2

52 14 5
                                    

Randy turun dari motornya dan menyimpan helm. Terlihat beberapa teman lainnya sedang mengobrol santai sambil merokok, minum kopi, atau makan gorengan.

"Woi bos! Udah dateng." Ucap daffa sembari menepuk pundak randy.

Randy mengangkat bahunya acuh dan melangkah masuk ke dalam basecamp nya.

Ya benar, randy adalah anak genk motor. Bahkan ia adalah ketua dari genk the drakes tersebut. Sikapnya yang cenderung lebih suka beraksi daripada adu mulut dan berbasa-basi lah yang membuat ia disegani banyak anggota. Randy juga sosok yang tak pernah menyerah jika ia merasa apa yang ia lakukan benar.

"Udah seminggu euy genk kita nganggur," celetuk tegar.

"Heeh nya? Tumben si caduk sirit gak buat ulah?" Lanjut diky.

"Bukannya bersyukur keadaan udah mulai damai, lo malah pada ngeluh." Ucap daffa.

Anggota lainnya hanya terkekeh. Tapi mereka membenarkan ucapan tegar dan diky. Jika tidak ada masalah, genk mereka seperti tak punya nyawa.

"Sumbangan minggu ini udah siap?" Ucap randy akhirnya.

"Siap bos, tinggal dianter aja." Jawab ucok, salah satu anggota genk the drakes.

Randy mengangguk dan keadaan mulai santai kembali dengan obrolan-obrolan antar anggota.

Randy tidak berniat untuk mengobrol dengan siapapun disana, baginya itu tidak penting. Jadilah ia hanya mengutak-atik handphone nya dan membuka akun instagram miliknya.

Seperti biasa, notif yang didapat oleh randy pasti penuh oleh para penggemarnya entah dari sekolahnya atau dari orang-orang yang mengenal sosok ketua the drakes ini.

Ia melihat beranda dan terdapatlah akun fasha yang baru saja membuat snapgram bersama seorang perempuan. Terlihat disana luna sedang tertawa lepas seperti tanpa beban.

Tanpa sadar randy mengulum senyum tipis, tipis sekali hampir tak terlihat. Ia selalu senang melihat gadis ini tertawa.

Tak ada yang tau bahwa randy diam-diam sering memperhatikan luna. Di rumah, sekolah, dimanapun. Tak ada yang tau juga bahwa luna adalah sosok yang mampu menenangkan perasaannya sekalipun hanya lewat tawa dan senyuman, walau semua itu bukan untuknya.

Puk
Seseorang menepuk pundak randy hingga ia menyadarkan lamunannya.

"Bengong ae bos," ucap abeng, sahabat randy yang juga anggota genk motornya.

Abeng menyodorkan box kecil berisi martabak, berniat menawarkannya pada randy. Randy hanya menggeleng dan mengambil kunci motor yang ia taruh di meja tadi.

"Gue cabut, jangan lupa kelarin tu sumbangan."

Semuanya terdiam mengangguk sambil menatap kepergian randy.

                                    ***

Motor randy berhenti tepat di pekarangan rumahnya. Sepi. Selalu saja begitu.

Randy merasa ada yang memperhatikannya. Ia menoleh ke belakang dan terlihat sosok luna di balkon kamar sebrang rumahnya.

Luna terkesiap. Ia malu karena telah ketahuan memerhatikan randy sejak tadi. Luna tersenyum berniat menyapa randy.

Tapi randy malah melengos masuk ke dalam rumahnya tanpa membalas senyuman luna. Sial, menyebalkan sekali dia. Fikir luna.

Luna pun masuk ke dalam kamarnya berniat untuk tidur. Tak lama luna masuk, randy keluar dari kamarnya menuju balkon yang berhadapan dengan balkon kamar luna.

changingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang