“Elsaaaaaaa.” teriak Daniel ketika memasuki kelas Elsa saat bel istrirahat baru saja berdering.
“Lo kira ini rumah lo apa?!” sungut Alexa sambil berkacak pinggang.
“Sewot a’e lo.” sahut Daniel acuh.
“Sa kantin yuk. Laper nih, sekalian ada yang mau aku kenalin sama kamu.” ucap Daniel bersemangat.
Elsa hanya meliriknya sekilas.
“Ayolah Sa, gue pengen ke kantin bareng lo nih.” ajak Daniel dengan memaksa.
Elsa menoleh kepada teman-temannya. Temannya pun mengangguk.
“Yaudah.” sahut Elsa kemudian pergi bersama teman-temannya meninggalkan Daniel yang masih melompat kegirangan
“Tunggu Sa-yang.” ucap Daniel setelah menyadari kalau Elsa sudah jauh di depan sana. Ia hanya terkekeh kecil.
Dengan cepat Daniel berlari menyusul Elsa dan teman-temannya. Daniel mengamit tangan Elsa.
“Lepasin.” ucap Elsa datar.
“Biarin aja gini.” ucap Daniel santai.
“Udahlah Sa biarin aja. Kasian tu anak kurbel banget kayaknya.” ucap Ilona sambil terkekeh.
“Enak aja bilang gue kurbel. Gue gampar juga tuh mulut.” cecar Daniel tak terima.
“Diem.” ucap Elsa datar dan membiarkan Daniel mengamit jari-jarinya.
Daniel berdiri di pintu kantin. Matanya menjelajah mencari keberadaan teman-temannya.
“GARA WOY!” teriak Daniel dengan sangat keras hingga mengundang perhatian seluruh pengunjung kantin. Menyadari kesalahannya, Daniel memutar kepalanya menoleh ke arah Elsa yang kini tengah melotot kesal. Sedangkan Daniel hanya nyengir.
“Woy kuda, sini lo.” sahut Gara dari kejauhan.
“Yuk.” ajak Daniel sambil mengeratkan pegangannya.
“Kalian cari tempat lain aja.” itu suara Daniel yang menyuruh teman-teman Elsa untuk mencari tempat lain.
“Nggak. Mereka ikut, atau gue balik.” ancam Elsa dengan tajam.
Daniel hanya memandang tajam teman-teman Elsa. “Yaudah iya, mereka ikut. Yuk.” Daniel berjalan ke arah meja yang sudah dipenuhi oleh teman-temannya itu.
“Duduk Sa.” ucap Daniel mempersilahkan Elsa duduk di sebelahnya. Elsa hanya mengangguk dan duduk diam di sebelah Daniel.
“Kok bertiga doang lo. Yang lain mana?” tanya Daniel kepada Gara, Rey dan Rangga.
“Mereka lagi jemuran.” sahut Rey sambil menyedot minumannya.
“Semua?” tanya Daniel memastikan.
“Yoi.” sahut Rey.
“Pesen apa?” tanya Elsa kepada teman-temannya dan mengabaikan Daniel.
“Kayak biasa aja.” sahut Alexa. Elsa mengangguk dan bangkit untuk memesan makanan.
“Na, lo ikut gue.” ucap Elsa pada Ilona.
“Sa, sama gue aja ya?” ucap Daniel manja.
“Nggak.” sahut Elsa kemudian pergi bersama Ilona.
“Sabar Niel, doi kaku kayak gitu emang harus dilemesin.” ucap Rangga.
“Ambigu njir.” sahut Gara yang membuat Daniel tertawa.
“Jess, jalan yuk?” ajak Rey tiba-tiba.
“Hah?” sahut Jessie spontan karena Rey ngomong tanpa prolog.
“Jalan.” sahut Rey lagi sambil tersenyum.
“Jangan mau sama Rey, Jess. Ntar lo ditinggal di pinggir jalan kayak si Luna lagi.” sahut Daniel yang membuat Rey meninju lengan sahabatnya yang sangat menjengkelkan itu.
“Awas lo Niel.” ucap Rey marah yang malah membuat Daniel tertawa.
“Hay, gue dateng lagi nih.”
Daniel membalikkan badannya dan menemukan sahabat-sahabatnya datang dengan pakaian yang basah.
“Nyebur dimana lo?” tanya Rangga.
“Gue tadi tenggelem di hatinya Jessie.” sahut Nathan.
“Jessie siapa nih?” tanya Rey dengan nada yang sedikit ketus.
“Santai dong, gue mah nggak doyan sama doi.” sahut Nathan sambil menunjuk Jessie yang kini menoleh ke arahnya.
“Santai dong Rey, Nathan nggak bakalan ngambil gebetan lo kok.” sahut Vino sambil terkekeh.
“Maksud gue Jessica, Rey.” sahut Nathan.
“Kirain lo mau nikung gue.” ucap Rey.
“Ngapain nyebut nama gue?” tanya Jessie yang sudah kebingungan sejak tadi.
“Jangan di dengerin Jess.” sahut Rey sambil tersenyum.
“Gue mau kenalin seseorang yang spesial sama lo Yon. Tunggu ya.” ucap Daniel kepada Deon.
“Siapa?” tanya Deon sambil mengernyitkan keningnya.
Bertepatan saat itu, Ilona dan Elsa datang sambil membawa 2 nampan yang berisi minuman dan makanan.
“Nih.” ucap Elsa sambil meletakkan nampannya di depan Jessie dan Alexa.
“Nah pas banget. Deon, ini Elsa.” ucap Daniel memperkenalkan Elsa kepada Deon.
Mata mereka bertemu selama beberapa detik. Deon hanya tersenyum tipis menanggapi wajah datar Elsa.
Sedangkan Elsa, ia hanya mengumpat dalam hati. “Apa dunia sesempit ini?” batinnya.
“Gue pindah.” ucap Elsa datar dan mencari tempat duduk bersama teman-temannya.
“Disini aja Sa.” ucap Daniel berusaha menahan Elsa.
“Sempit.” ucap Elsa kemudian meninggalkan Daniel.
Deon.
Ia hanya merutuk dalam hati. Sebegitu besarnya kesalahannya dulu hingga merubah seorang gadis yang sangat manis menjadi gadis yang sangat kejam dan tak tersentuh seperti ini?
Memang benar kata orang. Sekali dipetik, bunga itu tak akan mekar lagi seperti dulu.
***Heyy, aku kambekk
Lagi sibuk mikirin proyek baru, makanya baru apdet
Jangan lupa bintangnya yaa
Thank you❤
KAMU SEDANG MEMBACA
IRIDESCENT
ContoDaniel Valerio Alderic dan Elsa Defandra Aileen. Kisah sepasang anak muda yang terus mengalir bagaikan air, menyejukkan layaknya angin, dan mengguncang emosi. Bagiku kau adalah cahaya yang memancarkan warna pelangi yang membuat hidupku penuh dengan...