Hari ini Hari Sabtu, dan ya. Lisa sedari pagi-pagi buta sudah bolak-balik ruang tamu, membereskan rumah. Saat ini ia sedang memberi makan ikan-ikan koi peliharaannya dikolam taman belakang.
"Koi nya udah beranak neng?" Tanya Deno. "Sialan emang." Ujar Lisa penuh kebencian. Deno duduk diayunan memandangi Lisa yang sedang asik memberi makan Ikan. "Gue seringkali bertanya sama diri gue sendiri, sejak kapan ada ikan koi sebanyak ini dikolam. Padahal dulu cuma ada sepuluh." Ujar Deno.
Lisa tidak menyahut.
"Yhaa, ngomong sama pohon. Hai pohon apa kabar." Deno mengelus-elus batang pohon disisinya.
Lisa terkekeh, "Dasar human 2019."
"Gak kuliah lu?" Tanya Lisa. "Nanti jam 9.""Sa, Abang mau nanya deh. Lo kalo udah gede mau jadi apaan?" Tanya Deno. Lisa bertopang dagu, matanya melihat keatas, tanda sedang berpikir.
"Gue pengen ngelakuin banyak hal sih."
"Gue, masih bener-bener bingung. Jujur aja, gue masih gatau bakal kerja apaan nanti. Dari sekarang gue udah nyari-nyari lowongan gitu. Tapi gak ada yang Acc. Semenjak papa pergi, gue berasa harus jagain Lo sama mama karena gue satu-satunya anak laki-laki. Gue harus jadi tulang punggung sa." Ujar Deno.
Lisa memandang kakaknya prihatin, tak disangka dibalik sosoknya yang humoris, ia punya rasa tanggung jawab yang besar.
Lisa menghampiri Deno dan menepuk pundaknya, "Apapun yang Lo usahain, gue dukung asal itu jalan yang bener. Terus usaha ya bang, Lisa yakin Abang pasti dapat pekerjaan. Semangat bang Denoooo ku sayang." Lisa memeluk Deno erat.
"Tumbenan ya Lo baik Ama gue." Ujar Deno sembari membalas pelukan Lisa. "Makasih sa." Bisik Deno.
***
Saat itu ketika Deno baru saja keluar pergi kuliah, suara ketukan didepan pintu rumah terdengar oleh Lisa.
"Iyaa iyaa bentar.."
Ceklek
Ya, didepannya Nuka. Sedang berdiri dengan tersenyum membawa satu buah kresek berlogo supermarket ditangan kirinya. "Ngapain lo?" Tanya Lisa."Niat gue baik bawain Lo cemilan," Ujar Nuka. Dengan tanpa permisi Nuka masuk kedalam rumah. "Tante Wendyy.. Assalamualaikum," Ujar Nuka.
"Ehh waalaikumsallam, ada Nuka. Apa kabar kamu?" Tanya mama Wendy. "Dimana-mana ngomong salam dulu baru nyebut nama orangnya," Sindir Lisa.
Nuka menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Hehe iya-iya, maaf Tante."
Mama Wendy tersenyum, "Iya gak apa-apa. Yaudah sana duduk, ngobrol sama Lisa. Mau minum apa?"
"Frappuccino Tante," Ujar Nuka.
"Kamu kira cafe" canda mama Wendy .Nuka hanya terkekeh pelan.
"Seadanya aja ya ka""Siap tantee"
Pandangan Nuka beralih ke seorang manusia dihadapannya, kini Lisa tengah menulis sesuatu dibuku hitamnya.
"Nulis apaan sih Lo?" Tanya Nuka, "Nulis amalan-amalan jahat lo."
"Astagfirullah, jahat banget emang ya."
"Kapan lomba puisi?" Nuka mengambil toples berisi wafer cokelat kesukaannya. "Hari Selasa"
"Gue datang jangan?" Lisa mendelik. "Gue gaminta Lo datang. Bukannya Lo ada pak Surya ya hari selasa, jangan jadiin alasan buat ngehindar." Lisa masih berkutat dengan buku nya.
"Gue cuma bilang, barangkali Lo mau gue temenin. Nanti kalo Lo pingsan siapa coba yang mau mau gotong?"
"Lo mau?"
"Ogahhhh", dengan sekejap Lisa menghantam wajah Nuka dengan bukunya. "Aww" Nuka meringis.
"Kayaknya seru banget, lagi ngobrolin apa kalian?" Mama Wendy datang dengan dua es jeruk dinampannya.
"Si Nuka mau nikah mah sama onta."
Ujar Lisa. Mama Wendy terkekeh."Enggak Tante bohongg, sumpah demi Allahh"
"Mama jadi inget masa SMA " mama Wendy terkekeh sembari pergi kembali kedapur.
"Ka", Ujar Lisa. "Hm"
"Kalau gue ga menang gimana?"
"Gak penting menang atau enggaknya, yang penting Lo ambil hikmahnya aja ya." Lisa tersenyum.Nuka berdiri dan menepuk pelan puncak kepala Lisa "Just be you, just be my Lisa."
--------
HAIII!!!! WELCOME BACK FOR MYSELF hehe. Jadi, semoga kalian suka. Dan mari lanjutkan ini sampai akhir!
KAMU SEDANG MEMBACA
Elected
Novela Juvenil"Aku ingin kamu tahu, tapi aku tidak mau jelaskan. Jadi, baca saja ceritanya. Mungkin kamu mau lebih mengerti aku." - Lisa.