Sunyi, sepi dan tenang berada di kediaman Rumah sang gadis bertepatan di dalam kamarnya yang saat ini sedang tertidur pulas, semua tampak damai kala siapapun terlelap berbeda dengan kehidupan asli yang tak terlihat seperti realita
Hanya terdengar dengkuran halus dan deru nafas yang beraturan serta mimpi-mimpi bunga tidur yang mungkin dirasakan
Penat, resah dan beban masalah semuanya tak dirasakan kala tertidur lelap
Kringgg...
Jam weker berbunyi membanggunkan sang gadis dari tidur lelap, ia mengucek pelan matanya dan merenggangkan otot-otot leher, tangan yang terasa kaku. Jam sekarang sudah menunjukan pukul 04.30 membuatnya bergegas mandi lalu menunaikan ibadah sholat subuh.
Setelah itu, sang gadis berkutat di dapur untuk memasak sarapan untuk ibu dan dirinya dan bersiap melakukan rutinitas lain
Ia adalah anak tunggal dari Herman dan Lastri, sudah 4 tahun ayahnya koma karna kecelakaan dan ibunya depresi berat, ia sangatlah sedih dikala ibunya terus saja melamun membuatnya iba
Dulu keluarganya bisa dikatakan harmonis sebelum semuanya berbeda, akibat kecelakaan yang membuat sang ayah dinyatakan koma hingga detik ini, memang benar segala sesuatu takan kekal begitupun dengan kehidupan
Miris sekali hidupnya, ia berjuang bersama ibu membiayai perawatan sang ayah yang ia yakin suatu saat ayahnya akan sadar untuk membuka mata dan melihat dunia kembali, mereka banting tulang untuk semuanya bahkan ia turut serta bekerja disamping kegiatan sekolah dan merelakan waktu remajanya yang biasa dilakukan untuk bermain-main
Setelah selesai memasak sarapan, ia kembali ke kamar untuk siap-siap merapikan diri karna hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah di SMA Mentari, karnanya ia bergegas agar tidak terlambat ke sekolah
Menguncir kuda rambutnya menjadi dua di kiri dan kanan, memakai sepatu berbeda yang kanan berwarna merah dan kirinya putih karna syarat dari panitia OSIS
Dengan tampilan seperti itu membuatnya terlihat manis dengan aura natural yang terpancar
Ditambah sapuan bedak bayi dan sedikit lipbalm tak berwarna agar bibirnya tidak kering
Gadis yang santun dan selalu tersenyum dibalik penderitaan, maka dari itu banyak dikelingi orang yang mau berteman dengannya
Seorang gadis pejuang yang memiliki mimpi melihat ayahnya seperti sedia kala dan menguatkan hati ibu yang sangat disayangi, baginya keluarga utuh adalah segalanya ia tak boleh lemah hanya karna masa remajanya berbeda dengan yang lain
Tak masalah bekerja demi menghidupi, dan mempertahankan nilai agar tetap tinggi demi melanjutkan sekolah dengan beasiswa
Ya, dia Alisa Hermanzia, gadis cantik dengan kulit putih khas indonesia, bibir tipis merah merona, rambut hitam sebahu, berat badan 47kg dan tinggi 160 cm
Gadis berpenampilan sederhana dengan ala kadarnya dan sangatlah bersyukur memiliki paras cantik yang tak perlu berhias lebih untuk memperindah wajah
Tapi, tak perlu juga mempermasalahkan mereka yang ber make-up kebanyakan, boleh saja asal tak berlebihan. Karena fashion seseorang itubberbeda-beda tergantung diri masing-masing dan banyak yang mengartikan tak bisa jauh dari yang namanya make-up atau bisa jadi alasan percaya diri seseorang atau bahkan sekedar menyukai dunia make up yang membuatnya senang
Karena jika mau good looking, harus juga dibarengi dengan good ettitude yah readers!!
Yang terpenting ketika di sekolah kita berlaku sopan santun terhadap siapapun, karna percuma jika penampilan nya oke prilakunya sebaliknya, dan jangan mencari masalah atau membuat masalah dengan orang lain jika tak mau mendapat masalah
Biarlah mereka berkata apa, dan yang bisa kita lakukan adalah berbuat baik antar sesama dan tidak saling memusuhi
Setelah semua siap Alisa pun pamit pada sang ibu untuk berangkat sekolah baru
.....................................................................
Hallo!!
Mohon dukungan untuk ceritaku ya, sadar masih banyak kekurangan dalam kata-kata
Oiya cast nya pakai artis korea aku, soalnya imut gitu pas nemu foto itu
Hehehe
Thankyou yang udah nyempetin baca gays
Lanjut tidak??
KAMU SEDANG MEMBACA
Alisa
Novela JuvenilAlisa gadis cantik nan manis harus menghadapi kenyataan bahwa benar-benar dibutuhkan peranya Ayahnya koma sejak lama, dan ibunya sangat tertekan. Ia harus jadi pelindung yang menguatkan sang ibu dan bekerja sambilan tuk membantu biaya hidup Merelaka...