4

28 7 0
                                    

Goretan demi goretan kini sudah tergambar pada kanvas. Biru, merah muda, hitam dan bintik-bintik putih. Semua menyatu menjadi sebuah keindahan yang menggambarkan isi hati randy saat ini.

Siapa sangka sosok dingin seperti randy sangat hobi melukis. Bagi randy, melukis adalah jalan bagaimana ia bisa mengekspresikan isi hati.

Ruangannya ini kini sudah dipenuhi oleh banyak kanvas yang terlukis.

"Laper dah gua,"

Randy membersihkan tangannya. Ia memutuskan untuk rehat sejenak dan pergi ke dapur. Mungkin bi inah sudah menyiapkan sarapannya.

"Pagi den," ucap bi inah ketika melihat tuannya yang pasti sudah lapar.

Randy tersenyum dan mengambil minum, kemudian duduk di meja makan.

"Ini sarapannya den." Bi inah memberikan sepiring nasi goreng.

Randy mengerutkan dahinya heran. Rasa nasi goreng ini seperti bukan buatan bi inah yang biasanya.

Bi inah tersenyum melihat ekspresi tuannya, "ada apa den?enak ya?"

Randy hanya menganggukkan kepalanya.

"Ini buatan si neng geulis dari sebrang rumah."

Setelah mendengar itu randy tersedak. Sebrang rumah? Maksudnya, rumah luna?

"Kamari teh si eneng minta diajarin buat nasi goreng yang mantep."

Randy melanjutkan makannya sambil mendengar celotehan bi inah.

"Ceunah teh nya den, kata si eneng lamun dia bisa masak teh pasti papa nya senang pas pulang nanti."

Randy mengulum senyum tipis. Ia tau betul betapa hangatnya keluarga luna. Berbeda sekali dengan keadaan keluarganya kini.

Setelah melahap habis sarapannya, randy tidak kembali ke ruangan khususnya. Ia memilih pergi ke garasi dan mengelurkan motor. Ia berniat untuk mencuci motor kesayangannya ini.

"Pagi randy!" Ucap seorang gadis dengan nada riangnya.

Randy yang sedang menyalakan air pun terlonjak kaget. Air selang yang ia pegang pun terarah ke wajahnya yang kemudian basah oleh semburan air.

Luna yang menyapa randy dari sebrang tadi terkejut dan kemudian tertawa.

Randy yang sebelumnya sangat kesal karna sapaan luna, ia menjadi basah kuyup, kini malah tersenyum. Ia memang sangat lemah dengan hanya melihat luna tertawa.

Luna berjalan menghampiri randy. Karena tak hati-hati, luna tak sadar bahwa ada motor yang sedang berjalan cepat. Randy yang awas langsung berlari luna untuk menyelamatkannya.

"LUNA AWAS!" teriak randy sambil mendorong tubuh luna.

Mereka berdua terjatuh di aspal dengan tubuh luna yang dipeluk oleh randy.

Lengan luna terluka akibat bergesekan dengan aspal. Belum lagi ia menggunakan dress tanpa lengan. Sedangkan randy?ia tak kenapa-kenapa, hanya terdapat luka kecil pada keningnya akibat benturan.

Dalam pelukan itu, mereka saling menatap dalam. Seperti terdapat kesejukan dan mereka enggan mengakhiri rasa nyaman itu. Namun beberapa detik kemudian mereka tersadar dan saling melepaskan pelukannya.

"Lo gak kenapa-kenapa?" Tanya randy sambil berusaha untuk bangun.

Luna terkesiap, bisa-bisanya dia menanyakan keadaan luna sedang dirinya sendiri terluka.

"Lo nanyain gue gapapa?sedang lo sendiri luk...awshh." Luna mencoba mengangkat tangannya untuk memegang kening randy namun luka tersebut terasa perih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

changingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang