4.3K 433 17
                                    

Semenjak malam di mana tuan Park 'mengunjungi' kamarku, sejak saat itu pula hubungan terlarang kami mulai lebih intens.

Kami mencuri curi waktu untuk bertemu saat orang orang rumah sudah terlelap dan tidak jarang kami juga bertemu di luar rumah dan menghabiskan waktu berdua di tempat yang lumayan jauh.

Itu semua kami lakukan agar tidak ada orang yang mengetahuinya. Terlebih jangan sampai nyonya Miran mengendus penghianatan yang kami lakukan.

Karena kami sangat sulit untuk bertegur sapa di dalam rumah -tuan Park di kenal sangat pendiam oleh para pegawai- maka sekalinya kami bisa berduaan dengan leluasa, sudah tentu hal pertama yang kami lakukan adalah berhubungan. Ya kami selalu melakukan apa yang di lakukan pasangan suami istri saat bertemu.

Awalnya aku merasa ini salah, aku tidak bisa terus melakukannya dengan seseorang yang jelas jelas suami orang. Dan orang itu adalah majikanku sendiri.

Mungkin jika orang tau aku akan di sebut gila, tidak tau diri dan sebagainya. Tapi masa bodo dengan semua itu! Aku sudah terlanjur jatuh cinta pada tuan Park, dan begitu pun sebaliknya.

Kami tidak mungkin memutuskan untuk mengakhirinya begitu saja, dengan semua yang sudah kami lakukan bersama malah jadi memberikan kenangan yang tentu sulit untuk di lupakan.

Dan sepertinya hubungan gelap ini masih sangat tertutup dengan baik. Aku juga berharap semoga akan seperti ini sampai seterusnya.





Seperti biasa, pasti di siang hari kediaman rumah tuan Park dan nyonya Miran lengang dan sepi. Karena rutinisas di rumah ini hanya aktif di pagi hari saat tuan dan nyonya akan pergi ke kantor dan sore hari saat akan dekat waktu makan malam.

Dan di waktu seperti ini selalu ku manfaatkan untuk membersihkan rumah yang besarnya lebih lebih dari gedung olahraga yang di gunakan para atlet untuk berlatih.

Kumulai dengan mengelap meja pendek yang yang berada di ruang tamu, koran koran dan majalah yang berserakan di kolong meja pun tidak terlewat untuk ku rapikan.

Setelah beres dengan meja dan sofa di ruang tamu, aku berpindah ke rak buku yang kiranya setinggi tiga meter berjajar di sudut ruang keluarga. Menggunakan vacuum cleaner aku membersihkan sela sela buku yang terdapat debu debu di sana.

Saat sedang menggapai daerah yang lebih tinggi, aku agak kesulitan karena rak yang begitu tinggi. Akhirnya kuputuskan untuk menggambil single chair di dapur dan menggunakannya sebagai penambah tinggi badanku yang tergolong pendek ini.

Namun saat akan menaiki kursi, entah aku yang kurang hati hati atau kursinya memang agak licin permukaannya. Kakiku tergelincir dan aku kehilangan keseimbangan pada pijakan, dan itu menyebabkan aku yang sedang memegang vacuum cleaner harus pasrah jika akan terjatuh nantinya.

Aku meringis seraya memejamkan mata erat erat. Tapi bukannya jatuh ke lantai, yang kurasakan adalah pinggangku yang di tahan oleh kedua tangan dari samping, dan memelukku erat sampai nafas hangatnya bahkan terasa berhembus di perpotongan telingaku.

Dan setelah membuka mata, ku di buat terkejut saat melirik ke samping. Ternyata yang memelukku sekarang adalah tuan Park.

"Tuan, sudah pulang?"

Kulihat ia hanya tersenyum tipis dan mengecup pipiku lembut. Di perlakukan seperti itu membuat aku terserang panik, bagaimana jika bibi Kyunghee atau Kyungsoo. Atau siapapun memergoki kami berdua. Maka aku mencoba melepaskan belitan tangan tuan Park dari pinggangku, namun jadi percuma sebab tuan Park bahkan semakin mengeratkan pelukannya.

forbiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang