Zee tiba di bandung pukul 23.16 malam. Rumah barunya sudah selesai di bangun, namun masih berantakan.
"udaaahh ini sama Papa aja, dah sana masuk terus tidur." Papa mengambil tas-tas yang ada di tangan Zee.
"iyaa pah," Zee membuka pintu rumah barunya.
Pintu kamar ber cat putih dengan gantungan kucing di pintunya itu kamar Zee. Masih kotor dan berbau cat baru. Dinding kamar berwarna ungu-putih itu terlihat agak polos.
Zee merebahkan tubuhnya di kasur. Menatap langit-langit sambil berfikir tentang banyak hal.
"Zee.. udah tidur?" Mama masuk sambil membawa sebuah kardus.
"ini barang-barang kamu, yang isinya Matt semua. Mama taro sini yaa," kardus itu di taruh diatas meja belajar. Zee hanya memandangnya sesaat.
"lusa udah mulai sekolah ya, enak kok sekolahnya. Waktu itu kan Mama udah survey.." Mama duduk di pinggir kasur.
"ma.. Zee harus ngapain ntar di sekolah? gak punya temen.."
"cari dong, pokonya kamu harus aktif. Biar cepet beradaptasi. Dah ah Mama mau tidur, good night sayang," Mama mengecup dahi Zee lembut.
"oiya, di sekolah ini ada ekskul saman kok!"
"iyaa ma, good night.." Zee menutup pintu mendorong Mama keluar.
Zee menyalakan lagu, mengganti baju dan membersihkan muka. Ia kembali merebahkan tubuhnya di kasur dan mencoba memejamkan mata.
Malam itu tidurnya tidak tenang. Di penuhi mimpi kemungkinan buruk yang dapat terjadi besok lusa. Udara dingin khas Bandung membuatnya menggigil semalaman.
........................................................................
Hari itu hari Minggu. Zee bangun dengan keadaan rumah sepi. Hanya ada kaka yang masih tidur di kamarnya.
"maaa? paaa?" ruang tamu dan dapur terlihat sepi.
"non udah bangun? ini nyonya tadi pesen, katanya ke pasar sama tuan." bi Mun masuk dari halaman depan dengan memegang sebuah sapu.
"bi, barang-barang yang belum di beresin mana?"
"itu non di gudang belakang. Mau bibi bantuin non?"
"gak usah bi, Zee sendiri aja,"
Pintu gudang agak sedikit terbuka. Terlihat kardus-kardus yang semalam belum di bereskan. Mata Zee langsung tertuju ke kardus dengan tulisan 'Punya Zee'.
Ia mengangkat dua kardus dengan tulisan yang sama dan memindahkannya ke kamar.
"Zee.. Syaa Mama Papa pulang!!" namun tidak ada respon.
"Syaa.. yaampun belom bangun. Anak perawan bangun heh!"
"aaahh masih ngantuk mah.. 5 menit lagi ajaaa." Kak Syaa menutup badannya dengan selimut.
"emang kamu gak ada kuliah hari ini?"
"Astagfirullah Mamaaaa!!! Syaa janjian sama doseeennn!!!" Kak Syaa loncat dari kasur dan langsung ganti baju.
Kak Syaa adalah kaka Zee satu-satunya. Ia sudah lebih lama tinggal di Bandung, karena kuliah di salah satu unversitas negeri disini.
"kak, liat jaket gue gak? yang warna merah maroon.." Zee berdiri di pintu kamar kakanya.
"aduh de cari sendiri dulu, gue buru-buru nih. Dah ya ntar pulang ngampus gue bantuin cari, byeeee!!" Kak Syaa keluar dan langsung menancap gas motornya.
"kenapa Zee? apa yang hilang?" Mama sedang merapihkan belanjaan di dapur.
"ituu maa jaket Zee yang warna merah maroon, liat gak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadows
Fiksi RemajaKadang, lingkungan baru tidak membuat mu lupa akan masa lalu. Zee merasa bahwa pergi jauh akan membuatnya melupakan Matt, yang selama ini ia cinta. Namun, itu semua hanya menambah masalah di kehidupan Zee...