🍓 1: Bimbang

15.7K 352 43
                                    

"Di dunia ini memang tak ada yang sempurna, jadi jangan menuntut untuk menjadi yang paling sempurna."

-HAPPY READING!

🍓🍓🍓
•••

Cowok dengan penampilan sedikit berantakan karena harus kehujanan saat akan datang kesini. Ia terlihat berlari sepanjang koridor. Ia baru ingat kalau dirinya punya janji dengan sang kekasih.

"Maaf Ana, gue telat." ucap Farel, ya nama cowok itu Farel. Cowok berambut hitam legam, dengan proporsi tubuh yang nyaris sempurna, wajahnya terpahat indah dan memiliki iris mata berwarna Emerald gelap.

"Gak papa." balas Ana sambil tersenyum kecil, terus berjalan mendahului Farel. Ana itu dingin, terkesan tak peduli. Entah apa yang membuat Farel menyukainya.

🍫🍫🍫
•••


"-- jadi, lo mau gak?" tanya Farel pada Ana yang sibuk dengan handphone nya. Heyy ia bercerita panjang lebar dan Ana hanya mengacuhkannya.

"Hah? Apa?" tanya Ana yang baru sadar kalau Farel sedang berbicara padanya.

Ngomong-ngomong, mereka berdua sedang berteduh di depan ruko kosong karena hujan deras. Farel tidak mau mengambil resiko dengan menerobos guyuran hujan yang begitu lebat.

Farel melotot tak terima, "Hey! Lo gak denger cerita gue barusan?"

"Enggak." balas Ana jujur.

"Aih. Gue marah sama lo." gerutu Farel, alisnya saling bertautan, tangannya bersedekap di dada. Ini bukan pertama kali Ana mengacuhkan dirinya, namun tetap saja Farel kesal jika terus-terusan diabaikan.

Sedangkan Ana hanya memandang Farel, mengulurkan roti bakar yang dipegangnya tepat ke hadapan mulut Farel, dan tentunya diterima baik oleh cowok itu "Kalau marah mah marah aja, gak usah ngasih tau." balas Ana. Pacarnya ini kekanak kanakan sekali.

Farel mengusap selai cokelat yang mengotori sudut bibirnya, terus berkata "Marahnya cuma lima detik"

"..." Ana diam sambil merolingkan matanya, ia tau persis seperti apa Farel itu.

"Sekarang udah gak marah." senyum lebar Farel kini terbit.

Di tengah guyuran hujan yang begitu deras, obrolan ringan akhirnya mengalir begitu saja antara sepasang kekasih itu, hingga tiba-tiba Ana teringat sesuatu. "Farel..."

"Apa?" tanya Farel, ia sibuk menghangatkan dirinya dengan menggosok-gosok kedua telapak tangannya.

"Besok gak usah jemput ya, gue mau kerkom. Pulangnya pasti telat." ucap Ana.

"Kerkom? Gue ikut."

Ana menghela nafas lelah, ia sudah menebak jika Farel akan mengatakan itu. Disetiap kegiatan kerja kelompok, Farel selalu ingin ikut. Dan berakhir mengacau karena sifat possesivenya.

"Apaan, gak! Nanti lo malah ngacau disana."

"Ih, pulangnya gue jemput."

"Enggak Farel."

"Lo mau selingkuh ya."

Sentilan yang lumayan keras mendarat di dahi Farel, bisa-bisanya ia menuduh hal yang tidak akan pernah dilakukannya. "Sembarangan."

"Gak mau tau, gue ikut!"

"Enggak."

"Ikut."

"Enggak."

"Ikut!!"

"Enggak!"

"Hish, yaudah."

🍓🍓🍓
•••

Ice Princess, I'm Sorry! (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang