Satria

11 2 0
                                    

Jika Nanti
Aku melakukan kesalahan dalam keadaan yang mungkin saat itu, aku sedang lupa, tolong jangan pergi karna kesalahan ku itu.
Tapi cobalah untuk mengingatkan ku.

Happy Reading Guys🤣

"Assalamualaikum...pagi Ayah, Ibu, Kak Rahman, Dek Rahma." Salam seorang Ikhwan langsung masuk rumah layaknya rumah sendiri.

"Wa'alaikumussalam Warrahmatullah..." Jawab semua orang yang ada didalam rumah.

"Hei nak sini gabung sarapan, Ibu ambilin yaaa?" Tawar Ibu Rusiana

"Syukron Bu, aku udah sarapan. Oh ya kak Rahman sama dek Rahma berangkat sama pulangnya bareng yaaa."

"Gue ada jam tambahan ntar sore, trus pagi gue masuk jam 8, kalian duluan aja." Jawab Rahman.

"Oh ya udah berarti aku sama dek Rahma aja."

"Hemmm" hembus nafas kasar Rahma.

"Aku berangkat ya Bu, Pak, Bang... Assalamualaikum." Seraya mencium punggung tangan mereka, lalu diikuti Satria.

Rahma Pov

Di Mobil ...

"Dek soal perjanjian itu apa kamu masih mau ngelanjutin?" Buka Satria mengawali pembicaraan.

Deg!

"Kak aku bikin perjanjian itu bukanlah tanpa alasan. Aku ingin hubungan kita nantinya baik-baik aja sampai kakak lulus nanti dan akan lebih tenang jika kita kayak gini aja kak."

"Tapi dek..."

"Kak aku mohon." Potongku.

"Baiklah. Hemmm." Hembus nafas kasarnya.

"Sebenarnya aku takut, jika kamu nantinya akan sulit melupakan masa lalu mu, sedang disini ada yang begitu mirip dengan nya dek." Batinnya.

"Maafkan aku kak yang belum bisa mencintaimu seutuhnya dan seharusnya aku tidak sekeras ini untuk mempertahankan keinginanku. Pun aku ingin melupakan dia dari hidupku walau sebenarnya aku masih menyimpan rasa yang begitu besar padanya. Sungguh aku belum siap." Batin Rahma.

"Dek..."

"Iya kak..." Seraya menoleh ke sumber suara.

"Ana Uhibbuka Fillah Rahma."

Aku hanya dapat tersenyum sebagai balasannya. Aku tak mau melihatnya lebih kecewa lagi, tapi sungguh aku belum siap.

"Alhamdulillah akhirnya sampai juga. Selesai sudah." Batinku.

"Alhamdulillah sampai dek."

"Em yaudah kak aku turun dulu. Syukron kak. Assalamualaikum." Seraya pergi tanpa menunggu jawaban dari Satria.

"Wa'alaikumussalam Warrahmatullah."

Di kelas...

"Assalamualaikum." Salam mereka serempak.

"Eh Wa'alaikumussalam Warrahmatullah..." Jawab Rahma. "Eh tu muka kenapa ? Berseri-seri amat. Tumben... Ada apa haiyow..." Lanjutnya.

"Ini nih si Avril." Senggol Indra.

"Ih apaan sih. Kan Lo yang ngajak Gue gimana si." Jawabnya tak mau kalah.

"Lu kan juga untung bocah."

"Untung juga kenapa malah diikut-ikutin segala." Sangkal Rahma.

"Diem Lo!" Sahut mereka berdua.

"Auk ah. Potek gue." Seraya pergi.

"Ih Lo si." Ucap Avril.

"Lho juga, bukan cuman gue tau." Bantah Indra.

"Dia kan marah gara-gara Elu."

"Karna Elo." Bantahnya.

"Elu si."

"Lo yang salah."

"Assalamualaikum... Permisi." Salam seseorang dari arah belakang mereka.

"Eh Wa'alaikumussalam Warrahmatullahi wabarakatuh!" Jawab mereka serempak.

"Permisi." Matanya sambil melihat kearah mereka.

"Eh iya iya... Hehehe..." Cengir Avril.

Setelah Ikhwan itu pergi...

"Paan Lu?!"

"Ish!" Balas Indra seraya pergi.

"Subhanallah indah sekali manusia ciptaan mu ya Allah." Batin Avril.

Jang lupa di vote yaaa🤗

Purworejo, Jawa Tengah
17 Maret 2019

Tersiratkan KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang