Perempuan Yang Memiliki Kekuatan Hati

16 5 2
                                    

"Kamu tau kenapa namamu Adrelina?" Tanya ibu kepada Adrelina kecil yang sedang menari-nari meniru Alina Cojocaru penari ballet kelas atas yang sering ia lihat di televisi,

"Karena aku suka namanya!" Jawab Adrelina dengan riang,

"Hahaha, kamu ini... memangnya kamu suka namamu?" Ibu bertanya sambil mencubit pipi Adrelina,

"Sangat sukaa!! Teman-temanku juga menyukai namaku, makanya aku jadi punya banyak teman!" jawab Adrelina sambil berloncat loncat riang,

"Kamu tau arti namamu?" tanya ibu kembali sambil menatap mata Adrelina dengan tatapam sayunya,

Adrelina hanya diam lalu menjawab, "kan sudah kubilang karena aku suka namaku, sangat cantik!" jawab Adrelina sambil cemberut karena ibunya terus-terusan bertanya soal namanya,

Ibu tersenyum lalu mengatakan, "Adrelina artinya adalah Perempuan keturunan bangsawan, "

Adrelina duduk disamping ibu dan mendengarkannya dengan antusias,

"Insyira artinya kegembiraan...,"

"Dan, Mahreen artinya terang dan cantik seperti matahari," lanjut ibu dengan suara lembutnya,

"Jadi jika disatukan artinya adalah perempuan keturunan bangsawan yang memiliki kekuatan hati untuk menyebarkan kegembiraan," ucap ibu sambil memetik bunga melati disebelahnya lalu menempelkannya di telinga Adrelina,

Mata Adrelina berbinar-binar lalu memeluk ibunya sambil berteriak dengan senang, "AKU SUKA SEKALI NAMAKU!!!"

***

Aku berjalan secara tergesa-gesa, Jam sudah menunjukkan pukul 06.40,

"Sial! Bisa-bisa aku telat!" Aku menggerutu setelah melihat jam tanganku, jalanan juga becek mungkin karena tadi malam hujan tapi aku tidak tahu karena aku sangat menikmati bunga tidurku,

Saat dipertigaan aku melihat ada tiga anak laki-laki memakai seragam sekolah yang bukan seragam sekolahku menatapku dengan tatapan..., apa itu...?! cih mereka menatapku seperti, Menantang!

"Berhenti!" seru seorang dari salah satu mereka, langkahku tertahan dan menatap mereka dengan tajam

"Heh... Beneran nih cewek yang ngehajar bos sampai masuk rumah sakit?!!" ucap laki-laki yang menahan langkahku tadi

Ah! Iya minggu lalu aku menghajar seorang cowok yang sedang mengganggu anak perempuan dari sekolahku, bagaimana tidak ingin kuhajar, perempuan itu menangis karena cowok itu kan?

"Kenapa?!" tanyaku sambil tetap menatap mereka dengan tajam,

"Cih, kenapa katanya?!" jawab anak laki-laki yang memakai topi bertuliskan Supreme sambil menyilangkan lengannya

"Cantik juga, lu" ucap laki-laki memakai sweeter supreme hitam tersenyum sok keren kearahku. Cih supreme semua, geng supreme? Apaan-apaan senyum itu jelek sekali!

Grep!

"Ikut kami!" seru anak laki-laki yang menghadangku sambil menarik lenganku,

"BERANI-BERANINYA MEMEGANG TANGANKU!" Aku reflekes meninju wajah orang itu sampai dia tersungkur,

"Ba**s*t!" teriaknya, aku melihat darah mengalir dihidungnya, kedua temannya tampak kaget dan dengan sigap siap menangkapku dari arah kanan dan kiri.

Tapi aku lebih sigap! Aku menangkis lengan salah satunya dan menghindari serangan dari arah kanan sehingga membuat keduanya saling bertabrakan sangat keras hingga keduanya ambruk.

Orang-orang yang sedang berlalu lalang tampak terkejut dengan kejadian yang baru saja terjadi. Tapi aku tidak peduli,

"Cih, buang-buang waktu!" kata-kataku kepada ketiga cowok itu yang masih tersungkur tak berkutik.

Aku melanjutkan perjalananku dengan langkah santai sambil melewati mereka.

Degh!

Langkahku terhenti dan melihat jam di lenganku,

"Hah!!! Benar-benar telat!!" Aku terbelalak melihat jam sudah menunjukkan waktu bel masuk, dengan cepat aku berlari sekuat tenaga,

"Gara-gara cowok-cowok tadi!" umpatku dalam hati masih sambil terus berlari.

***

Aku mengebrak pintu dan masuk ke kelas dengan nafas yang masih tersenggal-senggal sambil memegang dada yang masih sesak.

Untung masih belum ada guru, aku berjalan ke arah bangku dipojok belakang. Kalian tahu tokoh utama selalu duduk di pojok belakang dan aku ingin kalian sadar bahwa aku memang tokoh utamanya haha.

Ah..., aku merasa semua teman sekelas menatap kearahku! Dan aku tau mereka mulai berbisik-bisik membicarakanku,

"Lihat apa-apaan dia..."

"iwh, lihat kaos kakinya, kotor sekali..."

"Ingin sekali aku membelikannya sepatu baru..."

"Dia tidak bisa menjaga kebersihan ya..."

"Sebagai perempuan seharusnya tidak seperti itu..."

"blablabla..."

"blablaablaa..."

Aku mendengar semua ocehan mereka, aku baru sadar kaos kaki yang aku kenakan memang sangat kotor pasti karena aku berlari melewati air kubangan hujan tanpa aku sadari.

Ocehan-ocehan mereka semakin lama semakin membuat kelas menjadi bising,

Brak!

Aku menoleh ke arah suara gebrakan meja,

"Berisik!!" Salah seorang murid paling teladan, ketua kelas, ketua osis, dan murid paling disayang oleh guru berteriak sangat keras memberi peringatan, kelas tiba-tiba saja menjadi hening.

Ya, dia adalah Aiden seorang cowok luar biasa yang katanya tampan mirip aktor Billy Davidson, keren, cerdas, pintar, rajin, segala-galanya bagi sekolah. Tapi, untukku tidak tuh dia kan cowok, aku kan phobia cowok menurutku dia memang luar biasa tapi aku merasa biasa-biasa saja.

"Kerjakan Hal 260, Hari ini Pak Ansan tidak bisa mengajar karena ada rapat guru!" Aiden memberikan pengumuman di depan kelas dengan disusul tawa bahagia serta tepuk tangan dari para murid bahkan ada yang sampai naik ke atas meja saking senangnya.

Tidak bagiku, aku langsung membuka buku dan mulai mengerjakan tugas.

"BERISIK!!! BISA TENANG TIDAK!!" Aiden kembali berteriak, kelas hening seketika. Semuanya segera membuka buku dengan wajah tampak ketakutan dan beberapa menunjukkan wajah kesal.

Aiden berjalan ke bangkunya yang ada di paling depan dan duduk kembali. Aku melirik kearahnya dia juga melirik kearahku. Dengan cepat aku segera memalingkan wajahku dan kembali fokus ke tugas yang sedang dikerjakan.

"Cih, aku benci melihat tatapan belas kasihan darinya," Ucapku dalam hati.

Tap bintangnya ^^

AdrelinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang