"mana puisi gue?" Tanya cowo itu sambil mengulurkan tangannya.
"Kenapa si ka ga besok aja. Kan sama aja jugaa" jawab Maria sambil memberikan secarik kertas ke Raffel
" tanah depan rumah lo aja ga marah-marah gue injek." bagaimana Maria tidak marah bahwa pasalnya Raffel benar-benar datang ke rumahnya hanya untuk puisi
"terserah lo." keduanya saling diam cukup lama
"ko lo masih disini ka?" tanya Maria karena merasa Raffel tidak berniat untuk pulang
"ayo naik!" ucapnya sambil menyalakan mesin motornya
"ih mau kemana? Males ganti baju gue"
"gue nyuruh lo naik. Bukan ganti baju. Buru naik!"
"engga"
"naik atau gue gendong?" Maria langsung melotot
"satu.." ucap Raffel menghitung agar Maria cepat naik
"sampe itu gan ke tiga ga naik. Gue gendong"
"duuaa.." Maria masih diam. Mencoba berfikir ia harus apa sekarang
"tigg---" tanpa pikir panjang Maria langsung naik, membuat senyum terbit di bibir lelaki itu. Lalu langsung melanjutkan motornya dengan kecepatan standar.
Ia sampai di kedai greentea di dekat rumah Maria. Lalu Raffel turun lebih dulu tanpa menunggu Maria lagi. Mau tak mau Maria ikut masuk.
Maria duduk dipinggir dekat jendela kaca. Suasana ya seperti ingin hujan. Dan lelaki itu sekarang sedang berada di tempat pesanan
"ni buat lo" ucapnya tiba-tiba
"lo bayarin kan?"
"lo emang bawa duit buat bayar?"
"engga" Jawab Maria sambil nyengir kuda
Akhirnya mereka saling menyeruput es ya masing-masing. Dingin makin menjalar. Tidak ada yang membuka pembicaraan. Sampai akhirnya Raffel berdehem, mencari sesuatu dari kantong jaketnya. Ia mengeluarkan puisi yang Maria buat.
"eh ka!" fokus Raffel yang hendak membaca terpaksa harus terpusat pada Maria.
"jangan dibuka disini ka puisinya" ucap Maria dengan sedikit panik
"kenapa?"
"yauda nanti aja dirumah aja pokoknya."
"gue maunya buka disini" jawab Raffel sedikit meledek
"yauda buka aja. Gue mau pulang" Maria berdiri dan langsung diikuti oleh Raffel.
Akhirnya Raffel dapat mengejar Maria diparkiran.
"belum gue buka aja lo udah ngamuk."
"yauda buka aja. Gue mau cabut!"
"yauda"
Maria menghentakkan kaki lalu keluar dari parkiran kedai. Raffel langsung mengambil motor dari parkiran tentu saja untuk mengejar cewe itu.
"yakin mau jalan? " ucap Raffel saat bisa mengejar Maria yang sedang jalan di tepi jalan. Motornya ia jalankan dengan kedua kaki untuk menyamai Maria berjalan.
"iya!" jawab Maria tanpa menoleh kearah Raffel sedikitpun.
"yauda hati hati aja si. Gue denger kemarin ada cewek di anuin rame-rame. Banyak cowo mabuk juga. Yauda gue duluan ya." Raffel siap2 untuk menyalakan mesin motor nya.
"eh ka. Gue nebeng aja deh. Gue mau cepet-cepet pulang soalnya. Bsk ada pr banyak bgt" ucap Maria berbohong. Jujur ia takut dengan ucapan Raffel tentang laki-laki mabuk
KAMU SEDANG MEMBACA
Maria??
Roman pour AdolescentsGadis Yg Tak pernah mngerti arti Dari kebahagiaan..Namun Ia Tetap Mempunyai alasan Kenapa Ia bertahan Dngn Cowo Yg selalu beranggapan jika Cinta hanyalahh sebuah Fiksi Yg melatar belakangi Materi dan Fisik belakkaa..