4. Amir

13 0 0
                                    

Pagi-pagi sekali Oci, teman sebangku Lisa. Menghampirinya dan bercerita dengan semangat yang membara.

"Sa! Sa! Lo tau ga si Amir anak kelas 11 IPA sebelah." Tanya Oci. "Gak tau, kenapa emang?"Jawab Lisa.

Lisa yang masih mengantuk, memaksakan dirinya mendengarkan penuh ocehan Oci dipagi hari yang sungguh luar biasa ini.

"Nih nih ya, dia tuh akhir-akhir ini kelakuan nya aneh. Eh maksud gue kan dia emang dari dulu aneh, tapi kali ini benar-benar aneh." Ujar Oci. "Anehnya kenapa dulu." Tanya Lisa penasaran.

"Masa si Amir itu ternak ayam dirooftop sekolah. Kan kasian kalo ayamnya kabur terus terbang bebas kebawah." Ujar Oci. Lisa memandangnya takjub. "Serius Lo si Amir kayak begitu."

Oci mengangguk , "Dua rius saa."

Tak lama Nuka masuk kedalam kelas sembari membawa keresek. "Bawa apaan tuh bang." Tanya Lisa.

"Bang bang , emang gue abang-abang tukang bakso." Cerocos Nuka. Lisa dengan penasaran merebut kresek ditangan Nuka. "Wedee, jeruk nih. Baik banget dah lu Ama gue."

Nuka kembali merebut kresek nya,"Apaan ini semuanya nya buat gue." Ujar Nuka. Lisa mencebik.

"Lo berdua berantem Mulu, bosen gue liatnya." Ujar Oci. "Dih siapa Lo." Ujar Nuka sembari membawa kresek berisi jeruk itu ke mejanya.

Oci menatap Nuka yang sedang memakan buah jeruk dengan rakusnya, "Dasar! Budak Bagong!" Ujar Oci.

"Bedegong Ci, bukan Bagong." Ujar Lisa. "Eh iya-iya. Maksudnya itu."

----

"Ci, siapa orang aneh yang Lo ceritain tadi pagi tuh?" Tanya Lisa. Oci mengernyit, "Si Amir. Kenapa?"

"Orangnya yang itu bukan? Yang lagi nyender dipojok mangga pake kacamata item terus mukanya songong." Ujar Lisa. Sontak Oci menengok arah jari telunjuk Lisa. "Kok Lo tau"

"Keliatan sih, dari covernya juga udah aneh."

Oci mengiyakan perkataan Lisa sembari memakan batagor kuahnya. Lisa hanya bisa memandang Oci karena pesanannya belum datang. Ia agak sedikit aneh hari ini, pasalnya Nuka tidak menemani Lisa seperti biasa. "Oh iya, baru inget gue. Btw Si Nuka mana? Tumben ga bareng." Tanya Oci.

"Bilangnya sih ada kumpulan gitu sama eskulnya." Jawab Lisa.

"Band?" Lisa menggangguk. "Gak pernah tampil juga , sok-sok an banyak kumpulan." Ujar Oci. Lisa hanya terkekeh. "Banyak gaya emang."

"Hai.."

Lisa dan oci menengok kesumber suara, "Gue boleh ikut duduk?"

***

Lisa dan Nuka berjalan menuju rumah sambil menjilat es krim mereka masing-masing. Selepas bel istirahat siang, Nuka tidak masuk kekelas karena urusan band nya itu. Dan justru ia masuk pada saat pelajaran terakhir.

"Kemana aja Lo? Tadi gue ga sempet nanya." Tanya Lisa. "Kumpulan band."

"Emangnya bakal ada acara apaan, tumbenan band kumpul . Lama banget lagi." Ujar Lisa. "Dasar Human emang kepo ya." Ujar Nuka.

Lisa mencebik. "Cuma ngomong soal perekrutan anggota baru sih. Sama ada rencana bikin lagu gitu." Ujar Nuka.

Mata Lisa membulat, "Wedee seriuss!?"

"Gak ada model video klip." Jawab Nuka.

Pundak Lisa beringsut, "Baru mau nanyain." "Terus udah ketemu anggota barunya?" Tanya Lisa. Nuka menggangguk. "Berapa orang?" Nuka mengangkat 3 jari tangannya. "Siapa aja?"

"Ada Marcell, Nino sama Amir." Jawab Nuka.

Seketika Lisa berhenti menjilati es krimnya . "Amir!??"

"Iya Amir.. kenapa emang?" Tanya Nuka. Tapi Lisa hanya tertawa. "Lo tahu gak, Amir itu melihara ayam dirooftop sekolah."

"Iya gue tahu." Jawab Nuka. "Terus kenapa lo milih dia?"

"Jangan ngeremehin orang cuma gara gara cover dia aneh bin ajaib gitu, tapi dia jago main drum loh. Makanya di Acc buat masuk band." Ujar Nuka sembari menepuk puncak kepala Lisa.

Lisa mengerucutkan bibirnya. "Iya deh maaf."

"Oh iya, btw. Lomba puisi itu bukannya tanggal 25. Lo lolos seleksi kan?" Tanya Nuka. Lisa mengangguk. "Iya makanya besok pulang sekolah disuruh latihan sama Bu Imma." 

"Jadi besok gapulang bareng?" Tanya Nuka. "Temenin Lisa sampe pulang."

"Maaf Gadenger, mata gue ketutup."

ElectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang