Navy mengetuk-ngetukan penanya ke meja belajar bosan, soal didepannya benar-benar menyebalkan dengan rentetan rumus yang membuat sakit kepala.
“Berapakah luas kolam pak Budi jika... ” Navy membaca soal dengan teliti pelan-pelan,tiba-tiba gumamannya berhenti digantikan oleh sepatah kata keramat.
“Yeu, kampret. ”gumamnya kesal, baginya soal seperti ini adalah soal paling menjengkelkan.
“Ya mana gue tau lah. Pak Budi aja pas bikin kolam nggak lapor ke gue. Dikira gue ikannya pak Budi kali.” gumamnya kesal,
Tak bisa Navy pungkiri, sejak dia Sekolah Dasar pun dia sering bertemu soal yang menanyakan tentang 'Wawan dan Budi' yang bahkan tak ia kenal.
“Ini berapa kolam pak Budi, nanti pasti tinggi tiang bendera sekolah Wawan.” kata Navy, kesal dia.
“Cap-cip-cup aja kali ya. Pusing gue bacanya.” ujarnya pelan
Tiba-tiba ponselnya bergetar.
Clara? Ada apa singa betina itu mengiriminya pesan.
Clara Si singa betina
|[Send Photo]
|[Send Photo]
|[Send Photo]
|Kak rednan itu foto-foto hari minggu kemarin. Makasih traktirannya ya kak! 😆
Nama gue Navy, bukan Rednan|
|Srry slkm.
Halah modus, nma Navy ke Rednan|
jauh kali||Dkt.
|Nm kak rednan itu 'orang ganteng'
|unme lu d gw 'orang Gblk'
|ats bwhClara bgst|
btw sama kakel ada ap tuh|Kpo l
Ehe|
Read 19.58Navy tersenyum kecil saat Clara hanya membaca pesannya. Tidak masalah juga. Tapi ada yang sedikit mengganjal di benaknya.
Clara dan kakaknya, ada apa? Kenapa dari foto-fotonya mereka cukup dekat?
“They have a relationship?” tanya Navy entah pada siapa,entah ada rasa tak enak dalam benaknya. Seperti rasa cemas dan sedikit sakit?
Navy tak tau.
Apa mungkin cemburu?
“Amit-amit astagfirullah, gue ga suka sama Clara. Gue sukanya Yeri Red Velvet. ” katanya mensugesti diri sendiri.
Terserah Navy sajalah.
••••
Navy terbangun dari tidur nyenyaknya, dia agak kesiangan. Seperti biasa, Adrian memang jarang membangunkannya. Sekarang saja Adrian sedang keluar kota selama seminggu kedepan.
Navy berjalan malas, dihukum tak dihukum biar saja lah. Dia juga sudah biasa dihukum.
Remaja itu masuk kekamar mandi, selang 15 menit kemudian barulah keluar dengan rambut basah dengan handuk dipinggang.
Selesai dengan kelengkapan seragam sekolah, Navy menenteng tas bermerknya kelantai satu, bisa dilihat dua kakanya sudah hampir selesai sarapan. Navy acuh, walau sebenarnya sakit.
Navy berusaha tak perduli dengan dua kakaknya, tapi entahlah dia tak bisa acuh begitu saja. Ada keinginan untuk saling bertegur sapa dengan sang kakak. Seperti selayaknya adik yang dijaga oleh kakak laki-laki nya dan adik laki-laki yang menjaga kakak perempuannya.
Sekali lagi.
Navy iri dengan segala yag dimiliki Biru, kakak-kakak Biru —Atlana dan Kelvin— sangat menyayangi Biru. Biru adalah hal palinh berharga bagi mereka.
Navy terlampau iri sekarang.
Navy duduk dikursinya dan memulai sarapan, mengoleskan roti dengan selai strawberry kesukaannya.
“Lo pacaran?” tanya Rednan dengan datar pada Pinky,bukan apa apa sih. Tapi Pinky yang ditanya, Navy yang hampir serangan jantung.
Navy tersentak kaget sebentar karena pertanyaan kakaknya yang mengagetkan saat dia melamun.
“Enggak lah. Sama siapa?”tanya Pinky
“Gue denger lo pacaran sama Dion.” kata Rednan,Pinky tertawa.
“Ya nggak lah. Temen doang.” kata Pinky
“Gue nggak bakal pacaran sebelum lo. Lo lagi pdkt juga kan sama adek kelas? ”tanya Pinky, Rednan tersenyum tipis.
Oh ayo lah. Navy gemas melihat interaksi dua kakaknya. Ingin rasanya menggoda Rednan yang sedang kasmaran,tapi apalah daya. Dianggap saja tidak.
Tapi tunggu, adik kelas? Apa maksudnya adalah Clara?
Navy kadang heran, apa dia terlahir transparan sehingga dua kakaknya tak pernah menyadari kehadirannya.
Konyol memang.
“Bener nih lagi pdkt? Gue nebeng Dion juga hari ini.” kata Pinky
“Serius?” tanya Rednan, Pinky mengangguk.
Rednan mengendong tasnya lalu menghampiri Pinky, Pinky mencium tangan Rednan.
Selalu begitu, sebagai tanda hormat pada kakaknya. Rednan tersenyum lembut membalasnya.
“Gue duluan. ” kata Rednan
“Hati-hati.” kata Pinky,
Navy tersenyum, dia bahkan hampir menangis.
Sekali saja seumur hidupnya, apa boleh menerima perlakuan semanis itu dari dua kakaknya.
Navy memalingkan wajah kearah lain, rasa sakit hatinya menjalar.
Ada satu pertanyaan yang selalu mengganggu pikirannya.
Dia dibenci atau hanya diabaikan?
Jika dibenci, Navy hanya ingin diberi tahu kesalahannya. Jika diabaikan, Navy hanya ingin tau penyebabnya.
Sudah itu saja.
Keinginan sederhana yang bahkan sampai sekarang tak pernah bisa terwujud.
Apa karena dia 'berbeda' sehingga tampak memalukan dimata kakak-kakak nya?
Tapi bukankah secara fisik Navy tak berbeda?
Tbc
Jangan lupa vote dan komen ya! 😉
Republish : 7 Maret 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
•NAVY• (Revisi)
Teen FictionNavy hanya bisa terus tersenyum walau banyak orang memunggunginya. Meski orang-orang itu tak bisa melihat senyumnya. Setidaknya itu membuat Navy meyakinkan diri sendiri, jika dia akan tetap baik-baik saja. Revisi start : O4 March, 2O21.