Keempat

12 3 0
                                    

***

Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh. Maaf menganggu kegiatan belajar mengajar. Pengumuman! untuk seluruh anak kelas dua belas diperkenankan ke aula sekarang juga karena akan ada kegiatan expo campus sampai jam pelajaran terakhir. Terimakasih. Wassalamualaikum.

Kami mendengar informasi itu sebelumnya. Memang sudah diberitahukan sejak hari lalu bahwa akan diadakan kegiatan expo campus universitas negeri di sekolahku. Aku berinisiatif mengikuti acaranya hingga akhir karena aku memang berniat untuk tahu seputar perkuliahan. Bukan hanya ingin tahu, aku memang ingin berkuliah setelah lulus dari SMA.

Kami berbondong keluar menuju ke lantai atas. Tempat aula berada di atas sendiri. Beruntung di sekolahku ada satu lift yang bisa dipergunakan di saat-saat seperti ini.
Aku dan Jani memilih untuk naik lift. Walaupun naiknya harus bergantian dengan murid lain tetap saja aku dengan sabar menunggu bagianku untuk masuk ke dalam.

Tidak lama, kami berdua sudah menginjakkan kaki di aula. Suasana menjadi bising, keributan mulai terjadi dimana-mana terutama diantara kaum cewek. Ributnya ya cuma gara-gara melihat kakak alumni yang ganteng itu. Ya, kuakui memang kakak alumniku itu tampan. Aku saja ikut terpesona melihat ketampanannya.

Jani mengajakku untuk duduk di barisan paling depan. Aku mengiyakan. Beberapa menit kemudian acara telah dimulai. Satu per-satu kakak alumni memperkenalkan kampusnya. Sedangkan kami fokus memperhatikan.

Perlahan-lahan waktu mulai berjalan dengan cepat. Kampus yang kunantikan akhirnya diperkenalkan juga oleh seorang kakak laki-laki yang tak kukenal namanya. Aku pikir kakak itu anak yang pintar. Dilihat dari segi bentuk penampilannya, seperti menyimbolkan bahwa ia anak yang rajin dan pendiam.

Aku menyerap semua informasi yang disampaikan oleh kakaknya. Kadang ada yang aku tulis supaya tidak lupa ketika di rumah nanti. Jani pun sama seperti apa yang aku lakukan. Kami berdua sama-sama punya niat untuk melanjutkan kuliah di universitas yang sama.

Selang beberapa jam. Akhirnya acara telah selesai. Namun, masih ada sesi tanya-jawab. Jadi kami-anak kelas dua belas-- dipersilahkan untuk bertanya ke stan kampus masing-masing. Sehingga, kami disuruh untuk turun ke lapangan karena stan kampusnya ada di lapangan.

Seperti yang diperintahkan, aku dan Jani turun.

Kami memilih kampus yang sama untuk meminta brosur sekaligus ingin bertanya seputar syarat yang dibutuhkan saat pendaftaran kuliah nanti.

"Kak, gimana sih caranya kok bisa diterima di jalur undangan?" tanyaku pada Kak Diana.
"Berdoa,berusaha,niat."
"Terus kriteria rapot yang kebanyakan diterima di jalur undangan tuh kayak gimana sih, Kak?" tanya Jani.

Sesi tanya jawab itu berakhir dengan baik. Aku dan Jani merasa puas, akhirnya setelah sekian lama aku menantikan acara ini dan terbayarkan dengan banyaknya informasi yang aku dapat dari kakak alumniku.


***


Selepas acara tadi, aku memilih untuk pergi ke kantin. Sendirian saja tanpa Jani, karena Jani ingin pergi ke kelas untuk merehatkan badannya.

Jani itu anak yang mudah lelah, dengan kegiatan sedikit saja ia dapat pingsan kalau terlalu berlebihan. Makannya aku mengiyakan permintaannya untuk tidak ikut denganku supaya aku tidak kerepotan kalau nanti Jani pingsan di Kantin.

Aku membeli air minum, lalu duduk di kursi biasanya. Tau-tau Sagara datang tanpa aku duga.

"Hei," katanya sambil tersenyum manis.
"Kamu mengikutiku ya? Kok tiba-tiba tau aku ada disini?"
"Kalau iya kenapa?"
"Kulaporin ke polisi nanti."
"Jangan. Nanti polisinya kalah sama aku."
Aku terheran, "Kok bisa?"
"Aku bilang ke polisinya kalau kamu itu milikku."

Sumpah! Kalau didepanku ada kaca sudah kupastikan pipiku ini berubah warna.
Aku memukul lengan Sagara. Ia hanya menyengir tanpa dosa setelah membuat jantungku nyaris terlempar keluar dari posisinya.

"Nja."
Aku menoleh, "Apa?"
"Kamu mau kuliah dimana?" tanyanya lembut.

Aku meneguk air minum sebelum menjawab pertanyaannya.

"Universitas negeri pokoknya, doain ya. Nanti kalau diterima, aku bakal traktir kamu deh."

Sagara cuma tersenyum.

"Aku lagi coba daftar di jalur undangan. Kata Kak Diana tadi, rata-rata rapot yang kebanyakan diterima tuh sekitar 85 keatas. Mungkin, rapotku nutut buat aku daftarin ke jalur undangan. Ya, mudah-mudahan aja aku jadi salah satunya."
"Amin. Aku suka kalau kamu optimis begini," jelasnya.
"Iya dong! Jadi orang tuh harus optimis gak boleh pesimis nanti gak bakal sukses, iya gak?"
"Pinterku nular ke otak kamu nih." Celetuk Sagara lalu tertawa.

"Omong-omong kamu sendiri mau kuliah dimana?" tanyaku balik.

Sagara memainkan sedotan yang ada di gelas es tehnya. Ia memutar-mutar sembari diam seperti memikirkan sesuatu.

"Sagara!"
"Kamu tanya apa tadi?"

Otakku memutar ulang kejadian di taman waktu Sagara mengatakan bahwa dirinya lagi ada masalah dengan keluarga. Apa mungkin Sagara memikirkan itu ya? Apa masalah keluarganya itu terlalu fatal sampai ia melamun seperti itu. Sungguh, tidak biasa Sagara melamun saat mengobrol berdua bersamaku. Ia selalu fokus dan tanggap kalau aku bertanya kepadanya atau kadang kalau aku bercerita panjang lebar.

"Kamu mau kuliah atau gimana setelah lulus ini?"
"Aku mau nunggu kamu," balasnya santai seolah ia tidak memiliki beban sama sekali.
"Sagara jangan becanda deh! Aku serius nih."
"Aku juga."
"Kamu emang gak ada niatan buat kuliah?"
"Aku gak tahu. Masih belum kepikiran buat ke situ."
"Udah mendekati kelulusan, kamu masih belum memikirkan itu? Kenapa gak kuliah aja, kamu kan pintar."
"Keinginanku sekarang gak semudah dulu buat dikabulkan, Nja."
"Kenapa?"

Aku khawatir kalau permasalahan Sagara dengan keluarganya membuat ia kehilangan semangat untuk mengejar mimpinya menjadi seorang pilot.

Sagara pernah bercerita padaku, kalau di masa depan ia ingin menjadi seorang pilot yang mengendarai pesawat di atas langit bersama awan. Ia juga ingin membawa orangtuanya dan aku untuk terbang bersamanya sambil menceritakan sesuatu yang menyenangkan. Cita-citanya itu membuatku tersentuh.

"Nggak selamanya sesuatu bisa diceritakan ke orang lain. Entah karena keadaan atau sangat privasi. Jadi, untuk saat ini aku gak bisa mengatakannya."

***

잘자 alias Selamat Malam!!!
Sengaja upload malam-malam. soalnya otak lagi encer wkwkwk...
.
GUYS! GIMANA PART KEEMPAT?? SILAHKAN KOMEN DI BAWAH, GRATIS KOKK :)
.

BTW, boleh lah follow akun IG @namakuikann
.
#sekedar info itu akun cuma buat share kata-kata doang plus info cuplikan kata-kata dari beberapa part cerita SENJA.
.
thx you!

love, NR.

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang