2. Ragu

12 2 0
                                    

  "Cuma ngeliatin gitu doang mah gabakal bikin Lo menang," Ceplos Nuka.

Seketika Lisa yang sedang memandang poster kegiatan lomba puisi didepannya menghela nafas. "Sebenernya gue pengen banget ikut, tapi gatau kenapa nanti ujung-ujungnya gaikut."

"Itu karena Lo males," Ucap Nuka sembari menepuk kepala Lisa. "Lagian kata gue juga Lo itu emang nyali cacing, kali kali Lo harus punya nyali kayak singa."

"Ngomong ape lu," Lisa memasang wajah polos. "Heh, orang gue kasih tau. Gue kasih nasehat, dibilang ngomong apaan. Dasar human," Nuka melenggang pergi.

Lisa memandang Nuka yang pergi dengan santainya menuju kelas. Mungkin.

'apa kali ini gue ikut aja ya, nasehat si onta boleh juga sih. Gue jadi little little punya motivasi buat melangkah'

Lisa menggangguk.

Ia mengetikkan sesuatu dilayar ponselnya. Dan menekan tombol 'Call'

"Hallo.."

***

15 menit yang lalu bel pulang sudah berdering. Dan sudah 15 menit Nuka dan Lisa berjalan menuju komplek rumah mereka.

"Lu beli motor Napa, cape gue jalan Mulu tiap hari," Ceplos Lisa sambil meminum es teh nya. "Jalan lebih sehat," Ucap Nuka.

Lisa mendelik. "Apa? Lagian jarak dari rumah kesekolah juga ga jauh-jauh amat sa," Ujar Nuka.

"Naik sepeda gitu.. sesekali" Tawar Lisa. "Halah, naik sepeda nya aja lu udh jatoh duluan. Belum digowes itu tuh sa," Tawa Nuka.

"Kan ada Lo yang boncengan gue," Ujar Lisa. "Gak , capek. Lo itu berat," Nuka menahan tawanya yang akan meledak-ledak.

Kring kring
"Sore Neng Lisa, Den Nuka.. "

"Sore pakde.." Ujar keduanya. "Tuh kaya pakde Ujo pake sepeda kemana-mana," Ujar Lisa yang sedang membuka gerbang rumahnya.

"Banyak maunya emang," Ujar Nuka. "Biarin, Wlee," Lisa berlari meninggalkan Nuka sembari melambaikan tangan. Nuka hanya menggeleng dan melenggang pergi kerumahnya.

Lisa membuka pintu rumah. "Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam," Jawab Mama Lisa, Wendy. "Mama mama, Abang Deno kemana? Udh mama titipin ke panti?" Ujar Lisa.

"Udah, katanya dia usaha ngamen dilampu merah," Ujar Wendy sembari tertawa menepuk pundak Lisa.

"Heh heh heh, gak emak gak anak. Samaaaa aja gibahin Abang Deno yang gans ini," Ujar Deni dengan PD nya.

"Cuih," Ujar Wendy dan Lisa bersamaan. "Yaallah mah, Deno ini anakmu, anak kandungmuu. Teganya dikau ibunda," Rengek Deno.

"Siapa ya?" Ujar Wendy. Sedetik kemudian semuanya tertawa.

"Sa ae mah," Ujar Lisa sembari memegang perutnya yang kram karena terlalu banyak tertawa.

"Kukutuk kau jadi pinter dek dek. Mimpi apa gue semalem punya adek modelnya kek begini," Ujar Demo sembari menepuk jidatnya.

"Udah udah, tuh pada makan sana. Bully bang Deno nya besok lagi," Ujar Wendy . "Astagfirullah, macam anak tiri aku ini," Ujar Deno.

"Hahahaaa," Lisa tertawa.

ElectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang