ponsel dirogoh
layar ditekan
berucap halo
namun dimatikanlayar ditekan lagi
nafas memburu hati
tak sabar menanti
mengapa tak ada yang pedulisahabatnya berseru ada apa
ia lalu berkata,
"Jemput saya.""Di mana?
Kamu kenapa?""Di hutan."
obrolan tak dilanjutkan
meletakkan ponsel di batu permukaan
berbalik,
menuju lampu yang mengusiksampai di lampu tiang
di ujung jalanan
jauh dari pepohonan
tubuhnya diamseribu sekon sesudahnya
muncul sebuah van di persimpangan
dua puluh kaki jauhnyatubuh gemetar
sukma seakan terlontar
pikiran tak tenang
sudah dibilang,bahwa ia takut pada orang
secepat belis
ia angkat kaki
lalu menangis
lalu ke hutan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
membaur dalam wana
Poetryseolah hidup di dalam gelap ia selalu ingin lenyap sekali itu saja ijinkan ia hilang. 2019