Kamu dingin. Lebih dingin dari es krim coklat ini. Tapi kamu lebih manis daripada es krim ini
—Daniel Valerio Alderic
🍦Sore ini Elsa merasa sangat bosan berada di rumah. Yang ia lakukan hanyalah tidur-tiduran, nonton TV, dengerin musik dan ngestalk. Sore ini ia berencana untuk pergi ke taman dekat rumahnya.
“Ma, Elsa mau ke taman ya.” ucap Elsa yang diangguki oleh Maudy.
“Jangan lama-lama ya. Udah sore, ntar kamu sakit.” pesan maudy sebelum Elsa pergi.
“Iya Ma. Yaudah ya Elsa pergi. Daa.” ucap Elsa yang diangguki oleh Maudy.
***
Sesampainya di taman, Elsa membeli es krim favoritnya. Rasa matcha. Dengan wajah berseri-seri Elsa mendekat ke arah penjual es krim itu.“Bang, saya beli es krim matcha nya ya.” ucap Elsa ramah.
Tidak terdengar nada ketus, cuek, dan dingin yang biasanya selalu melekat pada dirinya.
“Siap neng.” ucap penjual es krim itu.
Setelah selesai membeli es krim, Elsa mencari tempat duduk yang kosong. Matanya menjelajahi setiap sudut taman ini. Hingga akhirnya ia menemukan satu bangku kosong di bawah pohon yang cukup rindang.
Dengan langkah yang ringan Elsa melangkah ke bangku tersebut dan duduk sambil menikmati es krimnya. Tak lupa headset yang menggantung di kedua telinganya.
Saat sedang menikmati es krimnya, Elsa merasa tempat duduknya bertambah berat. Elsa memutar kepalanya ke arah kanan dan menemukan Daniel yang tengah memakan es krim.
Elsa melepas headsetnya dan menatap tajam Daniel.
“Ngapain?” tanya Elsa dingin.
“Duduk.” sahut Daniel santai sambil memakan es krimnya.
Tiba-tiba datang seorang anak kecil laki-laki menghampiri Daniel.
“Kak, aku mau main ya.” ucap anak itu sambil tersenyum ke arah Daniel.
“Iya, tapi jangan jauh-jauh ya.” pesan Daniel lembut pada anak kecil itu.
“Iya kak.” Kemudian anak itu berlari mendekat ke arah seorang anak perempuan yang nampaknya familiar di mata Elsa.
“Gura?” guman Elsa ragu.
Namun nampaknya anak kecil itu memiliki kadar kepekaan yang tinggi. “Kak Elsa!” teriak anak itu dan berlari menghampiri Elsa.
“Kamu sama siapa ke sini?” tanya Elsa lembut sambil mengelus kepala Gura.
“Sama Mama.” sahut Gura.
“Mama kamu mana?” tanya Elsa.
“Itu.” Gura menunjuk seorang wanita yang sedang membeli es krim.
Elsa hanya mengangguk. Tak lama kemudian wanita itu menghampiri Elsa dengan satu cone es krim di tangannya.
“Elsa.” ucap Tante Lesta.
“Kenapa Tan?” ucap Elsa.
“Tante boleh minta tolong nggak?” tanya Tante Lesta dengan sedikit terburu-buru.
“Minta tolong apa tan?” tanya Elsa.
“Tolong jagain Gura ya. Tante ada keperluan mendadak.” ucap Tante Lesta.
“Oke Tan.” sahut Elsa.
Setelah mengucapkan terimakasih, Tante Lesta pergi meninggalkan Elsa dan Gura dengan terburu-buru.
“Lo beda banget ya kalok sama gue.” ucap Daniel.
“Beda?” tanya Elsa.
“Iya, sama orang lain lo ramah banget. Cobak sama gue, juteknya mintak ampun dah.” sahut Daniel dengan nada yang dilebih-lebihkan.
“Biasa aja sih.” sahut Elsa cuek dan kembali melanjutkan kegiatan awalnya sambil memperhatikan Gura.
“Dia siapa?” tanya Elsa.
“Danu, adik gue.” sahut Daniel yang diangguki oleh Elsa.
“Udah sore, gue pulang.” ucap Elsa kemudian bangkit dan mengajak Gura pulang.
“Mau gue anter?” Daniel menawarkan tumpangan pada Elsa yang ditolak oleh Elsa.
“Nggak usah.” sahut Elsa dan segera pergi.
***
“Gura, kakak mau beli martabak dulu ya. Kamu duduk disini, jangan kemana-mana.” ucap Elsa pada Gura.“Iya kak.” ucap Gura.
Elsa segera mendekat ke arah penjual martabak tersebut. Namun sebuah suara menginterupsinya.
“Elsa?”
***Holaaa aku update
Semoga suka ya
Jngan lupa vote dan komen biar tambah semangat nihh
See you❤
KAMU SEDANG MEMBACA
IRIDESCENT
Short StoryDaniel Valerio Alderic dan Elsa Defandra Aileen. Kisah sepasang anak muda yang terus mengalir bagaikan air, menyejukkan layaknya angin, dan mengguncang emosi. Bagiku kau adalah cahaya yang memancarkan warna pelangi yang membuat hidupku penuh dengan...