Putri tiba dirumahnya sekitar jam 4 sore karna dia singgah terlebih dahulu ke toko buku untuk mencari novel yang baru terbit. Dan dia tak lupa mengabari abangnya kalau tidak dia akan kena marah nanti.
Dia pun membersihkan diri terlebih dahulu dan membaringkan tubuhnya pada sofa dekat dengan kasurnya dan menatap langit langit kamarnya.
Tak lama putri pun tak dapat menahan matanya yang sudah mengantuk karena sedari tadi menunggu abangnya.
•••
Ting tong ting tong
(Anggap Bel rumah)"Sebentar"
"Ehh tuan, silahkan masuk" Ucap mbo tuti yang sudah berada tepat didepan jo
"Putri mana mbo? " Tanya jo yang sudah duduk di ruang tamu
"Di kamar den"
"Oh iyya mbo, ehh mbo tolong ambilin minum. Saya ke kamar putri dulu"
" Iyya den" Mbo tuti pun meniggalkan jo dan menuju ke dapur untuk mengambil air.
Jo pun menuju kamar putri yang berada di lantai 2 berseblahan dengan kamarnya sedangkan kamar orang tuanya berada di lantai dasar beserta kamar mbo tuti dan pak bono.
Jo pun mengetuk pintu kamar putri.
"Hanya orang beriman yang bisa masuk"
Jo membaca tulisan yang menempel di depan pintu putri."Dasar bocah gagal tumbuh, masa masih nempel gituan hh" Batin Jo
Tok tok tok
Tak ada tanggapan dari si pemilik kamar
Tokk putri.. Putri..
"Iyyaa masuk dikunci ngak pintu"
"Haaaa bocah ngapa ya kok bahasanya di bolak balik" lirih jo, kemudian membuka pintu kamar putri Dan duduk di kasur menatap adiknya yang masih tiduran disofa.
"Putri bangun udah mau malam ni, Sana kamu mandi"
"Khemm"
"Ayoo putrii bangun, sekarang tidak pake lelet" Jo kemudian mencubit pipi cabi adiknya
"Uahhh.. Uahhh... Iyaa bang putri bangun"
Putri kemudian duduk berhadapan dengan abangnya"Yaa gitu, cepat mandi gue tunggu di bawah"ucap jo kemudian mengacak punjak rambut putri dan berlalu keluar kamar.
" Ahh abang"teriak putri
" Hahha cepat mandi" Teriak jo dari luar kamar diiringih dengan tawa yang tak bisa jo tahan
•••
Putri pun menuju kamar mandi yang letaknya memang berada pada kamarnya memang di rumah ini di lengkapi dengan kamar mandi dalam satu kamar.
Putri melalukan ritual mandinya selama 15 menit ditambah 5 menit untuk berpakaian
Dia mamakai celana pendek sepaha berwana Putih Dan baju kos berwarna pink. Sangat cantik bukan?Dia pun menuju lantai dasar untuk sarapan bersama jo.
"Bangg"
"Apa? " Melirik putri
"Makan" Putri senyum learn
"Duduk ya tinggal makan, susah amat luu"ucap jo yang sedang membaca surat kamar.
" Dari tadi gue juga makan kali bang, kalau makanan nya udah ada"menatap tajam jo
Jo melirik ke meja makan dan ternyata belum ada makanan "hehhe maaf gue ngak liat" Jo cengengesan tak jelas.
"Dasar"
"Udahhh ini makananya udah ada" Ucap mbo tuti dan menyimpan makan yang iya bawa Dari dapur
Mereka pun makan dengan dipenuhi dengan candaan yang garing banget. Setelah makan putri dan jo menuju ruang keluarga untuk menonton anime kesukaan abanya itu.
Putri meletakkan kepalanya pada paha jo dan menatap wajah abangnya yang tengah serius menonton anime
"Ganteng masa ditinggal pacar mulu"lirih putri tapi masih terdengar oleh jo"
"Gue denger loo"
"Bodo amat" Ucap putri dingin
"Bang tadi di sekolah putri kena marah sama pak junaidi karna gue ngak sengaja nabrak dia ee gue diomelin banyak banget omelanya basi lagi kaya makan kicking dan jugaa.. " Putri menghentikan ucapanya
"Apa gue kasih tau jo ya tentang lionil ,dia yang membuat jantung gue mau copot. apakah benar cinta ?, apa benar ini cinta?, apa cuma sebatas suka? Tauu aahh pusing gue" Batin putri
"Kok berhenti" Jo menatap adiknya
"Ituu anuu bang... "
Apakah putri akan memberi tahu Jo tentang perasaan yang ia pendam? Dan putri sendiri tak tau itu cinta atau sekedar kagum saja. Hmm penulis aja ngak tau. Hhhehee yaaa baca terus yaaa
Cerita masih ngaur guys ngak nyambung lagi hhahaa tapi jagan lupa vote+komen Yaa. Typo masih banyak guys
Maap updatenya lama🙏
Happy reading!!Uteee
KAMU SEDANG MEMBACA
P U T R I
General Fictionhumoris,tinggi badan ideal, putih, bisa dibilang sempurna.Tapi,sangat berbanding terbalik dengan kehidupannya! Jauh dari kata sempurna. Kini kepercayaannya tergantung dengan sikapnya. Kejadian yang nenimpanya bahkan tidak pernah terlintas sedikitpun...