DOS : Lagi (#2)

20 3 1
                                    

Setelah mengganti seragam dan merapihkan kamar, aku merasa sangat mengantuk. Tiba-tiba ponsel di atas meja bergertar, kuambil ponsel itu lalu ku jawab tanpa ku lihat dari siapa.

"Halo paswordnya"

"Sher kok lo ninggalin gue sih?" teriaknya dari sana yang membuatku menjauhkan ponsel dari telingaku. Yang ternyata itu adalah Eca.

"Gamau tau pokoknya lu harus temenin gue ke supermarket ya, soalnya lo udah ninggalin gue gitu aja tadi" cerocosnya lagi sebelum mematikan panggilannya.

Tidak lama dari itu, bang Haydan berteriak kalau ada Eca menungguku di luar, ku ambil jaket dan ponsel. Lalu keluar, sebenarnya sih malas tapi yasudah lah.

"Mau ngapain?" tanya bang Haydan yang semakin lama semakin kepo.

"Mau ke supermarket" jawab Eca sambil tersenyum sok manis, hellaw yang ditanya itu aku ca.

"Jangan lama-lama ya" tutur bang Haydan.

"Iya" Eca menjawab secepat kilat dan masih dengan senyumannya itu.

"Pergi dulu ya bang" ku tarik tangan Eca agar dia menjauh dari bang Haydan, bisa pingsan nanti dia kalau berlama-lama disitu.

Aku dan Eca berjalan menuju supermarket yang jaraknya tidak jauh dan tidak dekat, bisa dibilang lumayan jika ditempuh dengan berjalan kaki.

"Emang lo mau beli apa sih ca?" tanyaku padanya.

" Cuma mau beli keripik kentang sama jagung popcorn" aku memutar bola mataku setelah tau jawaban darinya.

"Yaelah, lo ngajak gue cuma buat beli itu doang? Mending tadi gue tidur" jawabku sambil memperbaiki kunciran rambutku yang merosot.

"Abisnya tadi mau gue ajak pas pulang sekolah, eh lo malah ninggalin gue, segala boncengan sama Riko" ucapnya sambil menampakkan kekesalan diwajahnya.

"Ya mana gue tau"

"Eh iya itu si Riko gak bonyok kan?" tanyanya dengan heboh.

"Enggak, soalnya gue bilang baliknya sama kang ojek" dia hanya memanggutkan kepalanya.

Sesampainya di sebuah supermarket, Eca mengambil barang yang ingin dia beli tadi dan menuju kasir untuk membayarnya.

"Sini deh gue bantuin, tadi lo bukannya ambil keranjang belanja" kuambil beberapa keripik kentang dan jagung popcorn ditangannya agar tidak berjatuhan. Ku kira tadi dia hanya membeli satu buah pada masing-masing barang, ternyata banyak.

"Silahkan kak" ucap mbak-mbak kasir, bergincu merah.

Saat aku ingin menaruh barang-barang di meja kasir, tiba-tiba seseorang menyerobot ku sambil menyodorkan sebotol minuman kepada mbak kasir.

"Saya dulu mbak cepetan!"
Suara itu, seperti tidak asing, dan saat ku lihat ternyata itu dia, iya si cowok gila yang kemarin menabrakku. Dia berpenampilan sedikit semerawut, menenteng jaket berwarna hitam, dengan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Gue duluan kali, ga liat mata lo!" kataku sedikit menarik otot.

"Dih lo lagi, kenapa ya akhir-akhir ini gue sial mulu, ketemu cewek rese kayak lo contohnya!" ucapnya dengan menaikkan satu alisnya.

"Apaan sih, itu harusnya dialog gue kenapa lo yang merasa tertindas" bentakku padanya.

"Sher lo kenapa hei, udah-udah malu" ucap Eca sambil memegangi tanganku.

"Biarin ca, gara-gara dia nih biang nya. Emang harus dikasi pelajaran biar gak tuman" aku menjadi sangat emosional saat itu juga.

"Sher udah please jangan malu-maluin"

BARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang