyamanㅡ apalagi jika kamu terjebak sendirian tanpa teman. Senja merutuki dirinya yang tidak peduli untuk tak membawa jaketnya menuju kantin, padahal jelas-jelas langit sudah berwarna kegelapan tanda ia mau menurunkan hujan.
Senja benar-benar dibutakan dengan makanan, "Persetan jika kehujanan nanti, mending perutku diisi dulu" Pikirnya.
Sungguh bodoh. Senja tidak memikirkan segala konsekuensi, ia hanya memikirkan masalah perutnya yang lapar. Mau tak mau Senja disini menghabiskan waktu di kantin sambil memainkan smartphone nya. Chatting dengan Cendana (sahabatnya) demi menghabiskan waktu.
Menit demi menit berlalu, lama-lama Senja jenuh juga. Ia mulai berdiri dari bangku kantin dan berjalan menuju pembatas kantin. Ia mengulurkan tangannya, membiarkan air rintikan hujan menyentuh tangannya yang sudah mulai kedinginan.
Hujan merupakan kesukaan Senja, ia selalu merasa kehadiran hujan akan membawanya dengan keberuntungan.
Dan ia tak sepenuhnya salah, karena tak lama kemudian pandangan Senja menangkap sesosok perempuan yang berlari kearah kantin dengan jaket menutupi kepalanya agar tidak terkena rintikan hujan.
"Is she crazy......" Gumam Senja dengan penuh keheranan.
Sesampainya gadis itu di kantin, ia langsung menatap Senja dengan sorot matanya yang tajam. Mau tak mau Senja yang ditatap setajam itu langsung menurunkan pandangan nya.
Tak lama kemudian gadis dengan sorot mata tajam itu menutupi kepala Senja dengan jaket yang ia bawa. Senja mendongakkan kepalanya, menatap gadis yang lebih tinggi darinya keheranan.
"Eh.... Ini maksudnya gimana?" Tanya Senja, pasalnya ia sama sekali tak kenal dengan gadis dengan mata tajam tersebut.
"Ayo aku anterin pulang. Daritadi aku lihat dari seberang sana, kamu sedang kebingungan cari cara untuk balik ke kelas kan?" Jawab gadis tersebut.
Pipi Senja tiba-tiba menjadi hangat. Aneh rasanya.
"Hm... Eh oke..." Tiba-tiba Senja merasa gugup dan malu.
Gadis tersebut hanya tersenyum tipis, "Yaudah ayo. Kita langsung lari ya?"
Senja hanya berdehem pelan, tanda ia setuju.
Gadis tersebut menggandeng tangan Senja. "Yaudah ayo"
Mereka pun mulai berlari dengan pelan. Gadis tersebut mengimbangi Senja yang memang dasarnya sangat tidak suka berlari. Padahal bisa saja gadis tersebut menyuruhnya untuk menambahkan lagi kecepatan berlari nya atau mungkin bisa meninggalkan Senja kehujanan ditengah lapangan ini. Tapi gadis tersebut hanya diam tanpa sepatah kata dan terus-terusan mengecek agar Senja tidak terkena setetes hujan sekalipun.
Senja lagi-lagi jadi salah tingkah. Hal sekecil itu membuat ia senang sekali.
Dia sama sekali tidak kenal perempuan ini. Perempuan cantik, manis, dan tinggi ini-- kenapa Senja tidak mengenali nya sama sekali?!? Ia ingin tahu namanya, tapi jawaban nya nihil. Papan nama di dadanya tidak ada, mungkin dicopot oleh pemiliknya. Tapi Senja amat yakin perempuan ini salah satu murid di jurusan IPA.
Tak lama kemudian mereka sampai di bangunan kelas jurusan IPS. Gandengan tangan tersebut dilepas oleh gadis tersebutㅡ Senja sedikit merasa kecewa.
"Nah sudah selesai. Tugasku sampai disini" Jawab gadis tersebut sambil memakai jaket nya.
"Membawa kamu pulang dari kantin" Lanjutnya lagi sambil tersenyum.
Senja tertawa kecil.
"Terimakasih ya.. Kalau kamu nggak ada, mungkin aku masih tetap terjebak disitu" Jawab Senja sambil tersenyum manis.
"Sama-sama, Aliya. Yaudah aku kekelas ku dulu ya?" Balas gadis ini lagi.
"Eh... Iya.... Hati-hati" Ucap Senja.
Gadis tersebut tersenyum kecil dan mulai berjalan menuju kelasnya lagi.
"Eh tunggu dulu..." Senja memanggil gadis tersebut.
"Hm....?"
"Kalau aku boleh tau.. Nama kamu siapa?" Tanya Senja malu-malu.
Gadis pemilik mata tajam tersebut tersenyum kecil,
"Soraya Jingga. Panggil aja Jingga"
Dan hari itu, dimana bumi yang masih dibasahi hujan... Juga hujan yang membawakan keberuntungan untuk Senjaㅡ menjadi saksi bahwa peristiwa ini menjadi bagian terfavorit Senja di dalam skenario kehidupan nya.