Delapan Belas

6K 660 57
                                    





***



Jimin pernah mendengar tentang hantu, sesosok mahluk yang tak dapat menyebrangi alam yang lebih kekal karena memiliki urusan yang belum ia selesaikan di dunia ini. Namun Jimin tidak tahu jika ia akan menjadi salah satunya.

Urusan apa yang masih ia tinggalkan ? apa ia memiliki dendam pada seseorang ? urusan apa yang belum ia selesaikan ?

Awalnya Jimin tak tahu apa yang terjadi, ia hanya berdiri disana membiarkan orang-orang yang berlalu lalang melewatinya bahkan sesekali beberapa orang berjalan menembus tubuhnya seakan ia tak pernah ada disana.

Jimin masih ingat dengan jelas bagaimana kerasnya kala mobil itu menabrak tubuhnya hingga terpental, kepalanya masih memutar bagaimana kerasnya suara yang dihasilkan benturan mobil itu dengan tubuhnya. Namun Jimin tahu, saat ini ia tak lagi hidup.

Jimin tak memiliki suara.. ia tak dapat menyentuh apapun.. ia hanya berada disana.

Namun semua terjadi tentu karena sebuah alasan. Jimin mengikuti Yoongi yang berjalan lesu dengan berbalut pakaian serba hitam. Yoongi nampak telah menangis selama ber jam-jam dan Jimin bertanya-tanya..



Mungkinkah itu karenanya ?

Yoongi hyung jangan bersedih..




Yoongi berjalan memasuki rumah duka yang kini Jimin sadari jika ia berada di dalam sana. Jujur saja, Jimin tidak tahu jika Yoongi memiliki rasa peduli untuknya dan ia merasa cukup tersanjung karena mendapatkan perhatian dari seseorang yang baru saja ia kenal.

Saat Yoongi memasuki ruangan berhiaskan fotonya yang terpajang disebelah papan bertuliskan "Park Jimin", ia merasakan hatinya membucah dan kehangatan mengaliri setiap sudut hatinya.

Terdapat banyak orang disana, menangisi kepergiannya dan beberapa berusaha untuk saling menenangkan satu sama lain. Dibenak Jimin, ia membayangkan jika tak akan ada seorang pun yang akan mengantarkannya menuju peristirahatannya yang terakhir. Namun kini semua orang nampak menghadiri penghormatannya yang terakhir,

Jimin berjalan menghampiri orang-orang yang masih menangisinya, menatap wajah mereka satu persatu. Bagaimana bisa mereka tiba-tiba berada disini dan mendoakannya untuk terakhir kali ?




Apakah ini rasanya dicintai ?





Jimin kembali berjalan menuju sebuah frame dengan fotonya yang terpajang disana, duduk dihadapannya memperhatikan bagaimana semua pelayat meletakkan karangan bunga dibawahnya lalu mengucapkan kata-keta perpisan utnuk Jimin.

"apa kau mengingat ku Jimin-ssi ?" ucap seorang wanita paruh baya dengan mata yang sembab dan senyum kecil yang tersungging dibibirnya, "aku yang menata bunga yang kau berikan untuk appa mu, dan kini aku yakin kau telah berbahagia dengannya."

Inferior (Jimin Brothership) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang