4.4K 470 9
                                    

Aku tidak paham kapan rasa di hati ini mulai berubah. Sejak bertemu istriku Kim Miran, aku telah berjanji pada tuhan untuk hanya mencintainya sampai akhir. Tidak pernah sekali pun aku berfikir untuk bermain gila di belakangnya, meskipun banyak wanita dan pria carrier di luar sana yang lebih rupawan dari Miran.

Begitu tekadku dulu. Namun sepertinya itu semua seakan akan berubah sampai hadirnya pria mungil yang seolah meluruhkan seluruh janjiku, pria mungil yang membuat hidupku...

Hmm bagaimana aku mengatakannya, dia bahkan mampu membuat hidupku seperti lebih hidup dari sebelumnya. Lebih daripada saat aku bersama istriku sendiri, Kim Miran.

Saat pertama kali kami bertemu, keadaannya bahkan lusuh, pantas di sebut sebagai gelandangan. Bajunya hanya kaos tipis berlapis sweater yang warnanya bahkan sudah luntur -mungkin karena terlalu sering di cuci berkali kali-

Namanya Byun Baekhyun, ia mengatakan jika berasal dari panti asuhan di daerah Jeolla, tapi memutuskan untuk pergi dari sana saat umurnya menginjak dua puluh.

Miran mengamati cerita pria mungil itu dengan penuh perhatian, dan mau tidak mau aku pun sama ikut mendengarkan. Mengetahui jika kehidupan Baekhyun seberat itu, kami berdua betul merasa iba. Aku dan Miran tidak bisa membayangkan jika di umur sebegitu muda kehidupan Baekhyun sudah harus berakhir memilukan.

Akhirnya setelah meninggalkan Baekhyun di kamar rawatnya untuk beristirahat. Miran mengatakan jika ingin menjadikannya sebagai salah satu pegawai di rumah kami.

"Oppa, aku kasihan sekali padanya. Bahkan dia yatim piatu sejak lahir, menjadikannya sebagai pegawai di rumah kita akan sangat bagus untuk memulai kehidupannya nanti. Kau pasti setuju kan, Oppa?"

"Apapun yang kau minta pasti akan ku turuti"

"Ah aku senang sekali! Terima kasih ne.."

Saat itu ku pikir dengan menuruti keinginan Miran akan sangat baik untuk kehidupan kami, namun sepertinya tidak begitu. Selama 28 tahun aku hidup di dunia, tidak pernah aku merasa mengambil keputusan yang salah.

Dan sepertinya kali ini aku benar benar salah mengambil keputusan. Membawa Baekhyun ke dalam kehidupanku bersama Miran malah menjadi akar dari semua permasalahan ini.

Sebenarnya bukan dari Baekhyun timbulnya itu, sungguh Baekhyun bahkan tidak tau apa apa. Itu semua murni dari kelalaianku untuk menjaga hati. Tidak sepantasnya aku memiliki perasaan ini.

Aku yang awalnya berjanji untuk setia pada Miran sampai ajal menjemput pada kenyataannya malah memiliki perasaan terlarang pada pegawai di rumahnya sendiri.










Sejak kejadian aku yang meniduri Baekhyun di kamarku beberapa minggu yang lalu, aku merasa ia jadi sedikit menjaga jarak, atau malah sangat menjaga jarak. Ia bahkan tidak lagi membersihkan kamarku dan Miran. Kini yang menggantikannya malah bibi Kyunghee yang biasanya mengurusi bagian dapur.

Ketika aku pulang dari kantor, seperti biasanya para pegawai di rumahku akan menyambut di depan pintu utama. Dan Baekhyun tidak pernah muncul di sana, dia tidak pernah menyambutku dengan senyuman manis itu lagi, seolah keadaan rumah ini kembali seperti semula ketika dia belum datang.

Perasaan bersalah semakin menghantuiku, aku takut terjadi sesuatu padanya. Bagaimana jika dia trauma dan tidak mau menemuiku lagi, mengapa rasanya sangat sakit saat fikiran itu membayangi.

Aku tidak ingin Baekhyun trauma padaku, memikirkannya saja membuat kepalaku pusing. Aku memang harus segera bertemu dengannya setelah ini.

Semoga dia tidak lagi menghindar.

forbiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang