Dari sekian banyaknya hari, ini adalah hari bersejarah nya kami. Dimana awal antara malu dan ragu saling menghujani
🍐🍐🍐
.
.
.
.Sekolah kembali seperti biasa, jika menjelang sore Alisa bekerja maka pagi ini ia menjalankan rutinitas sekolah dan kebetulan hari ini adalah jadwal piketnya, datang diawal waktu tentunya membersihkan kelas sebelum pelajaran dimulai, kebetulan ia ditugaskan untuk menyapu saja dan temannya mendapat tugas mengepel
Walaupun sekolah terbilang elit dan banyak murid anak orang kaya bukan berarti dibebaskan untuk tugas yang satu ini, sekolah tetap mengadakan penjadwalan piket agar para murid mandiri mengelola kelas masing-masing, terkecuali untuk pelataran dan taman-taman dibersihkan oleh petugasnya. Semua dilakukan pihak sekolah agar siswa/siswi menyadari pentingnya kebersihan lingkungan sekolah
Setelah selesai menyapu ia lantas pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangan dan setelah itu kembali ke kelas lagi
Bel masuk masih lumayan lama, banyak dari mereka memanfaatkannnya bermacam-macam, ada yang sibuk menyalin tugas, membaca buku, dan ada juga yang merumpi kegiatannya masing-masing pada teman sebangkunya
Lain halnnya dengan Alisa yang saat ini sedang menginggat-ngingat apakah sepertinya ada yang terlupa
Setelah memeriksa semua buku-buku dalam tas dan semuanya lengkap terbawa, tetapi mengapa merasa ada yang kurang
Alisa berigstifar dalam hati, menghilangkan prasangka-prasangka buruk yang ada dipikirannya, jangan sampai pikirannya teralihkan dengan kejadian-kejadian yang tak diinginkan
Mungkin, karena tadi ia tak berpamitan kepada ibu karena sedang di kamar mandi makanya ia merasa ada sesuatu yang aneh tak seperti biasanya
"Woy!! ngelamun aja"Alisa kaget dan tersadar dari lamunannya ternyata teman sebangkunya lah yang membuatnya terkejut
"Mikirin apa sih pagi-pagi gini udah ngelamun aja. Semangat dong belum juga mulai pelajaran Lis, elah doi mah gausah dipikirin dia aja ga mungkin mikirin kita mending mikirin tugas pak Edwin deh aku mah belum ngerjain ni, btw"
"Apasi asu ngerjain tuh dirumah, kamu si hobby nya baca novel mulu tugas mah ga diduluin"baliknya yang sudah lumayan hapal tingkah teman sebangku yang sibuk mengeluarkan buku-buku
Teman sebangkunya hanya menyengir saja tanda setuju "tuh tau, cus lah aku ke si Gatot dulu ya mau nyontek nih gakeburu kalau ngerjain mah bentar lagi bel hehehe" katanya menghampiri cowo gendut berkacamata yang duduk di depan dan dikerumuni anak-anak juga mungkin sama untuk mencontek
"Heyy Gatot!! aku pinjem buku dong biasa" cemprengnya memanggil Gatot yang tak bisa berkutik bila banyak yang merebut buku tugasnya
Gatot adalah cowok cupu dikelas yang sering dimanfaatkan teman-teman kelas untuk menyalin tugas mereka mengghindari hukuman guru-guru dan sepertinya dia enjoy saja bila tugasnya diambil alih asal tidak menyuruhnya mengerjakan saja
Alisa tak ambil pusing memkirkannya, ia sekarang lebih memilih membaca buku pelajaran dan sekedar melatih mengerjakan soal-soal saja sambil menunggu guru masuk untuk memulai jam
Setelah jam sekolah selesai sekarang Alisa membereskan semua dan bersiap untuk pergi ke Cafe, tapi tadi ada beberapa tugas lumayan banyak jadi ia memutuskan untuk ke Perpustakaan dahulu mengerjakannya baru berangkat ke Cafe lagipula masih ada waktu 2 jam sebelum jam kerja
Ia menaiki tangga ke lantai 3 menuju Perpustakaan, Alisa berjalan berlawanan arah dengan yang lain banyak yang terburu-buru mungkin karena ada yang menjemputnya
Setibanya di Perpustakaan masih ada beberapa orang yang mungkin sama dengannya mengerjakan tugas atau memakai Computer yang disediakan untuk menyalin tugas mereka
Ia membuka buku dan mulai fokus mengerjakan tugas, Alisa memilih bangku sendiri berjauhan dengan yang lain karna tak mau terganggu, baginya sepi lebih baik karena ia tak bisa konsentrasi lebih bila banyak orang makanya lebih memilih untuk menyendiri
...........................................................
Segini dulu ya, nanti cus lanjut lagi..
Mohon maafkan diriku yang tulisannya masih amatiran ini
Love you gengs!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Alisa
Novela JuvenilAlisa gadis cantik nan manis harus menghadapi kenyataan bahwa benar-benar dibutuhkan peranya Ayahnya koma sejak lama, dan ibunya sangat tertekan. Ia harus jadi pelindung yang menguatkan sang ibu dan bekerja sambilan tuk membantu biaya hidup Merelaka...