Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia.
Maka Allah menghalangi mu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya.Imam Syafi'i
Happy Reading Guys 🤣"Kok kamu gak doain aku sih Rah kaya' sama Avril tadi." Kesal Indra
Deg
"Ehmmm..." Sambil menggigit bibir bawahnya.
"Oiya udah mau bel nih, cabut Kuy!" Ajak Avril.
"Kuy!" Jawab mereka serempak.
Di kelas...
"Ekhem!" Suara deheman keras dari Rahma.
Orang tersebut lantas mendongak ke arah suara dengan mata malasnya.
"Kenapa aku sulit sekali untuk tersenyum dihadapannya?" Tanyanya dalam hati.
Lantas dia menggeser tubuhnya untuk memberi jalan Rahma ke tempat duduk nya, yang tak lain dan tak bukan di sebelahnya.
"Mahal amat sih senyum nya! Bodo'amat dah yang penting gua bisa duduk di bangku gua." Batin Rahma.
Tidak ada percakapan diantara mereka berdua selama pelajaran berlangsung, kecuali jika memang dirasa sangat-sangat mendesak baru salah satu dari mereka memulai. Hingga berakhir sudah pelajaran hari ini.
"Eh Rahma gua pinjem buku catetan Bio Lu laaa..." Ucap Arsen.
"Ha?" Rahma cengo... "Oh Lu bisa ngomong ternyata... Ya Allah setelah sekian lama akhirnya Lu mau ngomong juga... Syukurlah tak kira Lu bisu, hahaha" Tawanya menggelegar.
"Mau minjemin gak?!" Tanyanya dingin.
"Waiyyak... Nih bukunya, besok jangan lupa dibawa yaaa, kan Minggu depan ada ulangan... Oke!" Sambil menyerahkan bukunya.
"Oke. Syukron Ukh..." Dengan tatapannya yang sulit diartikan.
"Waiyyak Akh..." Senyumnya ramah. "Eh tunggu dulu! Mintak nomor Lu."
Arsen mengernyitkan kedua alisnya, tanda ia tak mengerti.
"Jangan GR dulu deh... Gue mintak nomor Lu karna gue butuh catetan Kimia yang kemaren, kan Gue gak merhatiin tu jadi catetan Gue gak lengkap..." Jelasnya.
"Oh. Mana HP Lo?"
"Nih." Rahma menyerahkan ponselnya.
"Udah gue save nomor Gue di HP Lo." Seraya mengembalikan ponsel Rahma. "Assalamualaikum." lalu pergi.
"Wa'alaikumussalam Warrahmatullah."
"Lama amat si... Kamu kenapa kok gak keluar keluar?" Tanya Satria.
"Eh." Baru saja ia sadar kalau ia terlalu lama berbicara dengan Arsen tadi. "Kak Satria pasti sudah lama sekali menungguku" batinnya.
"Afwan kak tadi ada urusan bentar sama temenku."
"Yaudah ayo kita pulang. Takut Bunda marah kalo kita pulangnya telat." Ucapnya datar.
"Sebenarnya ada perlu apa sama dia sampe kamu lupa sama aku dek?" Pikirnya.
"Apa kak Sat marah yaaa? Tapi kan gak lama-lama amat tadi... Apa jangan-jangan dia liat Arsen tadi? MasyaAllah semoga akan baik-baik saja, aamiin." Batinnya.
Di perjalanan...
Suasana begitu sunyi, tak ada yang ingin memulai percakapan. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Suasana yang begitu canggung, ya walaupun sebelumnya juga canggung sih cuman saat ini lebih canggung gitu. Tak terasa mobil yang mereka tumpangi sudah berhenti dihalaman rumah.
"Ehm... Syukron kak atas tumpangannya, ehm apa kakak mau mampir dulu?" Ujar Rahma.
"Ehm aku harus cepat pulang. Tadi Bunda sudah menelfon." Bohongnya.
"Maaf..." Rahma merasa sangat bersalah. Karenanya kak Satria pulang terlambat, atau karena kejadian tadi. Entahlah.
"Besok aku jemput lagi... Ya sudah, aku pamit pulang, sampaikan salamku pada Ayah, Ibu, dan kak Rahman. Assalamualaikum." Ujarnya mengalihkan pembicaraan. Mungkin ia hanya butuh waktu untuk memikirkannya dengan suasana hati yang tenang.
"Wa'alaikumussalam Warrahmatullahi Wabarakatuh." Jawabnya sambil menundukkan kepalanya.
Afwan nih sebelumnya Author update nya kelamaan yea 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Tersiratkan Kata
Teen FictionTuhan alasan ku bangun sebelum fajar tiba dan kamu adalah isi dari alasanku itu :) ~ Rahmawati Rizki Irkhan Seorang perempuan yang ingin hijrah dari masa lalunya. Berparas seperti ibunya, hidung flat, mata besar, berkacamata, berjilbab lebar, tinggi...