Day 8

6.9K 769 52
                                    


BRAK!

"Suga Hyung, aku sudah dapat persetujuan dari B.I. Tinggal menunggu keputusanmu kapan kita akan menyerang markasnya."

Yoongi terdiam, mengamati rekannya yang kini tersenyum menatapnya. Pikirannya kacau, teringat kejadian dua hari yang lalu driumah musuhnya sendiri.

"Hyung, kau kenapa?" Tanya RM,

Yoongi menggeleng lemah, kepalanya pusing. Kenapa bayangan Jimin selalu melintas di otaknya?

"Baiklah. Jadi, kapan kita akan menyerang markasnya? Aku sudah tidak sabar ingin menyiram peluru kearah kucing kecil itu."

Yoongi mendongak, giginya bergetar seiring dengan lontaran yang RM ucapkan didepannya. Ada rasa emosional yang tiba-tiba datang saat rekannya itu mengatakan ingin membunuh musuhnya. Tetapi, perasaan apa ini?

Perasaan tidak ingin kehilangan?

Yoongi mengusap kasar wajahnya, menumpu kepala pada lipatan tangan diatas meja. Matanya terpejam, dadanya sesak dan nafasnya berhembus tidak beraturan.

'Jiminie..'

"O--oh, baiklah Hyung. Mungkin nanti saja kita bicarakan ini, kurasa kau masih dalam keadaan tidak baik-baik saja. Lihat saja kucing nakal itu, akan kucincang kepalanya untukmu."

Mendengar suara pintu yang tertutup, Yoongi menengadah. Dengan mata yang masih terpejam, bulir air mata keluar tanpa seizinnya.

***

Jimin menatap temannya dengan pandangan kosong, ocehan yang sedari tadi ditujukan padanya tidak begitu ia dengar. Hatinya sudah batu, rasanya tidak lagi memiliki semangat hidup dan lebih baik untuk mengakhirinya saja.

Jungkook mengguncang bahu miliknya,

"Hyung, kau dengar aku tidak sih!? Kau harus siap siaga okay? Aku tidak tahu kapan tapi kita harus mempersiapkan diri, aku rasa dalam waktu dekat ini kita akan diserang." Teriak Jungkook,

Jimin terdiam, diserang ya? Apa ini cara yang terbaik untuk segera meninggalkan bumi? Dibunuh oleh orang yang ia cintai? Dan saat itu Jimin merasa itu adalah tindakan yang benar.

Jimin tersenyum,

"Aku akan maju sendiri Kookie, kau tidak perlu khawatir padaku. Aku bisa mengatasinya seorang diri."

Jungkook membola, apa katanya?

"Kau gila!? Musuh yang kau hadapi tidak seorang diri kau tahu!? Dia pasti membawa banyak anggotanya. Dan aku tidak akan membiarkanmu melawan seorang diri."

Jimin mengelus pergelangan temannya itu dengan lembut.

"Aku pasti bisa, kau meragukanku eoh? Kau tetap disini Kookie-ah, aku akan meminta Taehyung untuk menjagamu selama aku tidak ada."

"Selama kau tidak ada? Apa maksudmu Hyung!?"

"Maksudku, selama aku pergi berperang aku akan meminta Taehyung untuk menjagamu." Jelasnya.

Jimin kemudian melangkah pergi meninggalkan Jungkook yang terdiam diatas sofa, berjalan kearah kamarnya dan mengurung diri didalam sana.

Jimin mengamati keadaan kamarnya yang kosong, kemudian menatap kursi coklat yang terletak ditengah ruangan. Air matanya kembali turun, jemarinya diarahkan untuk mengelus kepala kursi dengan lembut.

Jimin terduduk, kedua tangannya memeluk kedua lututnya yang ditekuk. Air matanya turun deras, menangis dalam diam tanpa isakan. Dadanya sesak dan nafasnya tidak beraturan.

'Yoongi Hyungie...'

***

"Vantae, kau memang bisa diandalkan!"

"Oh tentu saja, kalian hanya akan menerima bersih dari pekerjaanku." Vantae tersenyum licik,

"Jika begini, menyerang kucing kecil itu akan terasa lebih mudah. Lalu, bagaimana dengan kelinci nakalmu?"

Vantae bersemirik,

"Jangan berani menyentuh kelinciku, aku akan membawanya sedikit menjauh dari Kitty."

"Bagus, jangan salahkan kami nantinya kalau kelincimu kenapa-napa."

BRAK!

"Jhope, selamatkan sahabatku! Dia ditembak!"

Jhope menoleh kearah salah satu rekannya, mendapati seorang lelaki dengan pakaian serba pink yang kini berlumuran darah. Jhope melangkah kearah temannya tersebut, memperhatikan wajah sahabat dari rekannya itu dan tersenyum manis.

"Kurasa dia masih hidup, peluru yang menembus dadanya tidak sempat mengenai organ dalamnya. Aku akan membantu mengeluarkan peluru ini." Jhope menunjuk kearah dada lelaki tersebut.

"Baiklah, akan kutunggu. Karna dia memiliki jasa yang tak ternilai bagiku."

"Memangnya apa yang dilakukannya sampai peluru ini bersarang didadanya?"

"Dialah yang membantu bos untuk menyelamatkan diri."

Kedua alis milik Jhope menukik,

"Jadi maksudmu, dia temanmu yang dulu kau ceritakan?"

Blackjack mengangguk,

"Benar, dia Kim Seokjin. Name tag, Pinky. Dan peluru bewarna pink ini kau tentu tahu ini milik siapa."

Jhope mengangguk paham,

"Kitty."















TBC.

Huwaahhh, minie tahu ini pendek sekali.
Sengaja kokk. Soalnya nanti minie bakalan UP lagiiiiiii yeayyy!!!
Menembus hutang yang selama ini minie tinggalkan dan membuat kakak semua harus menunggu lama. Maafkaaann minieee!!!

Salam sejahtera,

Minie

Kitty X Agust D - yoonmin ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang