1••SENIN

57 6 0
                                    

PART 1
Perjuanganku tak akan berhenti sampai kau menyadari seberapa banyak keringat yang mengalir di pelipisku
🌈


***
Hari ini adalah hari Senin. Hari yang tak berdosa namun dibenci oleh kebanyakan siswa. Elsa pun sama, sama-sama membenci hari Senin. Sialnya, hari ini ia bangun terlambat dan bahkan tak sempat sarapan.

"Elsa, kamu bawa bekal ya. Kamu makan di mobil." pesan Maudy- Mamanya Elsa.

"Elsa udah kesiangan Ma. Nanti aja Elsa makan di kantin." ucap Elsa yang sudah terburu-buru menggunakan sepatu.

"Udah ya Ma, Elsa berangkat. Daa Ma." Elsa berlari secepat mungkin keluar rumah. Bahkan Maudy belum sempat membalas salamnya.

Dengan kecepatan yang bisa dibilang di atas rata-rata, Pak Uno-sopir keluarga Elsa, memacu mobilnya agar Elsa bisa dengan cepat sampai ke sekolah. Elsa sudah sering seperti ini. Ibaratkan sudah seperti sarapannya setiap hari.

Sesampainya di gerbang sekolah, Elsa langsung berlari ke dalam sekolah. Tidak peduli tatapan orang-orang yang menatapnya aneh. Yang penting saat ini ia bebas dari hukuman Pak Wildan dan Miss Claire selaku guru BK.

Dengan kecepatan penuh, Elsa berlari menuju kelasnya, 11 IPA 2 untuk menaruh tas nya. Jessie, Alexa dan Ilona hanya geleng-geleng kepala melihat kebiasaan Elsa yang datang 2 menit sebelum gerbang tertutup dan upacara dimulai.

"Capek?" tanya Ilona.

"Banget." sahut Elsa singkat.

"Buruan elah, upacara mau mulai!" teriak Alexa dan Jessie yang sudah menunggu Ilona dan Elsa di luar kelas.

"Ayok." ajak Ilona yang diangguki oleh Elsa kemudian berjalan menuju lapangan.

Cuaca hari ini terasa sangat panas, padahal masih pagi. Kepala Elsa terasa pusing dan berat. Namun sekuat tenaga ia berusaha menopang tubuhnya yang mulai goyah. Ilona yang menyadari wajah Elsa yang pucat pun mengajak Elsa untuk pergi ke UKS.

"Sa, UKS aja yuk?" ajak Ilona dengan lembut.

Dengan gelengan kepala Elsa menolak ajakan Ilona. Ilona hanya manggut-manggut.

10 menit kemudian...

Brukk!

Tubuh Elsa sudah tidak bisa ditahan lagi. Elsa ambruk begitu saja. Pandangan Elsa menggelap dan hilang. Untungnya dengan cekatan seorang laki-laki mengangkat tubuh Elsa dan membawanya ke UKS.
***
Elsa mengerjap berkali-kali untuk menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya. Aroma obat-obatan mulai tercium dari indra penciumannya. Mata Elsa menjelajahi setiap sudut ruangan yang didominasi oleh warna putih. Otaknya berputar, berusaha mengingat-ingat kejadian sebelumnya.

Elsa tertegun. Ia pinsan? Benarkah? Lalu siapakah orang yang berbaik hati mau mengangkatnya kemari? Entahlah, Elsa tidak mau tau.

"Elsa." panggil seseorang dengan suara lembut.

Elsa menoleh ke sumber suara dan mendapati Ilona berdiri di ambang pintu sambil membawa sepiring nasi goreng dan segelas jus alpukat.

Ilona melangkahkan kakinya masuk. Ilona mendekat ke arah ranjang yang Elsa tempati. Ia meletakkan nasi dan jus nya di atas nakas.

"Sa, lo makan ya. Lo pasti belum sarapan kan?" ucap Ilona dengan lembut.

Elsa hanya mengangguk. "Gue nanya." ucap Elsa kemudian.

"Nanya apa?" tanya Ilona.

"Siapa yang bawa gue?" tanya Elsa.

Ilona mengerjap. "Ee, Reno yang bawa lo." sahut Ilona dengan gugup. Reno adalah ketua kelas 11 IPA 2.

Elsa hanya manggut-manggut.

"Makan gih, lo istirahat aja dulu. Jangan masuk dulu." ucap Ilona. Elsa hanya mengangguk.

"Thanks." ucap Elsa yang diangguki oleh Ilona.

"Gue pergi ya." pamit Ilona yang lagi-lagi hanya diangguki oleh Elsa. Ilona kemudian keluar dengan perasaan lega. Sedangkan Elsa mulai melahap nasi gorengnya hingga habis. Namun gerak-geriknya tak lepas dari pandangan seorang laki-laki yang kini tersenyum.
***

Hayolohhhhh
Aku coming!!
Maaf yaa lama banget update nya
Mau pemantapan and sibuk buat nyari sekolah
Yaa pokoknya maap daahh
Semoga suka yaa sama cerita aku
Jngan lupa coment dan bintangnya biar aku semangat ngetiknya:)❤
See ya❤

IRIDESCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang